21:00 Di ruang tamu terlihat ada DERIL ARVINO WIJAYA yang tengah fokus menatap layar laptopnya. Panggil saja DERIL. Tiba-tiba terdengar langkah dari arah tangga yang berjalan menghampiri deril yaitu ADARA SHAQIILISA WIJAYA.
"Bang." Panggil adara.
"Hm?" Jawab deril tanpa menoleh, ia tetap fokus menatap layar laptopnya, adara pun duduk di samping deril.
"Keluar yuk, bosen." Ucap adara.
"Ga usah, udah malem." Jawab deril tanpa menoleh.
"Baru juga jam sembilan." Rengek adara.
Deril menghela nafasnya. ia pun langsung menutup laptopnya, setelah itu deril menatap adiknya.
"Udah malem adara, besok lagi aja ya, sekarang mending kamu tidur, besok kan sekolah." Ucap deril lembut.
Adara terlihat ngambek karna kakaknya tidak mau di ajak untuk keluar. setelah itu adara langsung berdiri dan pergi tanpa berkata apapun. Deril yang melihat adiknya ngambek hanya menggeleng sembari tersenyum.
"Bang?" panggil Wijaya yang tiba-tiba duduk di samping deril.
"Eh, ayah. kok belom tidur?" Tanya deril.
"Ini bentar lagi mau tidur, La adek mana?"
"Lagi ngambek gara-gara ga di izinin keluar."
Wijaya terkekeh. "Jangan terlalu banyak ngelarang ini itu ke adek kamu, kasian."
"Enggk! adara harus nurut sama abang, ini juga karna abang sayang sama adara."
Lagi-lagi Wijaya hanya terkekeh mendengar jawaban deril. "Yaudah mending sekarang kamu istirahat, udah malem loh."
"Iya, yah. nyelsain kerjaan dulu, habis itu baru tidur."
Wijaya beranjak dari tempat duduknya. "Yaudah, ayah tidur duluan ya."
"Iya, yah."
Wijaya pun langsung pergi menuju kamarnya untuk beristirahat. Sedangkan deril kembali membuka laptopnya untuk lanjut menyelesaikan tugasnya.
°°°
06:00 Bunyi alarm terdengar sangat keras. namun adara tetap terlihat anteng di atas ranjangnya tanpa terganggu sedikitpun.
°°°
Bik lastri terlihat sedang menyiapkan makan di atas meja. Wijaya dan deril pun datang dan langsung duduk untuk sarapan.
"Adara belom turun, bik?" Tanya deril.
"Keliatannya Belom, Den. tadi bibik udah sempet ketuk-ketuk pintu kamar non adara, tapi ga ada jawaban sama sekali." Jawab bik lastri.
Deril mengerutkan dahinya. Deril pun langsung beranjak dari tempat duduknya. Setelah itu ia langsung melangkah menaiki tangga untuk menuju ke kamar adara.
Wijaya hanya terkekeh. "Dasar anak gadis, pasti belom bangun."
°°°
sesampai di depan kamar adara, deril langsung membuka pintunya. Deril menggeleng ketika melihat adiknya masih tertidur pulas dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya, deril pun langsung menghampiri adara dan langsung duduk di samping adara untuk membangunkan adiknya tersebut.
"adara, bangun udah siang." Ucap deril lembut sembari menarik selimut adara.
"Hm." Gumam adara dengan mata yang masih terpejam.
"Buruan bangun, mandi, ganti, habis itu sarapan." Perintah deril.
Perlahan adara membuka matanya dengan berat. "Lima menit lagi ya, bang. adara masih ngantuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
[POSESIF BROTHER]
Teen Fictionpengen ga sih punya kakak kaya deril? Atau malah sebaliknya? Risih karna selalu ngelarang-ngelarang & ngatur-ngatur?🚷🚻