Maljum huyuuu!!!
Ada yang lupa nih lapak? Udah berdebu banget:)
Yang lupa lapak ini kebelakang dulu ya cari judul yang sama. Ahihihi ...
Yok, bisa yok, ngasih vote, komen dan beritahu typonya!
Reading guys!!!
Di taman samping rumahnya, Felly memaksa Al untuk berdiri dan memutar tubuh Al memastikan sesuatu. Tak lama kemudian, ia mengetuk dagu dengan telunjuk.
"Lo kok gak gendutan sih?"
Lelaki itu heran. "Lah?"
"Sel telur gue belum buat lo hamil, Al?
Al membulatkan mata terkejut. " Lo bego apa gimana?! Yang bakalan hamil itu lo bukan gue!"
"Masa sih?" Felly memasang wajah polos. Al tersenyum lebar ingin mencakar wajah Felly.
"Kita harus naena lagi. Lo tau gak?! Yang bakalan nikah sama gue itu tuaaaa. Astaga, udah bau tanah gitu masih aja mau sama daun muda."
"Bentar. Tua?" tanya Al penuh penasaran.
"Iyaaa! Lo tau kakek Alam? Opa-opa yang gue tolong waktu di Bandung tahun kemarin."
Al mengangguk paham. "Lo pernah bilang itu ke gue. Ya, terus?"
"Heh! Gue beneran gregetan sama lo. Dia orang yang dijodohin sama gue, Al. Ribet banget sih ngomong sama lo!"
Tak ada yang membuka suara. Keduanya kemudian duduk di rumput menikmati langit sore yang perlahan mendung.
"Kenapa sih harus ada jodoh-jodohan. Kalo yang dijodohin itu ganteng gak masalah. Ini udah tua, keriput lagi!" keluh Felly menyandarkan kepala di pohon sampingnya.
"Lo liat sendiri?"
"Apanya?"
"Perlangsungan perjodohan lo."
"Nggak," jawab Felly lempeng. "Gue kabur pas liat tuh aki-aki. Gue agak heran sih, kok bonyoknya muda trus anaknya tuir," bibir Felly monyong kesamping. "Sel kulit matinya ketuker kali ya, Al."
Orang yang diajak ngomong malah menatap Felly aneh. Bibirnya semula hendak bicara namun segera ia katup kembali. Al lebih memilih mendengarkan ucapan Felly.
"Al."
"Hm."
"Al."
"Hm."
"Alll."
"Apa Felly."
"Sewa hotel kuy. Kita buat sel Zigot di perut lo."
Al tersenyum miris. "Biologi lo ngalahin anak SMP, Fel."
***
Malam ini hujan baru saja berhenti. Felly merapatkan jaket rajut yang dikenakannya mengusir hawa dingin yang menusuknya. Felly berjalan gontai menuju warung nasi. Sebenarnya di rumahnya tidak kekurangan nasi beserta lauk, hanya saja ia kepingin makan diluar sembari menghirup aroma segar selesai hujan.
Felly berjalan menuju etalase yang berisi lauk. "Buk, pesen nasi. Lauknya ..." Felly mengelus dagu dengan dahi berkerut.
"Lauknya itu, itu, itu, nah itutu, trus itu juga. Sambel nya dibuanyakin, " tunjuknya disertai cengiran lebar.
Pemilik warung hanya tertawa pelan melihat pembelinya ini. "Tunggu sekejap, upik," ucap pemilik warung yang dibalas dua jempol Felly.
Wanita itu mencari tempat duduk yang disampingnya ada seseorang yang begitu familiar baginya. Orang itu sempat menoleh namun tak menyapanya membuat Felly terheran. Felly pun ingin memastikan sesuatu lalu membuka ponselnya dan mencari kontak seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
RomanceYang penasaran langsung cus! Tanpa deskripsi. Tidak semua cerita berisi 1821 tapi bocil please jangan baca!!