Bab 130 - Mbah Bandar Judi bagian 35

444 27 0
                                    

Pak Kades Wahid menghampiri Mbak Ninik, menyampaikan bantuan yang coba dia akan berikan.

"Mbak Ninik ini saya coba bantu njenengan dan keluarga, bismillah mudah-mudahan tidak ada halangan, serta diberi kelancaran.... "

"Bantu apa nggih Pak Wahid?" tanya Mbak Ninik

"InsyaAlloh nanti pak Jarot dan yang lain akan kesini bantu pemakaman... "

"Alhamdullilah ya Alloh... " celetuk mbak Ninik bersyukur

Dek Aan ikut nimbrung pula dalam pembicaraan tersebut, sambil menyerahkan sisa uang yang dia miliki.

"Pak  Kades, ini ada sedikit uang, untuk uang makan pak Djarot dan yang lain..." kata dek Aan sambil memberikan uang 200 ribu rupiah

"Ga usah dek Aan, memang saya niatkan untuk bantu njenengan dan keluarga... " balas Pak Kades sambil menepis uang pemberian dari Dek Aan

"Tolong diterima Pak ! Saya dan keluarga ga enak ke njenengan seterusnya nanti... "

"Gapapa dek saya ikhlas..." pak Kades Wahid tetap tidak mau menerima

Mbak Ninik lantas menengahi keadaan saat itu.

"Wis wis dek, kita terima saja pemberian bantuan dari pak Kades, dengan begitu kita justru menghargai beliau, begitu nggih pak Wahid?"

"Betul, maksud saya begitu mbak Ninik, uang tersebut bisa njenengan gunakan untuk keperluan almarhumah yang lain kan... "

Seketika Dek Aan baru menyadari apa yang dimaksud dek Aan.

"Oalah... lah... maksud beliau begituuu to, untuk melunasi utang almarhummah Ibu...!" batin dek Aan mulai menyadari

Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang