Ges? Nungguin cerita ini kah?
Siapa yang udah gak sabar sama si cebong Alpin hayo!!
Siap-siap gigit bantal yak! Partnya ngebaperin banget!!
Buat kalian yang ngerasa belum vote dan komen di part lalu-lalu, ayo dong vomen!! Gak banyak ngabisin kouta kalian kok:)
Oke, sekarang mari kita lamarin Icung buat Tata. Eh, maksudnya mari kita cus part ini!!!
***
Ruang bercat putih dengan bau khas obat-obatan untuk saat ini telah menjadi pemandangan biasa bagi beberapa keluarga A'Scrolt. Disana, tampak tiga orang tengah mengelilingi satu orang yang berada di brangkar. Dia adalah Alvize, ayah dan ibu Alana dan juga Alana.
"Abi, Ami, andai Alvize lebih menjaga Ala dari yang lalu, mungkin ini gak bakalan terjadi. Alvize bukan abang yang baik buat Ala."
"Bang Al bilang apasih?! Bang Al itu abang yang paling baik bagi Ala, Ara sama Arez. Ini udah jadi takdirnya Ala, bang."
"Tapi ini semua salah Alvize, Ami Felly. Andai saja Alvize dulu cepat jemput Ala, pasti Ala gak bakal gini." Vize menatap sendu Alana yang terbaring di ranjang rumah sakit. "Alvize abang yang buruk."
Ami Felly yang ternyata ibunya Alana itu menonjok Vize. Luka semalam hasil tauran bersama Agra, kini kembali mengeluarkan darah. Vize memegang pelipisnya yang berdenyut. Ia tau, Ami Felly merupakan salah satu wanita bar-bar di keluarganya selain onti Liya.
"Iya! Al abang yang buruk! Paling buruk di keluarga A'Scrolt. Sudah buruk hidup lagi!" Felly melototi kembali Vize yang menatapnya tajam. "Apa? Mau ngadu ke onti Liya? Silakan!"
"Alvize." Suara bass lelaki menyentak dua orang berbeda usia itu. Alvize menundukkan kepalanya ketika tak sengaja bertubrukan mata. Wibawa lelaki itu menguar kuat di usia daddy-nya.
"Bagaimana dengan wanita itu?"
Rasa gugup tak bisa Vize tutupi. "Abi Alvan ... A-aku em a-"
"Jawab yang benar, Alvize!"
Suasana seketika terasa tegang bagi Vize. Pria itu menggeleng pelan menjawab perkataan Alvan. Sungguh, abi Alvan bahkan lebih berkharisma dari papa Alvin. Hal itu membuat Vize lebih segan pada Alvan.
"Alvize. Apa kamu mau nanti Ara juga kena imbasnya." Vize menggeleng, teringat ia mempunyai satu adik perempuan lagi, Ara. Anak onti Liya. Juga Arez, saudaranya Ara.
"Bertanggungjawablah."
"Tapi aku sudah punya calon istri, bi."
Alvan tertegun, hal ini sedikit serupa dengan kejadian ayah Alvize. Mencintai wanita lain kala melakukan kesalahan pada satu wanita. Benar-benar definisi buah jatuh tak jauh dari akarnya.
Semoga saja sikap Alvize tak seperti Alvin di awal-awal mereka nikah nanti. Semoga-saja.
"Jika kamu pria gentle, nikahi dia. Setidaknya berikan status untuk anak kalian."
Ingatan Vize seketika tertuju pada makhluk kecil didalam perut Agita. Senyum tipis mengembang. Status anaknya ya?
"Alvize pergi."
"Mau kemana, Al?"
"Ke ruang dokter. Mau minta obatin bekas hadiah ami Felly."
"Alll!!!"
***
Jika ada piagam penghargaan untuk pria terbrengsek di story Tata ini, maka Vize lah orangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
RomanceYang penasaran langsung cus! Tanpa deskripsi. Tidak semua cerita berisi 1821 tapi bocil please jangan baca!!