Bebarengan dengan kejadian yang barusan tertadi, selang beberapa saat, Pak Andi selaku ketua tim penyelidikan otopsi masuk kembali kedalam ruang otopsi.
"Ya opo ini pak Rudy sama mbak Sisil kok duduk diam semua?"
Mbak Sisil dan Pak Rudy saling menatap satu sama lain, tapi tetap dengan kondisi diam.
"Loh loh...kok tetap diam?" tanya pak Andi
Mbak Sisil hanya batin saat itu.
"Apa aku perlu cerita ke Pak Andi? Tapi pak Rudy yang melihat langsung, hanya diam saja, ya sudah aku omong saja lah..."
Mbak Sisil pun menjawab pertanyaan pak Andi saat itu juga.
"Sempat ada sesuatu, tapi sudah aman Pak..."
"Oalah, alahmdullilah kalau gitu mbak..."
"Nggih pak Andi...."
Pak Andi melihat kertas yang berada disamping printer, lalu bertanya ke mbak Sisil.
"Ini ya mbak hasil temuan otopsi jasad Almarhum?"
"Nggih Pak Betul...."
Beliau pun langsung membaca Berita Acara Otopsi yang sudah dicetak mbak SIsil.
"Ditemukan tusukan benda tajam di dada sebelah kiri, titik ruas rusuk nomor 5 dari bawah, sudah sesuai dengan fakta yang ada ya mbak?"
"Sudah Pak...."
"Oke mbak Sisil... Pak Rudy... terima kasih...."
"Sama sama Pak Andi....." jawab pak Rudy singkat
Pak Andi bergegas mengambil handphone didalam saku celananya, lalu menghubungi pak Arif selaku kepala kepolisian yang bertugas menangani kasus almarhum Bu Fat.
"Assalamualaikum..."
"Waalaikumsallam pak Andi..."
Pak Andi pun lansgung menjelaskan hasil temuan yang ada.
"Pak Arif, sekedar memberi informasi, dari hasil tim otopsi kami, ditemukan adanya tusukan benda tajam ke dada kiri almarhumah....."
"Brarti benar dibunuh ya Pak?" tanya pak Arif
Mbak Sisil yang mendengar percakapan telepon antara pak Arif dan pak Andi ikut menanggapi.
"Tidak tau Pak, intinya ada benda tajam yang menusuk ke dada kiri almarhumah...."mbak Sisil menanggapi pelan
Pak Andi melanjutkan kembali pembicaraanya dengan pak Arif melalui handphone, setelah mendapat penjelasan dari Mbak Sisil.
"Belum diketahui untuk hal tersebut, dibunuh atau bunuh diri, kami tidak mengetahui....."
"Begitu nggih?" tanya Pak Arif
"Inggih pak Arif, insyaAlloh untuk Berita Acara Otopsi ini, legalitasnya kami segera lengkapi dan kirim ke kantor bapak..."
"Siap terima kasih banyak pak Andi...."
"Sami-sami Pak Andi...."
Pak Arif mengakhiri telepon nya dengan Pak Andi selaku ketua tim otopsi, saat itu pula mbak Wati yang mendengar percakapan tersebut, badannya menjadi lemas lunglai, masih tak percaya dengan fakta yang ada.
"Ya Alloh hidup kok gini amat Ya Alloh, masak iya adek ku membunuh ibuku?...." batin mbak Wati masih tidak percaya
KAMU SEDANG MEMBACA
Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )
HorrorTatang seorang supir ambulan yang mengambil pelajaran hidup dari pasien dan jenazah yang dia antarkan.