Bab 102 - Mbah Bandar Judi bagian 7

631 31 1
                                    

Jum menengok di kaca ruangan Mbah Titik.

"Ruangannya mbah Titik nggih niki mbak?"

"Iya Jum... "

"Diagnosa Dokter sakit apa mbak beliau?"

Mbak Ninik mengajak Mbak Jum duduk dulu di kursi ruang tunggu depan kamar.

"Duduk sini dulu Jum... "

Mbak Jum mengikuti instruksi mbak Ninik untuk duduk, setelah mbak Jum duduk, mulailah mbak Ninik menjelaskan.

"Sakit tetanus Jum... "

"Ya Alloh ya Rab, terus sembunhya gimana mbak?" tanya Mbak Jum

"Ini diinfus obat tetanus, ke seluruh badan Mbah Titik..

" Oalah, lha terus kenapa njenengan ga tunggu didalam aja mbak?"

"Ga boleh ditungggu Jum, didalam ruangan harua steril, supaya infeksi ga tambah nyebar ke tubuh Mbah Titik..... "

"Ya Alloh, kasihan banget Mbah Titik... "

Jum saat itu pun memberanikan diri bertanya tentang utang piutang kambing mbah Titik ke mbah Ninik.

"Ngapunten ya mbak aku mau tanya tolong jangan tersinggung... "

"Apa Jum?"

"Njenengan kenal Pak Imin?"

Belum Jum sempat menjelaskan apapun, Mbak Ninik sudah paham maksud Jum.

"Kenal, hutang kambing ya?"

"Betul mbak, sudah tau to?"

"Sudah Jum... "

"Ngapunten nggih sekedar nyuwun pirao, gimana mbak rencana penyelesaian dari keluarga njenengan?"

"Kemarin mbah Titik sewaktu Mbah Titik sehat, beliau cerita ada 2 kambing yang masih belum beliau bayar, rencana kalau uang sewa toko turun, nanti saya pakai buat bayar.... "

Jum sempat bingung dengan cerita mbak Ninik.

"Kata Pak Imin 5 orang mbak yang belum diganti kambingnya?"

"Hah? Yang bener Jum?"

Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang