Hi, bro!
⚠warning⚠
Vote, comment, and typo bray!Part ini akan mengundang mantan mantenan, huahahaha!!!
Sepuluh hari sudah usia pernikahan Ceysa dan Beni. Perlahan, pasangan suami istri itu sudah mulai akrab meski belum seperti lalu.
Ting.
Microwave berbunyi menandakan kue telah matang. Ceysa memakai sarung tangan kemudian bergegas membuka pintu oven mengambil kue berwarna cokelat itu. Ia tersenyum puas melihat kepulan asap berasal dari kue tersebut.
"Ngapain lo?"
Tangan bersarung itu reflek menjatuhkan loyang yang untung saja mendarat di meja. Ceysa mengelus dada berbalik. Saat tatapan disertai seringaian orang itu terlihat dengan cepat Ceysa menunduk.
"Gue nanya, lo ngapain?"
Ingin sekali ceysa menjawab, mata lo gak liat gue lagi buat kue. Buta lo! tapi ia mana berani. Lagipula Ia tak ingin membuat ulah dengan Bella, jadinya hanya jawaban lirih yang keluar.
"B-buat kue. Kak Bella mau?"
"Siapin lah! Lo nyuruh gue makan dengan loyangnya, ha?!"
Wajah Ceysa memucat. Ia melepas sarung dan menyiapkan kue tersebut, sesekali matanya melirik Bella yang menyeringai lebar.
"Lo nyaman tinggal disini?"
Tidak harusnya Ceysa menjawab begitu, tapi ia mana berani. "I-iya, kak."
Terdengar helaan nafas. Ceysa menahan nafas saat tangan Bella terjulur mengambil kue didepannya. Belum lagi tatapan mengintimidasi itu semakin membuatnya mati kutu.
"Gue tau lo gak nyaman. Dah, lah gue pamit. Jagain Beni sama papa Bedu." Bella mengacak rambut Ceysa. Wanita muda itu menatap Bella, wajah gadis sangar itu agak berbeda.
"Kak Bella sakit?"
Tangan Ceysa ingin menempel di kening namun di tangkis Bella. "Gue gak sakit, cuma rada-rada pusing. Hm ... gue pergi. Jangan lupa bilang ke bajingan itu buat jagain papa. Lo juga jangan benci gue, gue emang nyebelin tapi ntar lo pasti kangen gue."
Ceysa makin tak mengerti sama Bella. Raut yang agak takut tadi kini memancarkan kekhawatiran akan ucapan Bella. Tangan Bella kembali mencomot kue dan tersenyum, bukan menyeringai seperti biasanya.
"Muka lo jangan aneh gitu, njing! Gue mau ke makam mama. Btw, kalo nanti gue balik jangan lupa sisain atau buatin nih kue lagi. Enak."
Hanya anggukan yang diberikan Ceysa. Dipandangnya punggung Bella yang kian menjauh. Ceysa kembali menata kue sebelum teriakan Bella membuatnya keheranan disertai hawa panas menjalari pipinya.
"KEY, GUE PENGEN NANTI ADA DUA CEBONG NGELILINGI GUE!"
"Kak Bella aneh," lirihnya malu-malu.
***
Sore menjelang senja, rumah yang ditempati Ceysa ini terdengar riuh. Sahabat tidak berakhlaknya datang berkunjung. Siapa lagi kalau bukan Zenna dan Rhay. Sedangkan Ranesha, ia tidak ikut karna mengunjungi sang nenek. Sebenarnya Rhay ingin menemani Ranesha, namun gadis itu melarang keras.
Di atas meja terdapat beberapa toples berisi keripik dan dua piring berisi kue. Tiga gelas air putih dan 5 kaleng minuman bersoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
RomanceYang penasaran langsung cus! Tanpa deskripsi. Tidak semua cerita berisi 1821 tapi bocil please jangan baca!!