Bab 42 - Rezeki sudah Tertakar bagiann 14

1.1K 57 2
                                    

Pak Darto menarik kursi makan, meminta pak Zainal duduk.

"Nal kamu duduk sini..!"

Pak Zainal pun menuruti apa yang diminta oleh pak Darto, yang emosinya sedang naik.

Beberapa saat kemudian pak Darto memberi perintah lagi ke pak Zainal.

"Coba tengok sebelah kanan..." minta pak Darto

Pak Zainal menengok ke kanan, tapi tak melihat apapun, tapi pak Darto bersikukuh kalau Marni masih hidup.

"Lihat sendiri kan kamu, kalau Marni masih hidup?"

Pak Zainal pun menyampaikan apa adanya saat itu.

"Aku ga lihat apa apa..."

Nampak pak Darto wajahnya justru memerah marah.

"Anjing kamu Nal...! Tadi kamu katakan anakku meninggal, sekarang kau pura pura tak lihat, padahal dia tepat di sebelahmu. Maksudmu apa?!"

Bentak pak Darto ke pak Zainal. Pak Zainal tak terima dengan perlakuan pak Darto, ia pun mejawab dengan tegas saat itu.

"Lha aku memang ga lihat apapun, terus aku harus bilang apa ke kamu?"

Pak Darto tiba tiba memegang kepala Zainal dan mencoba menggeser kepala pak Zainal ke kiri.

"Ini Njing !!! Marni ada di sebelahmu...." jawab pak Darto kesetanan

Pak Zainal emosi nya pun ikut naik. Ia menepis tangan pak Darto sambil berusaha masih menahan kemarahan di hatinya.

"Maksudmu apa mas !"

Saat pak Zainal berdiri lalu menghadap ke kiri.

"Astaghfirulloh aladzim........" Pak Zainal berteriak kencang

Nampak sesosok perempuan duduk disebrlahnya, memandang wajahnya sangat sangat dekat, tak lebih dari 30 cm. Perempuan tersebut wajahnya hancur penuh dengan darah.

Pak Zainal pun memilih mundur menjauh dari meja makan, sambil membaca ayat kursi.

"Mas Darto, itu bukan Marni anak njenengan, coba lihat baik baik...."

Pak Darto justru memagang kepala perempuan berwajah hancur penuh darah tadi, sambil berkata.

"Ini anak ku Marni Nal, masih hidup."

Pak Zainal tambah yakin Pak Darto dalam pengaruh gaib, dia berlari ke arah dispenser, lalu membasahi tangannya dengan air.

Pak Zainal membasuh muka pak Darto dengan air dispenser tadi, sambil membaca beberapa ayat suci.

"Sadar mas Darto....sadar...."

Pak Darto pelan pelan menjauh dari meja makan, nampak dia sudah menyadari bahwa dia dalam perangkap tipu daya setan.

"Ya Alloh, ampuni hamba.....apa ituuuuuuuuuu.....?"

Pak Darto justru mendekat ke arah pak Zainal, di pojok ruang makan, tak bisa berkata apapun.

Pak Zainal mencoba menepuk lengan Pak Darto yang ketakutan saat itu.

"Opo mas? Kok pucet ngono....."

"Set....Set.....Set...."

"Set opo mas? " tanya pak Zainal yang sebetulnya sudah paham kalau pak Darto melihat sosok wajah buruk perempuan goib tadi

"Setannnnnnnnnn Nal..... "

Pak Darto dan Pak Zainal pun berusaha keluar dari ruang makan, tapi perempuan gaib tersebut justru berdiri tepat di pintu menuju ruang tamu. Pak Zainal yang emosi di kala itu, mengambil kursi sambil membacakan ayat kursi, lalu dilemparkan nya kursi yang sudah dibacakan ayat kursi ke arah perempuan gaib tadi.

"Makan tu kursi yang sudah kubacakan ayat kursi.....!!!"

Seketika perempuan yang menyerupai Marni tadi menghilang bagaikan gas knalpot yang berhamburan kemana mana.

Saat itu pula pak Darto baru sadar dan mengakui.

"Bener kamu Nal, anakku Marni sudah meninggal, perempuan tadi jelmaan jin iblis....."

Pak Zainal pun menepuk punggung dari pak Darto sambil berkata.

"Diikhlasno ya Marni mas, mudah mudahan khusnul khotimah...."

"Iya mas... " jawab pak Darto sambil menangis



Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang