Bab 121 - Mbah Bandar Judi bagian 26

562 30 1
                                    

Beberapa warga agak marah dengan kelakuan pak Imin.

"Min min bengi bengi kok bengok bengok ! Opo neh mbak Ninik lagi perjalanan pulang bawa jenazah almarhumah Mbah Titik ke rumah...!"

"Lha utang ga dilunasi ya opo Pak?"

"Ya urusanmu iku, dudu urusan warga, nyapo pisan bengok-bengok ganggu wong turu.... "

Beberapa warga masuk kembali ke rumah masing-masing. Sementara Supri masih diminta oleh Imin untuk tidak meninggalkan lokasi.

"Pri, hutang Aan ke koperasi merekah yang kamu bawahi apa sudah lunas?"

"Belum, ya intinya harus bayar segera, paling lambat akhir minggu ini... "

"Nah denger itu kan Ninik.. Aan? Kalian harus segera lunasi utang ke saya & koperasi yang dipegang Supri... "

Dek Aan, & Mbak Ninik sedih campur jengkel dengan perlakuan Imin. Sementara Tatang kembali ke kursi supir, untuk mengendarai mobil kembali.

"Ibu... Ibu... sudah naik saja, kita tetap paksa lewat... " kata Tatang

Mbak Ninik & Dek Aan naik kembali ke atas bak pick up. Pick up yang dikendarai mulai berjalan kembali.

Imin masih di tengah jalan, sementara Supri ada di depannya berada di pinggir jalan.

"Tin... Tin... Tin... " Tatang mengebel Imin yang di tengah jalan

Imin tak bergeming tetap berdiri di tengah jalan. Tatang dengan kecepatan tinggi tetap ingin menabras.

"Sampean nekad halangi jalan, aku ya nekad lewat ! Dudu dulur dudu tonggo, sampean ancen ga due perasaan ! " kata Tatang

"Ga due perasaan lambemu !" Imin berteriak marah

"Ini sudah jam 1 pagi ! Jenazah kasihan wis kehujanan sepanjang jalan, sampean malah iseh ngalang-ngalangi orang lewat pisan !"

Tatang menukik agak ke sebelah kanan, lalu mengambil gas cepat, dan alhamdullilah bisa melewati Sugimin ditengah jalan.

Mbak Jum yang mengikuti pick up dengan motor dari belakang, berkata agak keras ke Sugimin.

"Suk neg kon mati dingeneno opo ya gelem Pak ! Perasaane mbok dinggo !"

"Perasaan ! perasaan !" Imin marah kesal

Pick up yang dikendarai Tatang & Mbak Jum yang mengendarai motor, sama-sama melaju kencang menjauh dari Imin.  Nampak dari kejauhan Imin yang berada disamping Supri berteriak kencang.

"Delok.en ae sesuk esuk ga bakal ada yang mau bantu ngangkat jenazah ke pemakaman ! Pasti !" teriak Imin marah

Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang