"Glodak...." suara mbak Sri jatuh di kamar Mandi
Hanung selaku anak pertama, yang kebetulan saat itu sedang mudik ke rumah mbak Sri di Semarang, kaget, melihat ibu nya tiba tiba jatuh di kamar mandi
"Bu... Ibu...!!!!" teriak Hanung histeris
Hanung mencoba mengajak berbicara disertai menepuk nepuk badan dan pipi Ibunya, tapi mbak Sri tak merespon apapun.
"Bu bangun...Bu bangun...."
Meyadari Ibu nya tak sadarkan diri Hanung segera menghubungi rumah sakit terdekat..
"Selamat malam, rumah sakit andalan nggih? bisa tolong kirim ambulan ke Kebagusan Lor 37, ibu saya tidak sadarkan diri." kata Hanung melalui telepon
Di tengah kepanikan menunggu ambulan datang, Hanung menghubungi kakaknya Salwa yang ada di Jakarta.
"Mbak, assalamualaikum."
"Waalaikumsallam dek, ada apa telepon malam malam dek?." tanya Salwa
Hanung yang tak mampu membendung kesedihannya menangis saat hendak menyampaikan keadaan mbak Sri ke kakaknya.
"Mbak, ibu jatuh di kamar mandi."
"Ya Alloh, terus gimana dek kondisi ibu sekarang?" tanya Salwa
"Ibu tidak sadarkan diri mbak, ini aku manggil ambulans, tapi belum datang."
Salwa gelisah, sedih hatinya mendengar berita dari Hanung.
"Dek tenang dulu ya, aku malam ini pulang ke Semarang. Bismillah mudah mudahan ibu gapapa."
"Aamiiin mbak." jawab Hanung
"Kabar kabar terus ya dek perkembangan ibu bagaimana."
"Iya mbak" jawab Hanung
Kira kira 10 menit setelah percakapan Hanung & Salwa. Ambulan dari pihak rumah sakit Andalan tiba, kebetulan saat itu supir nya Tatang.
"Assalamualaikum tok tok tok." salam Tatang sambil mengetok pintu
Hanung membuka pintu, tak menjawab salam, karena sudah panik dengan kondisi ibunya...
"Masss..... tolongggg !!! Tatang membuka pintu sambil menangis
Tatang yang melihat Hanung cemas, bergegas mengikuti Hanung.
Nampak mbak Sri tergeletak di kamar mandi
"Ibu mas....." Hanung menangis berkata didepan Tatang
Tatang pun lantas memeriksa denyut nadi mbak Sri
"Sudah ga ada detaknya." batin Tatang
Hanung yang melihat Tatang mengecek denyut nadi Ibu nya bertanya.
"Gimana mas? Ibu gimana mas?" tanya Hanung menangis
Tatang tak menjawab, Ia hanya mengatakan ke Hanung supaya mbak Sri segera membawa ibunya ke rumah sakit.
"Ayo dibawa ke rumah sakit saja mas." jawab Tatang
Hanung & Tatang membopong mbak Sri menuju bed pasien dalam ambulan. Hanung menemani ibunya dibelakang, sementara Tatang didepan menyupir ambulan.
"Ayo mas berangkat." kata Hanung
Tanpa piker panjang Tatang, menancap gas ambulans nya.
Kira kira baru sampai setengah perjalanan menuju Rumah Sakit Andalan, Ambulan yang dikendarai Tatang mengalami sesuatu yang janggal.
"Jedarrrrrr...." terdengar suara seuatu menghantam Ambulan
Tatang sempat panik, ambulan yang dia kendarai seperti ditabrak sesuatu dari belakang. Ia mencoba melihat dari spion.
"Astaghfirulloh, padahal ga ada apa apa dibelakang."
Hanung yang sempat mendengar suara tadi, bertanya pula ke Tatang.
"Suara apa itu tadi mas?" tanya Hanung
"Engga tau juga mas, tak kira tadi ada yang nabrak di belakang." jawab Tatang
Hanung yang penasaran mencoba menengok ke kaca belakang ambulan.
"Engga ada apa apa itu mas."
Tatang menengok kebelakang, untuk memastikan kembali, tapi tak ada satupun yang dia lihat.
"Glodak...Glodak.." suara hantaman ambulan makin besar
Tatang mencoba menengok kembali kebelakang dari spion ambulan.
"Astaghfirulloh Aladzim.. ga ada apa apa di belakang, dari mana suara ini berasal."
Batin Tatang saat itu. Ia pun mulai berpikir.
"Ini bukan hantaman mobil atau sepeda motor dari belakang, tapi gangguan goib."
Menyadari hal tersebut, Tatang menggeber ambulannya sekencang mungkin. Saking paniknya saat tiba di depan IGD Rumah Sakit Andalan, dia menghantam tembok teras tepat di depan IGD.
"Dokkkk...." suara Bodi Ambulan menghantam keras tembok teras IGD
Tatang setelah ambulan menghantam tembok merasa kecewa, tapi dia tetap profesional..
"Bapak sebentar saya buka pintu belakang." kata Tatang ke Hanung sambil menuju belakang ambulans
Ia tarik bad pasien dimana mbak Sri berada selojor diatasnya, tanpa piker panjang menggeledek bad pasien tadi ke dalam IGD.
Hanung yang sudah sangat cemas saat itu, bergegas mendatangi dokter IGD.
"Dok tolong ibu saya pingsan sudah 20 menit." kata Hanung
Dokter pun bergegas mengecek mbak Sri, dengan stetoskop di area jantung & paru paru.
Setelah melakukan pengecekan, Dokter menghampiri Hanung.
"Bapak, saya mohon maaf, Ibu panjenengan sudah tidak ada." kata Dokter
Hanung yang mendengar hal tadi ambruk, dia kelesotan di bawah sambil menangis sejadi jadinya.
"Ibu.....Ibu......ini ga mungkin.... ibu masih hidup." tangis Hanung
Perawat yang melihat hal tersebut, merangkul Hanung dan mendudukkan Hanung di kursi tunggu IGD.
"Sabar nggih Pak... Sabar..." Tim Perawat menenangkan Hanung
Tatang saat itu pun hatinya berucap.
"Inallilaho Wa Inallilahi Rojiun, kasihan ya Alloh."
Ia mendatangi Hanung sambil mengucap.
"Sabar nggih mas... turut bersedih saya mas." kata mas
"Nggih mas...hiks....hiks...hiks.." jawab Hanung sambil menangis
Tatang pun memilih keluar IGD dulu, supaya Hanung bisa menenangkan dirinya terlebih dahulu.
Saat keluar IGD, Ia teringat kejadian di ambulans dan mengecek ke bodi depan ambulan.
Saat mengecek bodi depan ambulan.
"Peyok kiri bawah, alhamdullilah ga parah."
Lalu Tatang melanjutkan mengecek bodi belakang ambulans.
"Astaghfirulloh aladzim, apa ini?"
Tatang kaget bukan main, bumper belakang ambulan banyak darah segar menetes tapi Bumper tidak peyok atau rusak sedikitpun.
"Kok isoh ya, padahal ga peyok besret sama sekali?"
Tatang pun saat itu langsung menyadari.
"Apa ini sumber suara 2 kali hantaman tadi?"
![](https://img.wattpad.com/cover/352606003-288-k925453.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )
TerrorTatang seorang supir ambulan yang mengambil pelajaran hidup dari pasien dan jenazah yang dia antarkan.