"Tok..tok..tok..tok..tok..tok..."
Nampak beberapa orang mengetok pintu rumah Bu Darto. Selang beberapa waktu kemudian, kerumunan beberapa orang tersebut berteriak dari luar rumah.
"Bu Darto......Bu......? Bu Darto..........Bu.........?"
Bu Darto & Pri yang saat itu berada di meja makan, sontak kaget.
"Siapa nggih Bu? Kok manggil nya kenceng banget gitu"
"Ga tau aku mas, coba bukakno dulu aja pintu nya..."
Pri pun berjalan menuju ruang tamu, sementara Bu Darto mengikuti dari belakang. Saat Pri membuka pintu kamar tamu, Bu Darto dan Pri sungguh kaget.
"Loh? Kok ramai begini....." batin Bu Darto saat itu
Pri dan Bu Darto keluar dari area kamar tamu bertemu dengan kerumunan orang.
"Wonten nopo nggih Bapak Ibu? Kok pada ngumpul disini?"
Tanya Pri ke rombongan Bapak Ibu tersebut. Nampak dari kerumunan orang orang tersebut, muncul pak Zainal mandor supir di RS Andalan, teman Bu Darto & pak Darto.
"Mas ngapunten kalau mengganggu"
"Mboten Pak, ada apa nggih?"
Sementara itu, Bu Darto ikut keluar dan menemui kerumunan orang orang tersebut, beliau cukup kaget bertemu dengan pak Zainal, teman sekelas SMA beliau dan pak Darto.
"Loh mas Zainal to ini?"
"Iyoo, njenengan mbak Yatni istri Mas Darto to?"
"Iyo mas, ada perlu apa mas kesini?"
Pak Zainal menunjukan jasad foto seorang perempuan yang meninggal karena kecelakaan.
"Mas bener adek njenengan to ini?"
"Marni to itu mas?" tanya beberapa ibu ibu
"Ya Alloh? Benar adek saya ini Pak.." jawab Pri sambil wajahnya sedih berkaca kaca
Bu Darto ikut melihat foto di handphone Pak Zainal. Nampak wajah Marni bengkak seperti terjatuh.
"Marni anak saya mas? Gimana mas?"
Pak Zainal pun memberi kabar saat itu juga.
"Mbak Yat, ingkang sabar nggih, badha ashar putra njenengan kecelakaan lalu lintas didepan jalan raya situ, kami coba bawa ke rumah sakit, tapi saat di tengah perlajanan, Qodarulloh putra njenengan meninggal" jawab Pak Zainal sambil menunjuk jalan besar didepan rumah Bu Darto
Bu Darto, Pri, dan kerumunan Bapak Ibu tangisnya pecah saat itu.
"Ya Alloh Marni......Marni........!" Bu Darto menangis berteriak teriak, sambil badan nya berguling guling ke tanah, tak mampu menahan rasa sedih nya.
"Sabar nggih Bu Darto.....sabar nggih...." Kerumunan Ibu-Ibu memeluk badan Bu Darto sambil mencoba menenangkan hati beliau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )
HororTatang seorang supir ambulan yang mengambil pelajaran hidup dari pasien dan jenazah yang dia antarkan.