"Pak...shalat...Pak...Bapak...Bapak...Pak...Darto....Pak Darto"Pak Darto dibangunkan tidurnya oleh seseorang. Ia tak sengaja ketiduran di kursi, di tengah tengah sedang rapat.
"Astaghfirulloh...."
Pak Darto terbangun, namun hati nya deg deg ser tak karuan rasanya.
Pak Nur selaku direktur utama tempat pak Darto bekerja, tepat berada didepan kursi pak Darto.
"Hahahaha........."
Semua rekan kerja pak Darto tertawa melihat pak Darto dibangunkan oleh pak Nur, selaku direktur utama.
"Pak Darto, apa sedang sakit?" tanya pak Nur
Pak Darto nampak menelan ludah, karena masih belum sadar betul setelah bangun tidur.
"Tidak Bapak, maaf saya ketiduran."
Pak Nur nampak wajahnya tak tersenyum sama sekali.
"Silahkan Bapak cuci muka terlebih dahulu...."
Instruksi pak Nur sambil menunjuk pintu keluar.
"Siap Bapak..."
Pak Darto nampak cukup malu tertunduk lesu. Ia pun keluar dari ruang rapat menuju toilet.
"Duh Gusti, malu banget, seumur umur kerja baru sekarang ketiduran di tengah rapat.."
Sampai di kamar mandi, pak Darto membasuh mukanya di wastafel, sesaat dia melihat kaca.
"Omongan Marni tadi pagi kok sampai kebawa mimpi?" pak Darto bingung campur penasaran
Pak Darto mengeringkan wajah dan tangannya dengan tisu, lalu bergegas kembali ke ruang rapat.
Saat kembali memasuki ruang rapat.
"Pak Darto...........! " teriak Pak Nur
"Iya Bapak?" tanya Pak Darto
"Silahkan tunggu di luar, sampai dengan rapat ini selesai........!"
"Baik Pak....."
Mendengar perintah dari pak Nur, pikiran dan hati pak Darto tegang campur takut.
Pak Darto keluar ruang rapat, menuju ruang kerjanya. Saat duduk di kursi kerjanya, berkali kali kaki kanan Pak Darto turun naik menginjak lantai, karena cemas dan ketakutan.
"Waduh, apa aku bakal kena skorsing ya karena ketiduran?"
Sementara itu, mas Pri kakak Marni, badha Maghrib pulang dari kerja nya. Saat itu kira kira pukul 18.00.
Saat mas Pri mengendarai motor dalam perjalanan pulang, ada seorang perempuan berbaju seragam SMA berdiri tepat dibawah pohon beringin pinggir jalan raya utama Solo Semarang.
Ia melambaikan tangan ke mas Pri, kira kira jarak 2 km dari rumah Pak Darto dan Bu Darto.
"Mas.....Mas......" kata wanita tadi pelan sambil melambaikan tangan
Karena rasa kasihan, Mas Pri pun meminggirkan motornya berhenti, lalu bertanya kepada perempuan tadi.
"Ada apa mbak?" tanya Mas Pri
"Bisa numpang motor sampai sebrang jalan?...." jawab perempuan SMA tadi sambil menunjuk gang sebrang jalan
Mendengar permintaan perempuan tersebut, mas Pri membantu dengan suka hati, apalagi hampir seumuran dengan adiknya Marni.
"Monggo mbak, saya antar. Kebetulan gang rumah saya juga lewat disitu....."
Perempuan SMA tadi naik ke motor mas Pri, untuk membonceng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )
HorrorTatang seorang supir ambulan yang mengambil pelajaran hidup dari pasien dan jenazah yang dia antarkan.