Saat jenazah almarhumah Mbah Titik dimasukan kedalam liang lahat, terlihat tubuh almarhumah sudah tidak membiru, dan tidak berbau busuk.
"Alhamdullilah ya Alloh, sudah tidak berbau... " batin mbak Ninik bersyukur
Seluruh tubuh almarhum mbah Titik sudah diturunkan ke liang lahat, lalu mulai diuruk menggunakan tanah.
"Bu sugeng tindak, mugi gusti Alloh maringi pengampunan, kalihan ketenangan kagem njenengan nggih Bu.... " batik dek Aan sambil menangis sedih
Mas Harno menghampiri dek Aan sambil menepuk pundak dek Aan.
"InsyaAlloh surga sudah menanti Ibu dek... "
Dek Aan hanya mengangguk disertai tangis. Kemudian saat almarhumah sudah tertutup penuh dengan tanah. Hati mbak Ninik & dek Aan sama-sama bertanya-tanya satu perkara penting.
"Apakah sebelum meninggal Ibu sempat shalat? Semoga saja ya Alloh" batin mbak Ninik & dek Aan khawatir
Pak Kades Wahid melakukan doa bersama setelah almarhumah mbah Titik dimakamkan.
"Assalamualaikum... Bapak Ibu sekalian monggo kita doakan almarhumah, semoga segala amal ibadah almarhumah mbah Titik diterima Alloh SWT, segala kesalahan almarhumah mohon dimaafkan nggih... "
"Waalaikumsallam.... Aamiiin.... Inggih... " jawab beberapa pelayat dan keluarga
Selesai almarhumah didoakan, Mbak Ninik & Dek Aan menangis sejadi jadinya memeluk makam almarhumah mbah Titik.
"Ibu... ! Ibu !" tangis keduanya
Mbak Jum dan keluarga mencoba menyabarkan keduanya.
"Sabar mbak... sabar dek.... "
Mbak Ninik & Dek Aan tetap menangis di makam mbah Titik yang masih basah.
Saat itu pula, pak Zainal selaku mandor ambulan tiba-tiba datang kembali ke TPU, beliau datang dengan pal Zainudin, sosok dermawan, orang yang berpengaruh di desa mbak Ninik selain Pak Sugimin. Mas Harno & Mbak Jum heran saat itu.
"Loh pak Zainal rumah sakit kok kesini lagi? Kok sama pak Zainudin juga?" tanya Jum penasaran
"Lha ya to? Ada apa ini ya?" mas Harno menanggapi
KAMU SEDANG MEMBACA
Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )
HororTatang seorang supir ambulan yang mengambil pelajaran hidup dari pasien dan jenazah yang dia antarkan.