Woy zomblo!
Met malem minggu(:Pasrah.
Luci hanya bisa memejamkan mata tatkala Saga masuk ke kamar dengan seringai khasnya. Menatap tubuh polos Luci rendah. Luci tahu, tak lama lagi akan keluar ucapan melecehkan dari bibir Saga.
"Perek!!!"
Lelaki yang masih berseragam sekolah itu nampak senang. Ia berjalan gontai mengambil kacamata dinakas dan memasangkan untuk Luci. Wajah idaman siswi Harapan itu mendekati wajah Luci, meneliti nya.
"Gue pengen ngentotin lo, boleh? Sumpah gue horny berat liat Gizelle di kontolin cowok-cowok, bangsat!" pinta Saga tersenyum manis.
Wajah Luci memucat, air mata membasahi pipi. Saga menghapus air mata itu, menatap sendu wajah takut Luci.
"Ternyata gue salah udah nuduh lo. Gue baru tau kalo lo juga mau di singkirkan Gizellanjing itu!" Tatapan sendu menerawang. "Bodohnya lagi gue baru tau kalo ternyata pantek Rafe tau itu cuma rekaman rekayasa dan bajingan itu diam biar bisa ngontolin lo gratis!"
"Coba gue gak pasang perekam di jepit rambut, seumur hidup gue gak bakalan tau semuanya!"
Luci terdiam ketakutan, apalagi saat sorot sendu Saga berubah tajam menatapnya. "Anak haram kayak dia gak pantes hidup! Yakan, Njing?!"
Dengan bergetar, Luci melindungi perut besarnya. Saga yang melihat itu terkekeh, merasa lucu dengan kewaspadaan Luci.
"Lo mau liat Gizellanjing di gangbang gak? Kayaknya masih main tuh jalang sama orang sewaan gue." Saga merogoh saku mengambil ponsel lalu menghubungi salah satu orangnya.
"H-halo bos ughh."
"Gue mau liat tuh lonte."
"Baik hngh bosh."
Panggilan berubah menjadi video. Saga menyeringai sementara Luci menggigit bibir bawah menangis saat melihat Gizelle yang dikeroyok sekitar 6 orang. Suara desahan dan teriak kesakitan menggema. Nampak jelas jika perempuan itu dipaksa berhubungan terbukti dari tubuh lebam bekas cambukan dan pria itu nge-zoom area kewanitaan yang berdarah. Saga mematikan video call nya menyeringai.
"Menurut lo masih kurang gak pelajaran gue?"
"Lo mau tau nasib Rafe?"
"WOY ANJING BAWA TU BANGSAT KESINI!!"
Pintu kamar terbuka menampakkan Rafe yang dirantai telanjang penuh lebam diseret dua pria berjas. Saga menggeram tahu salah satu dari mereka tak sengaja melirik tubuh telanjang Luci.
"JAGA MATA LO ATAU GUE CONGKEL!"
Dua pria berjas itu menunduk. Setelah mengundurkan diri sopan, keduanya meninggalkan Rafe yang mengenaskan dilantai. Dengan mata berkilat amarah, Saga berjalan menuju Rafe, menendang kemaluan Rafe tanpa perasaan.
"AKHHH."
Jeritan Rafe sungguh menyanyat hati. Luci hendak menghentikan namun dirinya sendiri bahkan ketakutan. Saga berjongkok mencengkeram erat batang Rafe, seolah hendak menghancurkan. Raungan kesakitan menggema jelas di ruang kamar itu.
"LEPASIN TANGAN LO! ARGHHH..."
Saga menatap santai Rafe. "Dimana senyum menjijikkan lo? Gue mau liat dong!"
"LO IBLIS SAGARA! MANUSIA IBL-ARGHHH JAUHKAN TANGAN LO!"
Pandangan Saga seketika menyendu pada Luci. "Lo tau? Penyebab kehancuran lo itu dari mereka berdua. Gue emang jahat main fisik sama lo. Tapi kalo dia gak ngomporin gue buat ngentotin lo gak mungkin gue ngelakuin itu. Gausah iba sama dia. Lo gak lupakan siapa yang nyodok lo pertama kali?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
RomanceYang penasaran langsung cus! Tanpa deskripsi. Tidak semua cerita berisi 1821 tapi bocil please jangan baca!!