Bab 137 - Mbah Bandar Judi bagian 42

475 29 1
                                    

Sampai di Tempat Pemakaman Umum, Jarot dan yang lain turun dari pick up.

"Monggo silahkan... " Pak Zainal selaku Supir pick up mempersilahkan Jarot dan yang lain turun

Pak Kades sontak kaget melihat kondisi kuburan.

"Loh kok belum digali Rot?" Pak Kades bertanya

"Ga sempat Pak Kades, ngajak teman-teman supaya mau berangkat kesini saja sudah penuh perjuangan... " jawab Jarot ketus

Mbak Ninik, Dek Aan lebih memilih diam takut salah omong kembali.

"Yo wis yo wis, segera ndang digali... " kata pak Kades sambil menunjuk sebuah tanah liang lahat

Jarot dan yang lain bergegas menggali liang lahat yang sudah ditentukan , untuk pemakaman almarhumah mbah Titik. Sesekali Jarot merasa berat hati juga.

"Kades kurang ajar ! Sudah dibantu, malah masih nuntut... " gerutu Jarot sambil marah-marah

"Sabar.. Sabar... Penguasa dimana mana memang gitu bos, mudah memberi perintah tapi tidak pernah merasakan jadi orang susah.... " Wir menanggapi

"Ancen Wahid wahid...!" Jarot kembali menggerutu menyebut nama pak Kades

Pak Kades yang mendengar Jarot menyebut namanya langsung berteriak keras.

"Lapo nyebut-nyebut namaku Rot?"

Jarot kaget, menjawab sekenanya saja.

"Anu bos.... "

"Anu apa?" sentak pak Kades

"Wahid itu Wawan Hidayat sodara saya yang dimakamkan disebelah situ... " jawab Jarot ngeles sambil menunjuk area makam sisi sebelah barat.

Pak Kades yang menyadari Jarot hanya ngeles, dan sebenarnya sedang mencibir pak Kades Wahid langsung menuju area makam yang ditunjukan Jarot.

"Mana Rot... Jarot? Ga ada disini yang makamnya nama Wawan Hidayat... " tanya pak Kades

Jarot hanya diam, tetap fokus menggali, tapi hatinya panik.

"Waduh pak Kades bener-bener kedengaran gua ngrasani dia tadi... "

Pak Kades kembali memastikan.

"Wahid yang kamu maksud aku kan Rot?"

"Maaf maaf pak Kades, saya kesel sih sama njenengan nuntut saya harus sudah gali kuburan dari tadi pagi... "

"Aku ga nunut Rot, cuman nanya... "

Pada saat tersebut pula, Wir selaku penggali kubjr anak buah Jarot, berteriak kencang kaget bukan main.

"Astaghfirulloh aladzim apa ini??" Wir kaget bukan main melihat mata air mancur yang keluar dari dalam liang lahat yang akan digunakan untuk pemakaman almarhumah mbah Titik

Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang