Bab 47 - Dimana Ibumu? bagian 4

950 50 1
                                    

"Buat apa kamu nabur kapur itu di tubuh ibumu?"

"Ibu sudah lama bobok, ga mandi sama sekali, bau..."

Polisi pun mulai menyadari kondisi Yono.

"Ini anaknya ODGJ ya? Apa ada sodara nya yang lain yang bisa dijadikan saksi?"

Pak Mar selaku ketua RT nampak maju menemui polisi yang berada di samping Yono.

"Betul Pak, mas Yono ini agak kurang secara kejiawaan..." jawab pak Mar

"Oh gitu, bapak siapa nggih?" tanya pak Polisi

"Saya Pak Mar ketua RT disini..."

Polisi pun bertanya kembali saat itu.

"Bapak selaku ketua RT, apa tidak pernah mengamati almarhumah kok tidak keluar rumah?"

"Tidak Pak..."

"Selaku ketua RT seharusnya njenengan memperhatikan warga sekitar anda Pak..."

"Begini Pak, menurut cerita warga sekitar sini, beliau ke Bogor ngopeni anak sulung nya..."

Pak Polisi mengambil handphone, dan bertanya ke warga kampong.

"Apa ada yang punya nomor handphone anak sulung dari almarhumah?"

"Saya ada Pak..." teriak Bu Rahma

Bu Rahma pun memberikan nomor handphone Wati selaku anak sulung almarhumah ke Bapak Polisi. Polisi pun langsung menghubungi Wati.

"Hallo Pagi mbak..."

"Pagi Bapak..."

Wati nampak terlihat kaget ditelepon oleh Polisi.

"Mbak kami melaporkan telah menemukan jasad ibu mbak didalam rumah dengan kondisi kering tulang belulang..."

"Hah? Jasad?"

"Iya Betul..."

Wati tambah shok mendengar hal tersebut, tapi masih belum percaya itu jasad ibunya.

"Mungkin salah orang Bapak, ibu saya tinggal sama adek saya di Semarang..."

Pak Polisi pun mengubah mode panggilan menjadi video call.

"Betul ini adek anda, bernama Yono?"

Tanya pak Polisi sambil mengarahkan kamera handphone ke Wajah Yono.

"Betul Bapak... "

Wati menjawab sambil mulai meneteskan air mata. Polisi pun lanjut mengarahkan kamera handphone ke jasad almarhumah Bu Bu Fat.

"Ini jasad ibu anda mbak..."

"Ya Alloh kok sampai seperti itu, hiks hiks hiks...." Tangis Wati pecah melihat ibunya menjadi tulang belulang.

Pak Polisi pun memberikan instruksi ke Wati saat itu.

"Kami mohon kehadiran mbak ke kantor besuk nggih sebagai saksi dari pihak keluarga, sekarang tinggal dimana njenengan?"

"Di Bogor Pak, hiks hiks his...."

"Cukup waktunya ya, sore ini berangkat, besuk sore atau malam ke kantor kami..."

"Nggih Bapak..."

Pak Polisi kembali mengarahkan kamera ke Yono kembali.

"Mbak sementara ini nanti, adek njenengan mas Yono, akan kami bawa ke kantor polisi. Mas Yono benar ODGJ nggih?"

"Betul Bapak..." jawab Mbak Wati

Polisi pun melanjutkan penejelasannya saat itu.

"Kami mohon ijin pemeriksaan adek njenengan, untuk memastikan kembali apakah ada motif pembunuhan di dalam nya?"

"InsyaAlloh tidak pak, walaupun ODGJ, saya tau sifat adek saya..."

"Prosedurnya begitu mbak, harus diikuti.."

"Iya Bapak..."

Telepon dari pak Polisi sudah dimatikan. Wati berlari ke suaminya mas War, yang berada di teras rumah, memeluknya kencang sambil menangis.

"Mas....Ibuuuuu meninggal...." Wati banjir air mata tak kuasa menahan kesedihan.

Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang