Pak Jarot dan penggali kubur yang lain akhirnya tiba di rumah Mbak Ninik, tempat almarhumah Mbah Titik disemayamkan
"Pagi pak Kades..."
"Pagi ! Alhamdullilah lagi dirasani akhirnya Jarot datang juga... " balas pak Kades Wahid
"Kalau pak Kades yang minta tolong apa sih ya engga? Hahaha" celetuk Jarot tertawa
"Wis ga usah cong cing Rot, ayo wis diangkat jenazah almarhumah... "
Pak Kades Wahid yang saat itu tak enak hati jika memutuskan sendiri, kembali memastikan ke Mbak Ninik.
"Almarhumah Mbah Titik dimakamkan sekarang nggih mbak Ninik?" teriak Pak Kades
Mbak Ninik menghampiri pembicaraan antara Pak Kades Wahid dengan Jarot.
"Inggih Pak monggo... " jawab mbak Ninik
Dengan rasa tak enak hati, disertai keinginan mengucapkan terima kasih yang mendalam, Mbak Ninik mengucapkan terima kasih banyak ke Jarot dan kawan-kawan.
"Matur suwun yo mas Jarot dan bapak-bapak yang lain, kami sudah dibantu... "
Pak Jarot dan kawan-kawan tak menggubris sedikitpun, dia lebih memilih menjauh dari mbak Ninik. Mbak Ninik sampai heran saat itu.
"Kok ga jawab? Apa saya ada salah lagi dengan keluarga kami ?" batin mbak Ninik sensitif
Sampai tak terasa pak Jarot dan penggali kubur yang lain berjalan sampai dengan berdiri tepat berada di samping mas Harno, suami dek Aan datang.
"Coba kalau bukan pak Kades yang minta, ga bakal mau aku... " celetuk Jarot
"Resiko tinggi ini bos... " kata pak Wir salah satu anggota tim penggali Pak Jarot
"Kamu kena ancam Sugimin juga Wir?" tanya Jarot
"Tidak hanya ancaman bos, foto ku yang masang togel ke almarhumah waktu di terminal, sudah disebar kemana mana bos... "
"Astaghfirulloh segitunya ya dendam ke almarhumah mbah Titik... "
"Dendam kesumat dia bos... "
Mas Harno yang mendengar hal tersebut hanya bisa mengelus dada.
"Ya Alloh Ya Rob, kok begini amat... " batin Mas Harno cukup kaget
Pak Kades Wahid yang sudah didepan pintu masuk rumah mbak Ninik langsung meminta Jarot dan yang lain masuk kedalam.
"Ayo ndang diangkat ke pemakaman... "
"Siap pak Kades.... " teriak Jarot
Jarot dan lain-lain pun masuk kedalam rumah, lalu mulai mengangkat jenazah almarhumah menuju pemakaman.
"Abot ya jenazahe... " celetuk Wir
"Mergo mong diangkat 4 orang tok Wir... "
"Gitu ya bos?"
"Iyo lah, neg sing ngangkat 6 orang ya jelase pasti enteng... "
KAMU SEDANG MEMBACA
Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )
HorrorTatang seorang supir ambulan yang mengambil pelajaran hidup dari pasien dan jenazah yang dia antarkan.