Bab 16 - Karma untuk Mbak Srii bagiann 3

1.7K 94 1
                                    

"Allahu Akbar."

Pelayat mulai menshalatkan mbak Sri..

Saat itu, nampak mendung tapi belum turun hujan.

Tatang yang menunggu ambulan hanya bisa batin pada saat itu.

"Ini kalau ga segera dimakamkan, apa jenazah ga rawan kehujanan?" batin Tatang

Kira kira 10 menit setelah shalat jenazah, Hanung memberi info pak Mar selaku RT.

"Bapak kita makamkan sekarang." kata Hanung

"Inggih mas, saya sampaikan pelayat terlebih dahulu."

Pak Mar selaku ketua RT pun, memberikan penutup serta pelepasan, untuk almarhumahsaat itu.

"Bapak ibu sekalian, selama Ibu Sri hidup, jika ada salah ke bapak ibu mohon dibukakakn pintu maaf seluas luasnya, dan jika ada hutang yang belum dilunasi tolong segera sampaikan ke pihak keluarga nggih." kata Mas

"Nggih Pak." jawab mas Hanung

Pak Mar pun melepas kepergian almarhumah saat itu.

"Bapak ibu, sebentar lagi jenazah akan dikebumikan di TPU Lor Kidul, Utara desa kita, monggo bagi bapak ibu yang ingin ikut pemakaman, monggo mas Hanung." kata pak Mar

Mas Hanung pun mulai mengangkat peti jenazah dibantu para pelayat.

"La illaha illalah, La illaha illalah." semua pelayat mengangkat jenazah menuju ambulan, disertai ucapan tauhid

Tatang pun membuka ambulan, untuk selanjutnya peti jenazah dimasukan kedalam ambulan.

"Sampun mas? Berangkat nggih?" tanya Tatang ke mas Hanung

"Nggih mas." jawab Hanung

Hanung duduk di sebelah Tatang, sementara Salwa duduk dibelakang menemani peti jenazah ibu nya.

Tatang pun mulai tancap gas ambulan yang dia kendarari.

Hanung dan Salwa menangis kembali melepas kepergian bapak ibu nya.

"Ibu.... Ibu.... Ibu.... " tangis Salwa & Hanung membanjiri suasana ambulan saat itu

Di tengah tengah perjalanan, hujan turun sangat deras.

"Ya Alloh.....deras sekali.." batin Tatang

Hanung & Salwa pun saling berbicara saat itu.

"Gimana ini dek?" tanya Salwa

"Mudah mudahan sampai sana terang mbak." jawab Hanung

Ketika ambulan sampai di TPU Lor Kidul, hujan mereda, tinggal gerimis saja. Tapi saat itu salah satu penggali kubur bercerita ke Hanung, sesuatu yang janggal

"Mas sudah lima kali kami pacul, tapi keluar air nyumber terus menerus, ga berhenti." kata salah satu penggali

Mas Hanung, & Salwa yang melihat hal tersebut bingung.

"Kenapa ya dek kok begini?" tanga Salwa

"Engga tau juga aku dek." jawab Mbak Salwa

Bebarengan dengan Yatno datang ke pemakaman.

"Mas Mbak.... " kata Yatno sambil menyalami Salwa & Hanung, diselingi dengan Mbak Wi, istri mas Yatno ikut menyalami Salwa & Hanung

"Om..." jawab singkat Salwa & Hanung sungkan lama tak bertemu

Om Yatno yang bergegas melihat liang lahat, kaget.

"Astaghfirulloh..." kaget Om Yatno melihat air nyumber di liang lahat mbak Sri

Tak tau harus berbuat apa, Hanung & Salwa bertanya ke Yatno.

"Om...menurut Om ini solusinya bagaimana nggih?" tanya Hanung

Yatno diam, berpikir, dan mulai instropeksi diri apa yang seharusnya dilakukan, seketika dia melihat kuburan ayah Hanung & Salwa, almarhum mas Sarno.

"Mas...." kata mas Yatno kepada salah satu penggali

"Nggih, gimana Pak?" kata salah satu penggali

"Tolong makam sebelah situ, sampean bersihkan dulu." kata Yatno sambil menunjuk makam almarhum Sarno.

Hanung & Salwa mulai menyadari.

"Dek kita belum pernah nyadran bapak, dari bapak meninggal 6 bulan yang lalu." tangis Salwa

"Iya mbak." jawab Hanung

Hanung & Salwa pun, turut membersihkan makam ayah mereka, alamarhum Sarno.

Yatno yang melihat Salwa & Hanung membersihkan makam almarhum Sarno, menghampiri mereka.

"Mas.....Mbak..... tolong ayah kalian dimaafkan, didoakan nggih, semoga Khusnul Khotimah."

"Nggih Om, maaf ya Om dulu kami ga ngrawat Bapak waktu sakit." kata Hanung

"Gapapa mas mbak, yang sudah berlalu biar berlalu, biar ga muncul was was setan." kata Yatno

Setelah makam almarhum Sarno dibersihkan dari rumput dan ilalang, seketika air yang nyumber di liang lahat mbak Sri surut kering.

"Bu Pak... sudah surut." kata salah satu penggali kuburan

Mendengar hal tersebut, Tatang menurunkan peti jenazah dari ambulan, kemudian bergegas dimakamkan ke liang lahat.

"Alhamdulillah pemakaman bisa berjalan lancar mbak." kata Hanung

"Iya dek, alhamdullilah." jawab Salwa

Mas Yatno & Mbak Wi, turut tenang dengan prosesi pemakaman yang akhirnya bisa berjalan lancar, walaupun diawali dengan beberapa kendala yang dialami.

Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang