90

450 34 0
                                    


°°°

Kini arhan dan adara terlihat baru sampai rumah. Arhan keluar dari mobil duluan lalu ia membukakan pintu untuk adara, adara pun langsung keluar.

Adara tersenyum menatap arhan. "Makasih, sayang."

Arhan mengangguk sembari tersenyum.

"Yaudah, sana pulang." Ucap Adara.

Senyuman arhan langsung pudar begitu mendengar kalimat tersebut. "Kok malah ngusir sih." Ucap Arhan kesal.

Adara terkekeh. "Udah malem sayangku. Udah jam sepuluh lewat nih."

"Yang, kan ayah wijaya lagi di Singapore. Emang kamu berani di rumah sendiri?" Tanya arhan.

"Ya berani lah."

"Ya maksudnya kalo kamu ga berani ntar biar aku temenin, hehe."

"Dasar Modus! Udah buruan sana pulang."

"Iya deh iya. Ohiya aku sampe lupa ngasih tau kamu."

"Ngasih tau apa?"

"Ayah sama bunda sekarang lagi di luar negri. Katanya sih mau Ngurus kerjaan."

"Kapan? Kok bunda gak bilang sama aku?" Tanya adara heboh.

"Bunda gak sempet ngasih tau kamu, makanya bunda nyuruh aku buat ngasih tau kamu."

"Oh gituu. Yaudah deh ga papa, ntar kan kalo kangen masih bisa Vc."

Arhan mengangguk sembari tersenyum. Lalu ia pun mencium kening adara cukup lama.

"I love you more." Bisik arhan.

Adara tersenyum mendengar bisikan tersebut.

"Yaudah, aku pulang dulu ya, sayang. Nanti kalo ada apa-apa langsung telfon aku."

"Iya, yang. Kamu hati-hati di jalan."

"Siap, sayang."

Arhan langsung masuk ke dalam mobil. ia menlakson mobilnya. Adara pun melambaikan tangannya. Setelah itu arhan menancapkan gas lalu pergi meninggalkan pekarangan rumah adara.

°°°

Jam sudah menunjukkan pukul 23:45. Tidur adara jadi terganggu karna Suara ponselnya berdering. Adara menggercapkan matanya.

"Ck, siapa sih! ganggu aja." Gerutu adara.

Adara pun meraba-raba kasurnya untuk mencari letak ponselnya. Setelah itu ia mengangkatnya tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang menelefon.

📞: "Hallo."

📞: "Ra, lo harus mau jadi pacar gue."

Adara sontak kaget, ia langsung menatap layar ponselnya dan tertera nomor tidak di kenal. ini pasti Andrew, karna nomornya andrew sengaja tidak Adara simpan.

📞: "Adara?"

Suara Andrew kembali terdengar.

📞: "bener-bener gilak lo! Lo tu udah punya pacar! Dan pacar lo sahabat gue, awas aja kalo lo sampe berani nyakitin hati fara."

Andrew malah terkekeh mendengar ucapan adara tersebut.

📞: "gue gak perduli, ra. Yang jelas lo harus mau jadi pacar gue."

📞: "gue gak bakalan mau sama lo!" Saut adara.

Setelah itu ia langsung menutup panggilannya. Beberapa detik kemudian ponselnya kembali berdering.

+62 12 7296 0720 calling you

Adara terlihat emosi sendiri. ia pun langsung menolak panggilan tersebut. Kini pikirannya jadi terganggu. ia jadi merasa tertekan karna akhir-akhir ini Andrew selalu menggangunya. Bahkan Andrew tidak pernah main-main dengan ucapannya.

[POSESIF BROTHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang