"Yon...Yono...Yono.....bangun dek"
Wati dan mas War sampai di kantor polisi pagi subuh, dia pun membangunkan Yono saat itu. Yono yang terbangun meresponnya secara tidak diduga duga.
"Mbak Wat...kangen...Mbak Wat...kangen...." Tangis Yono pun tak terbendung
Mbak Wat mengelus elus badan Yono, sementara mas War sedang diintrogasi pak Udin selaku polisi jaga saat itu.
"Sudah tau adek ipar njenengan, sodara Yono ini ODGJ Pak, kenapa ibu mertua njenengan justru ditinggal sendirian bersama Yono?"
"Sudah kami sampaikan ke Ibu mertua, beliau ikut kami saja sebenarnya Pak, tapi beliau merasa lebih nyaman tinggal di kampung halaman..."
Pak Udin diam sejenak lalu menanyakan kembali ke Mbak War.
"Apa dari bapak dan istri tidak pernah ada inisiatif untuk menghubungi ibu mertua?"
"Bulan bulan sebelum ini, kami masih sering menghubungi ibu, hanya saja bulan ini kebetulan kok ya kami tidak pernah menghubungi.."
"Apa alasannya?"
"Anak kami baru saja meninggal Pak, kami masih dalam suasana kehilangan yang mendalam..."
Mendengar hal tersebut, Pak Udin seketika diam, nampaknya pak Udin merasakan apa yang mas War dan Mbak Wati alami. Pak Udin pun mengakhiri pertanyaan demi pertanyaan saat itu.
"Saya rasa cukup bapak, terima kasih banyak atas kesaksiannya..."
"Sama sama Pak..."
Sementara itu Mbak Wat membawakan nasi bungkus untuk Yono.
"Dhek kamu maem dulu ya..."
"Iya...." Jawab Yono
Selesai makan nasi bungkus, Yono dipanggil oleh pak Udin didampingi oleh mbak Wati dan mas War.
"Mas Yono... Mas Yono..." panggil pak Udin selaku tim penyelidik
KAMU SEDANG MEMBACA
Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )
TerrorTatang seorang supir ambulan yang mengambil pelajaran hidup dari pasien dan jenazah yang dia antarkan.