77

733 41 2
                                    

°°°

Malam ini adara terlihat tengah asik menonton drakor sembari memakan cemilan di ruang tamu. Tidak lama kemudian Wijaya datang.

"Wihh, lagi nonton apaan tuh?" Ucap Wijaya sembari duduk di samping gadisnya.

Adara langsung menoleh ke arah wijaya. "Eh, ayah. Ini aku lagi nonton drakor, hehe."

"Ohh. ohiya, tadi kamu sama arhan habis main ke mana?"

"Ke pantai." Jawab adara.

Wijaya mengangguk paham. "Ohiya, ngomong-ngomong kamu jadi lanjut kuliah di UI?"

Adara mengangguk. "Jadi."

"Kamu beneran udah yakin?" Tanya wijaya.

"Ya sebenernya sih aku pengennya kuliah di London, yah. Tapikan ayah gak ngebolehin aku kuliah jauh-jauh, jadi yaudah, aku kuliahnya di UI aja."

Wijaya terdiam sejenak, ia menghela nafas berat. Adara sering bilang jika dirinya ingin kuliah di luar negeri, namun wijaya sangat tidak rela jika nanti harus berpisah dengan gadisnya.

"Yah?" Panggil adara.

Wijaya langsung tersadar dari lamunannya. ia langsung menatap adara. "Maafin ayah ya, sayang."

Adara mengerutkan dahinya bingung.

"Ayah tau, pasti kamu pengen banget kuliah di luar negri, tapi ayah bener-bener gak bisa kalo harus jauh-jauh dari kamu. Kamu anak perempuan ayah satu-satunya, ayah sayang banget sama kamu, ayah cuma pengen selalu bisa luangin waktu bareng kamu sebelum kamu menikah." Ucap Wijaya sendu.

Adara langsung mendekati ayahnya lalu memeluknya. "Ayah gak perlu minta maaf, adara emang pengen banget bisa kuliah di luar negri, tapi adara lebih pengen bisa selalu ada di samping ayah. Adara sayang banget sama ayah, makasih ya, yah. Makasih selama ini ayah udah selalu support adara, adara beruntung banget punya sosok ayah yang selalu bisa di andalkan kaya ayah. i love you, ayah."

Wijaya tersenyum bahagia. "I love you too gadisnya ayah."

Merekapun langsung melepas pelukannya. Lalu tiba-tiba deril datang.

"Assalamualaikum." Sapa deril.

"Wa'alaikumsallam."

Deril langsung mencium punggung tangan Wijaya. "Apa kabar, yah?"

"Alhamdulillah sehat." Jawab Wijaya.

Deril pun langsung duduk di samping Adara. ia langsung memberikan paper bag berwarna pink ke Adara. "Nih, abang bawaain sesuatu buat kamu."

Adara pun langsung mengambil paper bag tersebut.

"Tapi buka nya nanti aja." Ucap deril.

Adara mengerutkan dahinya. "Kenapa?"

"Ya gapapa, intinya buka nya nanti aja pas kamu Lagi sendiri."

"Hm, yaudah deh, makasih ya, bang."

Deril mengangguk sembari tersenyum.

"Cuma adek doang nih yang di kasih sesuatu? Ayah gak di kasih sesuatu juga gitu?" Sindir wijaya.

Deril terkekeh. "Ohiya sampe lupa. Nih, tadi abang beliin martabak manis kesukaan ayah."

Deril langsung menyodorkan martabak manis ke wijaya.

"Nahh, pas banget nih, Apa lagi sambil minum teh anget. Yaudah, ayah ke dapur dulu ya, mau bikin teh."

"Kenapa ga minta bikinin bik lastri aja?" Ucap Adara.

"Bik Lastri lagi pulang, soalnya ada keluarganya yang sakit." Jelas Wijaya.

[POSESIF BROTHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang