Bab 100 - Mbah Bandar Judi bagian 5

705 32 0
                                    

Mbak Jum kembali mengendari motornya, untuk menjemput kedua putranya Dody & Bella.

Saat sudah sampai di sekolahan dasar, Dody & Bella yang kebetulan satu sekolah, tak sengaja mbak Jum berpapasan dengan Pak Imin, tetangga Mbak Jum & Mbah Titik.

"Mbak Jum ada apa tadi kok saya lihat sempat ada ambulan keluar dari rumah njenengan?" tanya Pak Imin

"Bukan dari rumah saya Pak, tapi dari rumah Mbah Titik... "

"Sakit apa Mbah Titik mbak?"

"Belum tau juga sakitnya apa, tapi badannya kejang, & membiru semua..."

Pak Imin mendengar berita itu bukannya kasihan dan prihatin, justru marah campur jengkel.

"Loh lha terus urusan kambing yang saya beli ke mbah Titik gimana?"

"Kambing apa Pak?"

"Mbah Titik kapan hari cerita punya 10 ekor kambing, beberapa warga inden kambing ke dia, untuk idul adha bulan kemarin, termasuk saya... "

"Terus permasalahannya apa?"

"Sampai sekarang kambingnya belum dikasihkan ke saya, padahal sudah saya bayar lunas... "

"Loh kok bisa?"

"Nah itu mbak Jum, info warga lain yang kena tipu, dari pengamatan mereka kambing Mbah Titik sebenarnya cuman 5 ekor... " jawab

"Lha terus? Kok ditawarkan ke yang lain?"

Pak Imin nampak cemberut dan wajahnya memerah mendengar pertanyaan mbak Jum.

"Jengkel saya itu, cuman punya 5 kok ditawarkan ke 10 orang, itu kan nipu namanya... " kata Pak Imin

Mbak Jum, nampak diam sebentar, kemudian coba menenangkan batin Pak Imin.

"Sabar nggih Pak Imin, walaupun ada masalah sama beliau, tolong dikasihani dulu beliau, posisi baru sakit soalnya... "

Pak Imin justru kecewa mendengar apa yang disampaikan mbak Jum.

"Ga bisa mbak, sudah 1 bulan ga ada kepastian, apalagi kalau nanti beliau di rumah sakit akhirnya meninggal? Terus keluarga Mbah Titik minta dianggap lunas gitu? Enak aja... "

"Sabar Pak.. Sabar... "

"Sabar gimana mbak Jum? Saya sudah bayar 2.5 juta, tapi tiap ditanya mana kambingnya? Malah kabur terus yang bersangkutan... "

Mbak Titik diam seribu bahasa, tak berani menaggapi. Sementara Pak Imin masih terus nerocos, menyampaikan ketidak sregannya terhadap perilaku mbak Titik.

"Sampean kan dekat sama keluarga dia mbak Jum!"

"Iya, gimana Pak?" tanya mbak Jum

"Tolong sampaikan pesan saya ke keluarga mbah Titik, terutama Ninik anaknya yang tinggal disini.... "

"Pesan apa Pak Imin?"

"Kalau sampai dalam 1 minggu kedepan hutang dia ke kami urusan kambing belum dilunasi, saya & 4 korban yang lain akan bawa ke pengadilan... "

"Jangan Pak, kasihan keluarga baru ngrawat Mbah Titik yang sakit... "

"Ga peduli saya, wong mereka ga ada inisiatif baik-baik mengembalikan utang kambingnya... "

Mbak Jum hanya menelan ludah, sambil  batinnya dilema.

"Ya apa caraku ngomong ke Mbak Ninik? Posisi mbah Titik sakit parah seperti itu, masih pula dilanda masalah utang-utang Mbah Titik yang menumpuk..." batin Mbak Jum

Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang