Kejadian meninggalnya Bu Fat menggegerkan banyak orang, termasuk Tatang selaku supir ambulan RS Andalan, yang saat itu dibantu oleh mandornya Pak Zainal.
"Ya apa ini Pak?" tanya Tatang
"Sik bentar Tang, aku ya bingung ini pie carane?"
"Mandor senior lo sampean Pak !! Ahlinya ahli...!!" canda Tatang
"Ahlinya ahli apane, baru ini aku ketemu jasad yang sudah jadi tulang..."
Pak Arif selaku komandan polisi yang menangani kasus tersebut menghampiri Tatang dan Zainal.
"Heh....jangan sentuh area itu....! Biar tim otopsi nanti yang bungkus dan memasukan ke ambulan...!!"
Tatang dan pak Zainal hanya tersenyum.
"Baru bilang sekarang Pak.. Pak !" celetuk Tatang
"Dah diam saja lah kamu Tang, malah justru enak kan kerjamu..."
"Iya Pak betul... hahaha."
Tim otopsi yang menggunakan seragam lengkap, termasuk sarung tangan, mulai mengidentifikasi jasad almarhumah Bu Fat, sekaligus memasukannya ke dalam kantong otopsi.
"Erghhh.....aduh...."
"Kenapa Tang?" tanya pak Zainal
"Ngilu, lihat itu..." jawab Tatang sambil menunjuk tim otopsi mulai memasukan tulang belulang almarhumah kedalam kantong otopsi.
"Kalau pekerjaan jangan bawa perasaan......" tegur pak Zainal sambil menepuk pundak Tatang
"Iyo Pak, tapi sing ini keterlaluan, sulit ga terbawa perasaan..." celetuk Tatang
"Wis,,,wis...itu sudah mau selesai..." jawab pak Zainal sambil menunjuk tim otopsi
Tim otopsi menutup plastik, lalu berjalan menuju ambulan.
"Tolong mas bukakan pintunya..." permintaan mas Adi selaku ketua tim otopsi
"Nggih Pak..." jawab Tatang
Tatang membuka pintu belakang, kemudian tim otopsi memasukan plastik jenazah tadi kedalam sebuah box khusus dalam ambulans.
"Monggo mas berangkat..."
Tim otopsi mengajak Tatang dan pak Zainal bergegas menuju rumah sakit, untuk mengungkap ada tidaknya motif pembunuhan dalam kematian Bu Fat. Tatang mengangguk, sementara pak Zainal mematikan putung rokoknya.
"Aku sing nyupir Tang..."
"Lapo Pak? Kok dengaren"
"Matamu abang, ngantuk iku..."
"Sampean kok peka banget Pak..."
"Wis 3 tahun kumpul mbi awakmu, sak ambu ambune keringatmu wis hafal aku..."
"Wkwkwkwk....oke....okee Pak..."
Pak Zainal mengendarai ambulans menuju rumah sakit, dan Tatang duduk di sebelah Pak Zainal. Sementara itu Tim Otopsi membawa mobil kusus mengikuti ambulans yang dikendarai pak Zainal.
Pak Arif selaku kepala kepolisian yang menyidik kasus kematian Bu Fat, menggiring Yono kedalam mobil kepolisian.
"Masuk !! "
"Aku mau dibawa kemana?" kata Yono sambil menangis
"Sudah masuk, ga usah banyak tanya!!!" kata pak Arif tegas
Tak lupa rumah almarhum Bu Fat, diberi garis kuning police line, serta diberi tanda sedang dalam penyelidikan polisi. Setelahnya tim polisi tadi berangkat menuju kantor polisi, untuk menyelidiki secara psikologis ada tidaknya motif pembunuhan yang dilakukan Yono pada ibunya.
Sementara ditempat lain, saat ambulan yang membawa jasad almarhumah Bu Fat sampai di rumah sakit. Tatang yang ketiduran sepanjang perjalan, seketika terbangun.
"Hoahhhhhhhhh !!!! " teriak Tatang kaget
Pak Zainal yang menyadari ketidakberesan pada Tatang segera bertanya.
"Lapo Tang? Bengok bengok dewe awakmu" tanya pak Zainal sambil menepuk pundak Tatang
"Keimpen impen almarhumah aku Pak..."
"Awakmu lucu Tang, kenal ae kan gak..."
"He.e ancen ora kenal aku, tapi dhek mimpi keweruhan tengkorak putih berdiri dhek ngarep wajahku..."
Pak Zainal memberi nasehat sambil menepok paha Tatang.
"Istighfar Tang....Istighfar.....diganggu setan awakmu, mergo durung shalat dzuhur"
"Iyoo Pak, betull..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )
KorkuTatang seorang supir ambulan yang mengambil pelajaran hidup dari pasien dan jenazah yang dia antarkan.