Bab 114 - Mbah Bandar Judi bagian 19

622 38 1
                                    

Mereka semua masuk ke ruang jenazah, untuk memindahkan jenazah keatas pick up.

Saat Mbak Ninik & Dek Aan melihat langsung jenazah ibu mereka, badan mereka gemetar kaget tak karuan.

"Astaghfiurlloh kok membiru semua gibi badan ibu dek... "

"Iya mbak, telapak kaki kanan ibu juga kenapa seperti membusuk gini ya?" dek Aan menanggapi

Mbak Jum menujuk telapak kaki yang dimaksud.

"Ini to maksudmu dek?"

"Iya mbak?".

" Itu telapak kaki yang aku maksud kena paku ndak dibersihkan, ya itu dek... "

"Ya Alloh sampai begini ya... " celetuk dek Aan

Tatang menghampiri Antok selaku petugas ruangan saat itu.

"Mas, jenazah mau diambil sama keluarga nya ini... " kata Tatang

"Sudah selesai nggih pelunasan pembayarannya di cahsiernya mas Tatang?"

Tatang pun bertanya ke Mbak Ninik & Dek Aan.

"Sudah dibayar lunas nggih Bu?" tanya Tatang

Mbak Ninik lantas mengeluarkan kwitansi pembayaran, untuk ditunjukan ke mas Antok.

"Sudah dibayar nggih, silahkan dibawa Bu jenazahnya... "

"Siap mas, matur nuwun... "

"Sami-sami Bu... "

Tatang pun mulai mengangkat bagian kepala almarhumah, sementara Dek Aan mengangkat di punggung almarhumah, dan Mbak Ninik di kaki almaehumah.

Mbak Jum ikut membantu membuka pintu keluar ruang jenazah. Jenazah pun mulai diangkat pelan pelan ke luar ruangan menuju lorong rumah sakit.

Beberapa pengunjung rumah sakit disekitaran lorong cukup keheranan & penasaran.

"Jasad kok ga digeledek ke ambulan ya?" tanya salah satu pengunjung lain

"Nah ya itu, masak mau dinaikan ke atas pick up itu?" jawab salah satu pengunjung lain menanggapi

Mbak Ninik & Dek Aan mulai menyadari beberapa pengunjung mulai keheranan dengan apa yang mereka lakukan.

"Kok pada lihatin kita ya mbak? Apa aneh to kaya gini?" tanya dek Aan

"Ga usah dipikir, mereka cuman bisa batin, tapi ga bakalan bantu kita... "

"Inggih mbak, leres... "

Saat tepat almarhumah akan diangkat keluar lorong menuju ke atas pick up. Mbak Jum berteriak kencang.

"Mbak gerimis ! Mulai hujan ini !"

Wajah mbak Ninik & dek Aan berubah sedih campur takut mendengar apa yang disampaikan mbak Jum.

"Ya Alloh apalagi ini?" celetuk Mbak Ninik mulai stres dengan wajah sedih

Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang