"Jihoon kita Jihoon kita... BUTA LO?! SEMUA ORANG JUGA BISA LIAT SIAPA YANG NGEGODAIN SIAPA. GUE TADI UDAH BILANG GUE LAGI KESEL YAK, MACEM-MACEM GUE CONGKEL JUGA BIJI MATA LO BARU TAU RASA LO, MINGGIRRRR!!!!!"
Preview part sebelumnya...
Selama ini Nesya sudah cukup bersabar dengan semua perlakuan orang terhadapnya, tapi kali ini dia sudah benar-benar berada pada puncak emosinya.
Jihoon yang melihat adegan itu di depan matanya tak bisa menyembunyikan senyuman bangga, "This is what i'm looking for--YOU! SWAGGGG!" gumamnya bangga.
///
Setelah sekian banyak perjuangan Jihoon untuk meluluhkan hati Nesya, pada akhirnya Nesya mulai membuka hatinya. Sebenarnya bukan karena Nesya mulai menaruh hati pada Jihoon, tapi karena perjuangannya selama ini hingga Nesya mulai merasa kasihan padanya.
Ia memutuskan untuk membuka hatinya dan melihat bagaimana perkembangan perasaannya seiring berjalannya waktu.
Pikirnya tak ada salahnya mencoba.
Bukan karena Nesya membenci Jihoon, tapi ia hanya bingung dengan perasaannya sendiri setelah semua yang Jihoon lakukan.
Ini pertama kalinya seseorang memperlakukannya seperti ini, jadi itu lah mengapa Nesya kikuk dan tak bisa ekspresif dalam menyampaikan perasaannya.
Sepulang sekolah, Nesya sudah janji akan menemani Jihoon untuk latihan futsal. Kenyataan ternyata tidak seburuk bayangannya selama ini. Bertemu dengan teman-teman Jihoon ternyata lebih seru di bandingkan dia harus beradaptasi dengan banyak anak di sekolah.
Teman-teman Jihoon menyambutnya dengan ramah, bahkan dalam beberapa waktu mereka sudah tampak akrab satu sama lain.
Di bangku penonton, Jihoon yang sudah selesai latihan datang menghampiri Nesya, "Harusnya kamu ngasihin aku air minum disaat gini..." ujar Jihoon dengan menunjuk botol minum yang ada di samping Nesya.
"Ohhhh..." balas Nesya santai sembari mengangguk-anggukkan kepalanya paham.
"Ohhh doang? Wah..." ucap Jihoon kecewa.
"Abis ini mau kemana?" tanya Nesya cepat.
"Kamu gak laper, cari makan mau?"
Nesya hanya membalas ajakan Jihoon dengan anggukan, sungguh sangat datar. Tapi bagi Jihoon itu saja sudah cukup, karena sebelumnya Nesya bahkan sangat sulit di ajak bicara. Anggukan atau gelengan seperti itu sudah merupakan bentuk kemajuan dalam hubungan mereka.
Sembari Nesya menunggu, Jihoon tengah antri untuk mengambil pesanannya. Tak lama kemudian, "Pesanan tiba, selamat menikmati~" ucap Jihoon yang tersenyum lebar di depan Nesya.
Seperti biasa, Nesya hanya memasang wajah datar melihat apapun ekspresi Jihoon, "Kamu kenapa si senyum-senyum mulu?"
"Karena kamu."
Nesya memicing aneh, "Hah? Perasaan aku gak ngelucu."
"Siapa bilang? Orang lucu dan gemesin gini, mana bisa tahan aku gak senyump--"
Mulut Jihoon sudah lebih dulu dibungkam burger oleh Nesya.
Bukannya kesal, Jihoon masih saja senyum-senyum sendiri menatap Nesya dihadapannya.
"So sweet banget nyuapin cowonya duluan..." gumamnya tersipu dengan mulut belepotan.
Nesya sampai tak habis pikir, ia pun hanya mengangguk-angguk pasrah, "Btw, kamu kenapa suka sama aku?"
Jihoon membulatkan matanya lalu menghembuskan nafas panjang menatap Nesya, "Tiba-tiba? Dari dulu kek nanya gitu, kenapa baru sekarang?"
"Karena baru penasaran."

KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKIEST GIRL (Park Jihoon - TREASURE)
Hayran KurguLuckiest Girl mengisahkan tentang romansa anak remaja yang dikemas dalam bentuk komedi-thriller. "Lo beruntung karena lo adalah gadis yang gue pilih di antara para gadis." - Park Jihoon