Tuan muda 3

39.9K 1.3K 230
                                    

Entah nyambung atau nggak, yang penting Tata publish🙃

Komen dan vote nya diperlukan!

Buat pembaca yang belum vote dan komen di part yang lalu, yuk mundur pelan-pelan kasih apresiasi buat Tata!

Kalau kalian merasa ada TYPO, kasih tau Tata, ya!

Reading📖





Sore ini, pemandangan taman kota merupakan hal yang paling menyenangkan untuk Nanda. Apalagi ditemani dua pangeran yang begitu tampan. Nikmat apalagi yang tak Nanda dapatkan sekarang.

"Nda, lo tau dimana toilet?" tanya Jake memegang anu-nya. Reygan menyipitkan mata melihat reaksi Nanda.

"Aden liat seberang sana," tunjuk Nanda yang diikuti pandangan dua tuan muda. "Samping SPBU itu toilet umum."

Jake berlari memegang itu-nya, hajatnya benar-benar sudah di ujung. Sambil mengangkat tangan menyetop kendaraan yang melaju, Jake akhirnya sampai ketempat tujuan, toilet umum.

Sepeninggal Jake, Reygan dan Nanda yang masih duduk di rerumputan pun diam. Tak ada yang memecah keheningan itu sampai sebuah sendal melayang jatuh di depan Nanda.

"Ini punya siapa?" Bingungnya, Nanda menolehkan kepala ke kiri dan kanan mencari pemilik sendal. Hingga pandangannya tertuju pada dua orang yang berdebat.

"Ayo, den. Liat kesana." Tanpa mendengar seruan Reygan, Nanda menarik lengan Reygan yang berdecak menuju pertikaian yang seperti sepasang kekasih itu.

"-Lo anjing!"

"iya, kucing!"

"Pokoknya lo monyet!"

"Iya, kamu Dora atau nggak swipernya."

"Balikin harta aku!"

"Lah, kan kamu sendiri yang lemparnya."

"Cariin pokoknya atau kita putus!"

"Emang mau putus?"

"Mau! Tapi kalo dibeliin telung gak jadi putusnya."

"Hartanya gak dicari?"

"Permisi, sendal kamu tadi terlempar didekat saya, ini." ujar Nanda memberikan sendal pada dua orang yang langsung diam. Tiba-tiba saja, si cewek itu memeluk Nanda erat.

"Makasih kak, udah nemuin sendal aku. Yuk yang, beliin aku telung!"

Setelah memakai sendalnya, si perempuan tanpa terjadi apa-apa menautkan jemari dengan sang kekasih lalu pergi begitu riangnya, meninggalkan Nanda yang heran dan Reygan yang tak begitu faham.

"Apa aden pernah bertengkar dengan den Jek?"

Reygan menaikkan satu alis, "ngapain lo nanya gitu?"

"Pengen tau aja."

Reygan menghela nafas. "Sebagai pria gue sering berantem sama Jake, but sepasang kekasih tidak pernah!"

"Why?"

Reygan mengendikkan bahu. "Karna apa yang bakal di ributkan. Selagi batang puas, gak masalah."

Nanda diam. Apakah ia harus mengatakan permintaan tuan besar pada tuan muda?

"Aden." Reygan menatap intens, makin membuat Nanda kepanasan. "K-kan, itunya aden masuk l-lubang belakang." Hayya! Nanda gugup setengah mati.

"Yang did-depan nganggur dong." Tolong Nanda, bukan itu maksudnya.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang