Bab 43 - Rezeki sudah Tertakar bagiann 16

1K 62 0
                                    

Proses pemakamaman Marni selesai dilakukan. Beberapa pelayat mulai meninggalkan kuburan. Sementara keluarga pak Darto masih duduk disebelah pemakaman Marni.

"Duh gusti....Duh Gusti......anak kulo njenengan ambil" Tangis Pak Darto pecah sambil memeluk makam Marni

Pri dan Bu Darto berdiri pula, sambil menangis meratapi kepergian Marni.

Tepat tujuh hari setelah meninggalnya Marni, atau biasa orang jawa sebut pitung dinoan, keluarga, tetangga, dan beberapa teman almarhumah datang menghadiri acara tersebut, termasuk Sinta dan Rahma, teman dekat Marni.

Selesai acara pitung dinoan, Sinta dan Rahma tetap duduk di area rumah pak Darto. Sinta menghampiri pak Darto, lalu menyalami model sungkem ke pak Darto.

"Bapak kami berdua badhe matur..."kata Sinta dan Rahma

"Monggo..monggo mbak...." jawab pak Darto dengan wajah cukup ikhlas

Mereka berdua pun duduk kembali, berhadap hadapan dengan pak Darto dan bu Darto.

"Teman nya Marni nggih mbak?" tanya Bu Darto

"Inggih Bu...." jawab Sinta

Pak Darto pun lantas duduk, dan berbicara kepada Sinta & Rahma.

"Gimana mbak?"

Rahma pun lantas memberikan sebuah sarung dan mukenah ke pak Darto dan Bu Darto.

"Bu titipan Marni minggu lalu, sehari sebelum meninggal...."

Bu Darto pun nampak shock saat itu.

"Maksudnya gimana nggih mbak?" respon Bu Darto sambil menerima sarung dan mukenah.

Rahma pun membuka handphone nya saat itu, sambil menunjukan pesan tersebut ke pak Darto dan bu Darto. Berikut isi percakapannya.

"Rahma cuantikkk... pesan 1 sarung sama 1 mukenah ya..."

"Siapp, btw 1 sarung lagi buat pacar kamu ya?"

"Ngawur bae kamu Maaa, buat bapak & ibu aku dumzz...."

"Hihihi maapkeun saye Mar..."

"Wolesss Maaa, dari dulu kepingin bapak ibu tambah semangat ibadah nya... "

Pak Darto dan Bu Darto yang membaca pesan tersebut trenyuh sedih, saling bertatapan.

"Bener dari Marni Pak..."

"Iya Bu..."

SInta pun lantas agak maju dari duduknya ikut bercerita.

"Maaf Pak Bu, saya juga rencana badhe bercerita...."

"Monggo mbak silahkan..." jawab pak Darto

Dengan rasa agak sungkan dan sedikit takut, Sinta meyampaikan percakapan terakhir dengan Marni sebelum meninggal.

"Bapak saya seorang mualaf, baru dua tahun ini, ibu saya Kristen, bapak saya islam..."

"Inggih mbak, sama dengan saya mbak..." jawab pak Darto

Sinta tersenyum mendengar jawaban pak Darto.

"Nah ya itu Pak, karena sama sama mualaf, saya badhe cerita..."

"Silahkan mbak..."

"Marni sering curhat ke saya Pak..."

"Curhat tentang apa mbak?"

"Tentang rutinitas shalat bapak...."

Mendengar jawaban singkat terakhir dari Sinta, pak Darto hatinya bergetar.

"Semua yang saya dan keluarga alami akhir akhir ini sungguh peringatan Alloh..." batin Pak Darto saat itu

Sinta dan Rahma pun memutuskan pulang ke rumah masing masing setelah itu. Pak Darto merenung dan memperbaiki diri terus menerus setelah kejadian tersebut , dan tak terasa perenungan itu merubah sifat dan kebiasan pak Darto saat itu.

Tepat setahun setelah meninggalnya Marni, pak Darto dan bu Darto qodarulloh mendapatkan rejeki haji di Baitulloh.

Pak Darto dan Bu Darto kaget saat itu bertemu dengan sesosok wanita cantik di tanah mekah.

"Pak Darto...dan Bu Darto... nggih?" tanya seorang wanita cantik sambil menyalami Pak Darto & Bu Darto.

"Inggih betul, siapa nggih?" tanya Bu Darto

"Sinta temannya almarhumah Marni Bu..."

"Oalah mbak Sinta to..." jawab Bu Darto sambil memeluk Sinta

Pak Darto & Bu Darto sambil tersenyum bertanya saat itu.

"Gimana mbak sehat? Sama siapa?"

"Sama suami Pak...ini Pak..."

Suami sinta turut menyalami Pak Darto dan Bu Darto sambil tersenyum. Sinta pun lantas bercerita saat itu.

"Bu... Pak... saya sudah ada feeling hari ini akan ketemu panjenengan dari kemarin malam..."

Pak Darto dan Bu Darto cukup heran saat itu.

"Feeling gimana mbak?"

Sinta kembali menjelaskan.

"Bapak ibu...lihat sebentar foto ini nggih...." Kata Sinta sambil menunjukan foto di handphone nya

Melihat foto tersebut, pak Darto dan Bu Darto sontak kaget.

"Ya Alloh mirip banget Marni Pak...." Kata Bu Darto

"Iya Bu, ketemu dimana mbak?" tanya pak Darto

"Kemarin setelah shalat isha di masjidil haram Pak, saya ketemu perempuan ini Bu..."

"Orang mana mbak?"

"Belum sempat nanya Bu, setelah saya ajak foto, mbak nya lari ke arah rombongan, takut ketinggalan..."

Setelah percakapan tersebut, Pak Darto dan Bu Darto saling memandang sambil tersenyum saat itu.

Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang