Pak Darto bergulung gulung di tanah, sambil menangis.
"Hiks...Hiks... Hiks...Hiks... Hiks...Hiks..."
Nampak beberapa saat kemudian, dia menggit kain karpet, menangis sejadi jadinya.
"Marni.......Marni........ Marni......."
Pak Zainal sampai takut mau berbicara, karena kesedihan pak Darto yang luar biasa tak terbendug.
"Aku ngomong apapun percuman ini, hatinya sudah terlalu hancur..."
Batin Pak Zainal saat itu, tapi akhirnya dia memberanikan diri membombong hati pak Darto.
"Mas....sing tenang mas...sing tenang...."
Mata Pak Darto justru melotot melihat pak Zainal.
"Kenapa? Kenapa? Kamu datang malah memberi kabar buruk ke aku?"
Pak Zainal cukup kaget kala itu.
"Astaghfirulloh mas Darto ! aku cuman dimintai tolong anak istri njenengan. Tadi mereka coba nelepon njenengan ga diangkat angkat....."
Pak Dartojustru berdiri dengan mata melotot, sambil marah-marah ke pak Zainal, tak menggubris sama sekali ucapan pak Zainal.
"Hush....diam kamu ! Marni lagi manggil aku..."
Saat itu pula Pak Zainal mulai menyadari.
"Darto sudah dalam pengaruh goib ini....." Batin pak Zainal sudah tidak tenang saat itu.
Pak Darto bejalan ke meja makan, menarik tangan pak Zainal.
"Ayo ikut aku, Marni masih hidup...!!"
Pak Zainal terpaksa mengikuti langkah Darto karena tangannya ditarik.
"Dengar Nal? Dia lagi manggil aku..?
Sampai didepan meja makan, Pak Darto tersenyum memandang kursi makan sambil tetap melotot ke muka pak Zainal.
Namun tiba tiba dia berbicara ke kursi kosong.
"Dek Marni nasi kardus & snack box di kamar tamu, segera maemen to, takut basi."
Pak Zainal sontak kaget mendengar apa yang disampaikan Pak Darto.
"Ngajak omong siapa sih Darto? Padahal disitu ga ada orang" batin pak Zainal saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )
HorrorTatang seorang supir ambulan yang mengambil pelajaran hidup dari pasien dan jenazah yang dia antarkan.