Part 2 - Nasehat Pak Sulaimann

5.1K 214 2
                                    

Tatang pulang ke rumah dengan raut wajah yang galau, hatinya diantara senang dan sedih.

Disatu sisi senang, Ia mendapat pekerjaan baru. Di sisi lain, pekerjaan yang dia terima membuat batinnya tidak nyaman.

Saat Tatang hendak masuk ke kamar, Pak Sulaiman selaku bapak Tatang, memiliki feeling anaknya sedang tidak baik baik saja.

"Ada apa nak?"

Pak Sulaiman menanyakan apa yang terjadi dengan mas Tatang.

"Mboten Pak, barusan alhamdullilah saya dapat pekerjaan di kantor nya Rido."

Mendengar hal tadi Pak Sulaiman sangat bersyukur tapi sangat heran, kenapa justru Tatang bersedih.

"Alhamdullilah nak, disyukuri ya. Omong omong kenapa wajahmu cemberut gitu?"

Tatang pun menceritakan ke Pak Sulaiman kejadian tadi pagi.

"Saya kira awalnya pekerjaannya adminstrasi di kantor Pak, ternyata supir ambulan."

Pak Sulaiman mulai paham apa yang dirasakan Tatang.

"Nak Tatang takut jadi supir ambulan nak?"

"Sedikit Pak."

"Apa yang ditakutkan nak Tatang?"

"Kan kerjanya kadang bawa jenazah Pak, takutnya ada apa apa di jalan."

Mendengar hal tadi, Pak Sulaiman mencoba menenangkan hati Tatang.

"Nak kamu tau bedanya orang hidup sama jenazah?"

"Mboten Pak?"

"Orang hidup itu masih bisa bab & kencing, mengeluarkan kotoran, sedangkan orang mati sudah tidak kencing & buang air besar. Sebelum dikuburkan juga dimandikan dulu."

"Maksudnya gimana Pak?"

"Jenazah itu justru bersih dek, sedangkan kita yang hidup terkadang lebih kotor, karena masih bisa terkena najis dari diri sendiri."

Tatang yang masih memiliki rasa was was pun bertanya kembali.

"Apa mungkin saat ngantar jenazah ke tempat tujuan, saya didatangi pocong atau hantu lain di dalam ambulan Pak?"

"Gini nak setan yang biasa manusia temui, itu jelmaan jin dan iblis, makhluk hidup yang sudah meninggal tidak bisa menghantui kita. Yang penting nak Tatang, sebelum bawa jenazah berdoa dulu, mohon perlindungan Alloh dari gangguan jin dan iblis, kalau itu kita jalankan insyaAlloh aman dek."

"Nggih Pak, matur nuwun nasehatnya, saya mohon didoakan selalu Pak."

"Iya, Bapak Ibu selalu doakan kamu nak."

Pak Sulaiman yang merasa memiliki rasa bersalah ke Tatang, menyampaikan unek unek beliau.

"Nak, bapak minta maaf ya belum bisa kuliah kan kamu seperti mas Hanif."

"Mboten nopo nopo Pak, Tatang paham kondisi keuangan keluarga saat ini Pak"

"Makasih ya nak, nanti sambil kamu kerja jadi supir ambulan, apalagi bapak ada rejeki lagi kamu harus kuliah juga nak, ambil kuliah yang kelas sore atau sabtu minggu nak."

"Nggih bapak."

Pak Sulaiman pun memberi nasihat yang mungkin akan jadi wasiat beliau juga.

"Semangat nak, bismillah supir ambulan itu nolong banyak orang, dari yang sakit, sampai yang sudah meninggal, insyaAlloh pahala nya di akhirat nanti besar nak."

"Aamiiin bapak, matur nuwun sanget."

Balas Tatang menjawab nasehat pak Sulaiman.

Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang