Dek Aan & mas Harno saling memastikan kembali terkait masalah utang piutang dengan pak Sugimin.
"Gimana dek baiknya? Apa kita lunasi sekarang saja?" tanya mas Harno
"Uang dari mana mas?"
"Kurang berapa to dek?"
"Satu juta mas... "
Mas Harno mengecek uang di sakunya, sambil memandang dua liang lahat yang mengeluarkan mata air yang akan digunakan almarhumah mbah Titik.
"Aku ada 1.5 juta dek, cukup lah 500 ribu untuk pulang nanti... "
"Gapapa beneran to mas pakai uang njenengan dulu?"
"Gapapa dek, ikhlas aku, penting permasalahan almarhunah segera bisa diselesaikan... "
Semua pelayat melihat percakapan antara Mas Harno dengan Dek Aan dengan wajah bersedih.
Sementara Wir menyampaikan sesuatu kepada mas Harno sesuatu yang diketahui.
"Rumah Pak Sugimin tepat didepan situ mas... " kata Wir sambil menunjuk sebuah rumah didepan gapura kuburan
"Dimana mas?"
"Itu !" Wir menunjuk sebuah rumah berwarna hijau depan kuburan
Mendengar apa yang disampaikan Wir, Dek Aan dan Mas Harno kembali berembug.
"Kesana to?" tanya mas Harno
"Takut ditolak apalagi dihina hina aku mas..."
"Ga usah dipikir, yang penting niat kita baik... "
"Nggih mas, ayo wis... "
Dek Aan dan Mas Harno berjalan melangkah dari TPU menuju rumah Sugimin. Jarot pada saat itu memberi tau sesuatu pula.
"Pak Sugimin baru masuk kedalam rumahnya ! Itu naik motor pcx... " teriak Jarot
KAMU SEDANG MEMBACA
Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )
HorreurTatang seorang supir ambulan yang mengambil pelajaran hidup dari pasien dan jenazah yang dia antarkan.