Bab 37 - Rezeki sudah Tertakar bagiann 11

1K 53 2
                                    

Pri duduk di luar ruang jenazah sambil kedua telapak tangan nya menutupi wajahnya yang sedang menangis.

"Harusnya aku tadi jemput Marni?"

Penyesalan dan penyesalan menyelimuti hati Pri. Pak Zainal selaku teman dari Pak Darto & Bu Darto, menghampiri Pri saat itu.

"Sabar ya dek...."

"Iya Pak, tapi saya nyesel.."

Pak Zainal lantas bertanya ke Pri.

"Menyesal kenapa?"

"Kalau tadi sore saya jemput adek saya, dia mungkin masih hidup..."

Mendengar hal tersebut pak Zainal cukup kaget.

"Astaghfirulloh aladzim, istighfar dek, itu was was syaiton..."

Nampak Pri memukul mukul tangan nya ke tembok sambil berteriak.

"Coba aku tadi pulang duluan, ga usah lembur, adek pasti masih hidup...."

Pak Zainal mengelus elus punggung Pri, sambil memberi semangat.

"Alloh lebih tau yang lebih baik buat adek dan keluarga, semua yang ditakdirkan Alloh itu yang terbaik buat kita dek...."

Pri duduk kembali, menangis sejadi jadinya, sambil mengingat kembali kejadian tadi siang di rumah, ketika mendapat informasi bahwa Marni sudah meninggal.

"Loh ibu kenapa lari keluar rumah sampai jatuh begini?"

Pri bertanya kepada Bu Darto tepat di saat dia sedang pulang kerja.

"Ibu...Ibu...."

Bu Darto menjawab terbata bata, nampak badannya gemetar semua, seperti ketakutkan setelah melihat sesuatu.

"Ada apa Bu? Cerita ke Pri dah Bu..."

Jawab Pri sambil membantu Bu Darto berdiri. Pri pun menuntun Bu Darto kedalam kamar tamu, sampai dengan beliau duduk.

Bu Darto nampak cemas sambil menengok ke sekitaran dalam rumah.

"Nyari siapa Bu?"

Pri kembali bertanya karena gerak gerik Bu Darto saat itu aneh.

"Ada perempuan muntah darah di dapur..."

"Maksudnya gimana Bu?"

Bu Darto tetap diam tak menjawab, Pri yang merasa ada kejanggalan dengan yang disampaikan Bu Darto, berjalan menuju kamar tamu, mengecek apa yang disampaikan Bu Darto.

"Engga ada apa apa itu Bu...!"

Pri berteriak dari kamar tamu.

"Coba kamu cek kamar mandi juga mas...!"

Bu Darto meminta Pri mengecek area kamar mandi juga. Pri pun berjalan kearah kamar mandi.

"Kosong Bu, ga ada orang....!"

Pri kembali berteriak. Bu Darto pun kembali menyahut.

"Beneran ga ada mas?"

"Ga ada Bu..."

Pri pun berjalan kembali ke kamar tamu menghampiri Bu Darto.

"Ibu tadi beneran lihat? apa jangan jangan cuman nglindur ?"

"Ya Alloh beneran, perempuan seumuran Marni, tapi..."

"Tapi apa Bu?"

"Tapi wajahnya pucat, perempuan tadi muntah darah di meja makan..."

Pri yang masih penasaran mengajak Bu Darto mengecek kembali ke kamar tamu.

"Coba kesini bentar Bu..."

Bu Darto pun berjalan pula ke area meja makan.

"Ga ada apa apa kan Bu?"

Tanya Darto sambil menunjuk meja Makan

"Bentar mas..."

Bu Darto yang masih penasaran mencoba mencari muntahan darah di sekitaran meja makan.

"Disini ga ada....."

Kata Bu Darto saat mengecek meja makan. Masih penasaran dengan kejadian tadi sore, Bu Darto mengecek kembali dibawah meja makan. Sementara itu Pri berjalan ke arah kamar untuk mandi.

"Ada mas....!"

Bu Darto berteriak kencang, saat menemukan beberapa helai rambut dimana dibawah nya terdapat darah kering di lantai.

Pri yang mendengar teriakan Bu Darto langsung bergegas kembali menuju area meja makan.

"Mana Bu?

"Ini lo.."

Bu Darto menunjuk darah kering dan beberapa helai lambut, tepat dibawah meja makan.

"Loh? Kok sama persis dengan darah kering yang tak lihat di masjid tadi? Jangan jangan perempuan yang kuboncengkan tadi??..."

Batin Pri keheranan sambil bertanya tanya dengan kejadian yang barusan dia dan Bu Darto alami, bertemu sesosok perempuan yang hampir mirip.

Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang