Bab 94 - Dimana Ibumu? bagian 52

887 43 0
                                    

Pak Arif & Pak Udin menengahi saat itu.

"Ini kalung nanti akan kami jadikan barang bukti, bukan untuk keluarga korban ataupun tersangka.... "

Mendengar penjelasan tersebut, Yoto turut senang.

"Bagus Pak !!! Mending dijadikan barang bukti daripada digunakan oleh seorang pelacur !!!!" kata Yoto

Mbak Wati tangan nya gemetar menggenggam, nampak sekali emosinya naik tinggi. Tapi mas War masih menahan.

"Sabar dek... Sabar dek.... " mas War menyabarkan Wati

Sementara itu Yono sudah tidak ada di samping makam.

"Glodakkkkkkkk..... "

Yono yang air mata nya menetes, emosinya ikut tak terbendung pula memukul pipi sebelah kanan Yoto.

"Anhinggggg kao ! " Yono marah sambil memukul pipi sebelah kanan Yoto

Yoto justru tersenyum.

"Yono... Yono... kita satu bapak tapi beda nasib, aku normal tapi kau cacat mental, apa bedanya?"

Yono masih emosi tapi diam, tiba-tiba Yoto memukul keras perut Yono sampai terjatuh. Yoto tepat berdiri didepan wajah Yono yang tersungkur, kira kira berjarak 30 cm,  sambil berkata sesuatu ke Yono.

"Bedanya ibuku orang baik baik, sementara ibumu pelacur, perebut suami orang!!!"

Muka Yono memerah kesal, lalu meludahi wajah Yoto.

"Pyuhhhhhh..... " Suara Yono meludahi wajah Yoto

Yoto yang diludahi, emosinya tak terbendung, mencari dan memegang sebuah batu, dan hendak memukulkannya ke kepala Yono, tapi alhamdullilah pak Arif selaku ketua tim penyelidikan langsung sigap memukul tengkuk leher Yoto, sampai tersungkur lemah.

"Waduhhhhh.... " teriak Yoto matanya berbintang bintang setelah dipukul hendak pingsan

Yoto pun dibopong kedalam mobil polisi dengan kondisi diborgol kembali dan tidak sadarkan diri.

Sementara Yono memeluk mbak Wati Sambil menangis.

"Mbak... Ibu.... Ibu... " kata Yono

"Sabar ya dek sabar... " balas mbak Wati

Pak Zainal & Tatang masih di lokasi pemakaman , melihat kejadian yang terjadi antara Yono Mbak Wati dengan Yoto. Mereka pun saling berbicara saar itu.

"Takdir memang sudah ditemtukan Alloh, betul tidak Tang?"

"Betul Pak.. " jawab Tatang

Pak Zainal pun menyampaikan nasehatnya saat itu.

"Hari ini kita jadi paham Tang, takdir memang sudah ditentukan Alloh sebelum kita lahir. Tapi harus diingat, kita harus tetap menjauhi larangan larangan Alloh, yang insyaAlloh akan menyelematkan diri kita sampai ke anak cucu.... "

"Betul Pak, kali ini saya setuju sama njenengan... " jawab Tatang sambil mengangguk

Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang