Bab 110 - Mbah Bandar Judi bagian 15

573 30 0
                                    

Mbak Ninik penasaran dengan foto almarhumah yang dikirim oleh pak Kades ke Mbak Jum.

"Kenapa pak Kades ngirim foto itu ke kamu Jum?"

"Belum  tau mbak, ini beliau masih mengetik... "

Sesaat setelah pak Kades mengetik, Mbak Jum memberi kabar ke Mbak Ninik.

"Kata pak Kades gini mbak, tapi jangan dipikir banget lo ya mbak... "

"Engga engga Jum, gimana?"

"Ada salah satu warga yang ngirim foto tadi ke grup kampung barusan.... "

Dek Aan selaku adek Mbak Ninik turut shock saat itu.

"Ya Alloh, kok setega itu" dek Aan merespon

Mbak Ninik yang saat itu penasaran bertanya ke Mbak Jum.

"Siapa yang nyebar di grup Jum?"

"Pak Imin mbak... "

"Astaghfirulloh aladzim, apa karena masih kurang 1 juta tadi ya Jum?"

"Ga tau juga aku mbak... "

Dek Aan meredam hati Mbak Ninik kala itu.

"Sudah mbak Ninik ga usah dipikir, yang penting almarhumah ibu, ayo langsung ke cashier saja... "

"Iya dek... "

Sampai di cashier, mbak Ninik menyerahkan segepok uang ke cashier, dek Aan & mbak Jum berada dibelakang Mbak Ninik.

"Mbak pembayaran atas nama almarhumah Mbah Titik... "

"Iya Bu, saya hitung dulu nggih.... "

Saat cashier sedang mulai menghitung uang cash dari Mbak Ninik, dek Aan mencoba menyampaikan apa adanya ke cashier.

"Mbak Cashier... itu uangnya kurang 1 juta... "

"Maksudnya gimana Bu?"

"Kami bayar 15 juta dulu mbak, 1 juta nya mohon penangguhan... "

"Loh prosedurnya harus lunas langsung Bu"

"Lha gimana Mbak? kami ga ada uang lagi mbak, cuman ada itu... "

Mbak Cashier yang cukup bingung dengan apa yang disampaikan dek Aan memberi solusi saat itu.

"Gini aja Bu, saya sampaikan ke manajer kami dulu, tunggu sebentar nggih... "

"Nggih mbak... "

Mbak Cashier masuk kedalam ruangan kantor rumah sakit berkordinasi dengan  manajer rumah sakit, beliau bernama Pak Yanto

Selang beberapa saat setelah kordinasi antara mbak Cashier dengan Pak Yanto, Pak Yanto menemui mbak Ninik & dek Aan.

"Keluarga almarhumah ibu Titik nggih?" tanya pak Yanto

"Inggih Bapak betul... " jawab Mbak Ninik

Pak Yanto membuka lembaran kertas lalu memaparkannya ke Mbak Ninik, saat itu kebetulan Tatang yang sedang melewati depan lokasi cashier berhenti sejenak melihat dari jauh, karena penasaran kenapa pak Manajer sampai keluar ke cashier.

Pak Yanto memaparkan detail biaya yang ada.

"Gini saja Ibu, daripada  saya harus memberikan penangguhan biaya pembayaran hutang 1 juta, saya potong saja 1 juta kekuarangan ibu, sehingga ibu dan keluarga justru lunas, tapi ada satu hak almarhumah yang kami tidak berikan juga... "

"Gapapa Pak, hak apa ya Pak yang tidak diberikan ke almarhumah ibu kami?" tanya mbak Ninik memastikan

Pak Yanto menunjuk tulisan ambulan jenazah di  dalam rincian biaya.

"Maaf ya Bu, pengantaran jenazah ke rumah duka menggunakan ambulan kami coret, tidak bisa kami lakukan, gitu nggih?"

"Loh?" Mbak Ninik sontak kaget.

Dek Aan keheranan bersama Mbak Jum, dibelakang Mbak Ninik.

"Yo opo sih? Terus almarhumah sampai pemakaman pakai apa?" Mbak Jum cukup kesal

"Lha ya iku mbak Jum, tapi ya gimana lagi ga ada uang mbak... "

Mbak Ninik hanya bisa menelan ludah kebingungan mendengar apa yang disampaikan Pak Yanto, sementara itu dari jauh Tatang selaku supir ambulan RS Andalan, melihat Mbak Ninik dengan wajah penasaran.



Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang