Bab 29 - Rezeki sudah Tertakar bagiann 3

1.1K 71 2
                                    

"Tit tit tu it...Tit tit tu it...Tit tit tu it"

Handphone pak Darto berbunyi kencang di tengah tengah meeting kantor. Ia pun bergegas keluar ruang rapat, untuk mengangkat telepon tersebut.

"Apa Bu? Masih rapat ini" tanya pak Darto dengan nada pelan

Bu Darto dengan nada tinggi dan perasaan cukup kesal membalas ucapan Pak Darto.

"Pak pintu rumah kok engga panjenengan kunci to?"

Pak Darto sesaat melihat jam tangan nya, sudah menunjukan pukul 13.00, lalu kembali menjawab telepon Bu Darto.

"Loh kan ada Marni di rumah...???"

"Marni gimana? Dia masih di Sekolah Pak..."

Pak Darto cukup kaget mendengar yang disampaikan Bu Darto.

"Di sekolah gimana? Tadi sewaktu bapak mau berangkat kerja, Marni makan puding di depan kulkas Bu..."

"Ya ga mungkin to Pak, Marni tadi pagi lo dianter Pri ke Sekolah, aku lihat sendiri..."

Pak Darto masih tidak percaya yang disampaikan oleh Bu Darto. Ia mencoba menjelaskan kembali kejadian tadi pagi.

"Bu gini Bu... tadi pagi memang Marni berangkat sama Pri, tapi habis itu dia pulang pagi, karena ada guru apa teman nya gitu yang meninggal, coba Ibu tanyakan ke Marni..."

"Marni engga ada di rumah Pak ........"

"Tidur kali Bu, coba njenengan lihat dulu di kamarnya...."

"Beneran ga ada Pak, aku sudah ngecek ke semua ruangan...."

Pak Darto bingung campur heran dengan cerita Bu Darto.

"Lha yang tadi bapak temui di meja makan siapa Bu?" tanya Pak Darto penasaran dan bingung

"Yo ga tau to Pak..."

Mendengar jawaban Bu Darto, Pak Darto tambah bingung, tapi tiba tiba kepikiran sesuatu.

"Bu...Bu..."

"Gimana Pak?"

"Putrane pak Yatno yang besuk menikah, Siska, teman ngaji nya Marni kan?"

"Iya Pak, pripun Pak?" tanya Bu Darto

"Coba Ibu ke rumah pak Yatno lagi, siapa tau Marni nemui Siska Bu..."

"Nggeh Pak, aku tak coba kesana lagi..." jawab Bu Darto

Selesai berbicara dengan Bu Darto, handphone langsung dimatikan oleh pak Darto, karena ingin segera kembali ke ruang rapat.

Tapi saat hendak kembali ke ruang rapat, hati pak Darto merasakan sesuatu yang janggal, disertai rasa khawatir. Ia pun baru menyadari sesuatu hal.

"Kenapa aku ga coba telepon handphone Marni saja dari tadi?" batin pak Darto

Tepat didepan pintu ruang rapat, pak Darto mengambil handphone di saku nya.

"Tak telpon aja wis..." batin pak Darto saat itu

Pak Darto pun mencoba menelpon Marni.

"Nomer yang anda tuju, sedang tidak menerima panggilan.." suara handphone saat menghubungi Marni

Handphone Marni tidak dapat dihubungi, tapi pak Darto masih mencoba menghubungi kembali.

"Nomer yang anda tuju, sedang tidak menerima panggilan.."

Setelah telepon yang kedua ini, hati Pak Darto sungguh khawatir & cemas. Tapi pak Darto mencoba tetap menata hatinya supaya tenang. Ia pun masuk kembali ke ruang rapat untuk melanjutkan meeting.

Sementara itu, Bu Darto kembali menuju ke tempat rewang rewang hajatan Bu Yatno, kebetulan saat itu Bu Yatno sedang diluar mengkordinir ibu ibu yang memasak.

"Bu Yat... mbak Siska ada di dalam to?" tanya Bu Darto

"Ada Bu, monggo pinarak..." jawab Bu Yatno

"Nggih Bu...."

Bu Darto pun masuk kedalam rumah, nampak Mbak Siska sedang berkaca menggunakan gaun pengantin nya.

"Mbak Siska cantik........" sapa Bu Darto

"Bu Dar... monggo duduk dulu Bu, maaf masih nyoba pernak pernik gaun buat besuk Bu..." kata mbak Siska

"Gapapa mbak, njenengan selesaikan dulu..."

Bu Darto pun duduk di kursi tepat di belakang mbak Siska, sambil melihat disekitaran rumah Bu Yatno. Siska menyadari Bu Darto sedang mencari sesuatu.

"Bu, panjenengan cari Marni to?"

"Iya mbak, kok tau?" tanya Bu Darto

Mbak Siska meninggalkan gaunnya di depan kaca, lalu berjalan ke sebelah tempat duduk Bu Darto.

"Bu tadi Marni kesini mengucapkan selamat atas pernikahan saya besuk..." kata Siska

"Hahh?? Kapan mbak? Dari pagi kan aku disini...."

Bu Darto kaget mendengar apa yang disampaikan Siska.

"Tadi waktu Bu Darto pulang lewat pagar situ, Marni kesini. Lha wong masuk halaman sini berpapasan sama Bu Darto lo..." jawab Mbak Siska sambil menunjuk pagar dan halaman rumahnya

"Mosok mbak? Kok aku ga tau?"

"Lha ya itu saya sempat bingung tadi, panjenengan sama Marni kok ga saling tegur sapa..."

"Hah??? beneran to ini mbak?"

"Beneran Bu, saya awalnya juga heran, apa Bu Darto baru berantem sama Marni, kok ga saling tegur sapa...."

Bu Darto tambah kaget mendengar apa yang disampaikan mbak Siska.

"Mbak, tadi Marni ngobrol apa sama njenengan?" tanya Bu Darto

"Sempat tanya, Ibu apa sudah shalat?" jawab Mbak Siska

"Ibu siapa mbak?"

"Nggih njenenengan to Bu Darto.."

"Hah? Terus tanya apa lagi mbak?" tanya Bu Darto tambah bingung

"Ga ada Bu. Setelahnya Marni pulang ke rumah, tapi.."

Bu Darto penasaran saat mbak Siska mengatakan tapi.

"Tapi apa mbak?"

"Tapi wajahnya pucat Bu, apa sedang sakit Marni Bu?"

"Sehat kok mbak, tadi pagi berangkat ke sekolah sama mas nya..."

Mbak Siska yang mendengar cerita Bu Darto, jadi teringat sesuatu.

"Pantes tadi kesini masih pakai baju sekolah Bu..."

Bu Darto pun akhirnya bercerita ke Mbak Siska.

"Nah ya itu mbak, tadi waktu saya telepon bapaknya juga cerita begitu mbak....."

"Cerita gimana Bu?"

"Marni pulang pagi, karena guru apa teman nya gitu ada yang meninggal..

"Loalah, dari tadi belum ketemu Marni to Bu?"

"Belum mbak, saya cari di rumah engga ada, saya pikir main kesini, ternyata disini juga engga ada"

Mbak Siska yang mendengar cerita Bu Darto langsung berpikir saat itu.

"Sudah nyoba ditelepon Bu?"

"Belum mbak, setelah ini coba saya telepon... "

Bu Darto bingung campur khawatir setelah mendengar cerita pak Darto & Mbak Siska.

"Sekarang kamu dimana to dek?" batin Bu Darto saat itu

Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang