Bab 101 - Mbah Bandar Judi bagian 6

618 30 0
                                    

Mbak Ninik melihat ke sebuah kaca pintu menengok sebuah ruangan dimana Mbah Titik, sedang terbujur kaku.

Hampir seluruh tubuhnya tertancap infus, bahkan beberapa kali lepas.

Mbak Ninik yang mencoba mengingat kembali lepasnya infus.

"Kok 5 kali lepas ya infusnya ibu?" batin Mbak Ninik bertanya-tanya

Saat sedang menengok kaca ruangan Mbah Titik dirawat, tak terasa air mata Mbak Ninik menetes. Tatang yang sedang melewati ruangan merasa kasihan campur heran, melihat Mbak Ninik menangis.

"Gimana kondisi si Mbah Bu?" tanya Tatang

"Beliau di ruangan ini mas... " jawab Mbak Ninik sambil menunjuk ruangan dimana Mbah Titik dirawat

"Sakit apa beliau Bu?"

"Tetanus mas... "

Sepintas Tatang menengok kedalam kaca pintu ruangan Mbah Titik.

"Loh kok infusnya banyak sekali Bu?" tanya Tatang sambil melihat kondisi Mbah Titik dari kaca pintu

"Infeksi beliau sudah menjalar ke 80% tubuh si mbah... "

"Ya Alloh, mudah-mudahan lekas sembuh nggih simbah Bu... " kata Tatang

"Aamiin mas, terima kasih banyak doanya... "

Saat Tatang berjalan kembali menuju ruangan garasi ambulan, Mbak Ninik berlari mengejar Tatang, berusaha menghampiri.

"Mas... Mas... " Mbak Ninik memanggil Tatang

Tatang berhenti berjalan, membalikkan badannya menghadap mbak Ninik, sementara mbak Ninik berjalan cukup cepat menuju Tatang.

"Mas makasih banyak nggih sudah dibantu... " mbak Ninik menyalami Tatang sambil memberikan uang 50 ribu

"Loh apa ini Bu?" tanya Tatang kaget diberi uang

"Tolong diterima mas, sedikit buat beli nasi sama kopi... "

"Oalah, malah repot-repot to Bu... "

"Mboten kok mas... "

"Makasih banyak nggih Bu... "

"Sami-sami... "

Selesai Mbak Ninik memberikan uang ke Tatang, Mbak Jum datang menjenguk ke rumah sakit. Mbak Jum sedikit berteriak-teriak memanggil mbak Ninik yang tidak sadar kehadiran Jum.

"Mbak Ninik... Mbak.....! "

Mbak Ninik menoleh ke arah sumber suara yang memanggilnya.

"Oalah Jum kamu to? Kok sampai teriak gitu?"

Mbak Jum menghampiri Mbak Ninik sambil bertanya.

"Engga apa-apa mbak nyapa njenengan aja... "

"Buanter tapi suaramu Jum... "

"Ya maklum mbak, biasa bengok dhek Sawah... "

"Iyo, tapi lain waktu alon-alon neg bicara, ini rumah sakit Jum.. "

"Nggih mbak, ngapunten.."

Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang