99

910 35 25
                                    


°°°

Kini deril terlihat sedang di kamar. ia Sedang duduk di tepi ranjang. Deril memejamkan matanya sejenak. Apa harus secepat ini, apa deril harus bisa mengikhlaskan semua ini. Prasaan deril terhadap adara tentu masih tetap sama seperti dulu.

Tiba-tiba suara pintu terbuka. Pandangan deril langsung tertuju pada arhan dan adara yang datang menghampiri dirinya.

Adara langsung duduk di samping deril. "Bang, abang ikhlas kan kalo aku sama arhan nikah?" Tanya adara lirih.

Deril menghela nafas berat. "Apa harus secepet ini?"

Arhan pun langsung duduk di samping deril. "Bang, gue tau lo sayang banget sama adara, tapi gue lebih sayang sama adara. Dan lo tenang aja, gue bakal selalu jagain adara di mana pun adara berada. Gue janji sama lo."

Lagi-lagi deril menghela nafasnya. Beberapa saat kemudian, akhirnya deril pun mengangguk.

"Gue ikhlas kalo adara nikah sama lo, gue tau lo bener-bener tulus sayang sama adara. Dan pesan gue tolong jangan sampe lo bikin adara sedih." Ucap deril terdengar sendu.

Arhan mengangguk sembari tersenyum, Arhan pun langsung memeluk deril. "Thanks, bang."

Adara tersenyum semringah ketika melihat deril dan arhan berpelukan. Tidak lama kemudian mereka pun melepas pelukannya. Deril langsung beralih menatap adara.

"Ra, jangan pernah lupain Abang ya, Abang sayang banget sama kamu."

Adara mengangguk sembari tersenyum. "Iya, bang. Adara juga sayang sama Abang."

Deril pun langsung memeluk adara. Deril merasa sangat nyaman saat memeluk tubuh adara.

"Ehem! Pelukannya jangan lama-lama!" Sindir arhan.

Deril langsung melepas pelukannya, ia langsung menoleh ke arah arhan. "Cemburu?" Tanya deril.

"Iya lah! Pake nanya lagi!" Saut arhan ketus.

Deril menyringai, kemudian ia langsung mencium singkat kening adara. Arhan sontak melotot ke arah deril. Deril pun langsung berlari kabur.

"Bener-bener lo ya!" Sentak arhan.

Arhan pun langsung mengejar deril, akhirnya kini mereka pun saling kejar-kejaran. Adara hanya terkekeh melihat kelakuan deril dan arhan yang terlihat seperti anak kecil.

°°°

Seminggu sebelum hari H. Anita mengirimi undangan kepada semua keluarganya. Teman-teman arhan dan adara juga di undang semua. Yang dimana pernikahan mereka berdua akan di laksanakan di bali.

°°°

Hari terus berganti. Dan hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh arhan. Hari ini ia akan melaksanakan pernikahannya di pantai bali Yang sudah keluarganya boking untuk beberapa hari.

Setelah ijab kabul, kini arhan dan adara tengah bersanding dengan pemandangan pantai yang ada di depan Mereka. Para tamu berdatangan dengan ramai tanpa jeda. Bagas, vino, dan fara juga terlihat hadir.

Fara langsung memeluk adara. "Ra, selamat ya, gue ikut seneng atas pernikahan lo sama arhan."

"Iya, far. Thanks ya udah dateng." Ucap adara sembari tersenyum.

Mereka pun melepas pelukannya. Fara beralih menatap arhan. "Han, selamat ya, lo beruntung banget bisa nikah sama adara. Inget! Banyak cowok di luar sana yang masih suka ngejar-ngejar adara. Jadi lo harus Jagain adara terus."

Arhan mengangguk. "Iya, udah pasti itu mah."

Tidak lama kemudian bagas dan vino pun datang bersama pasangannya masing-masing. Mereka langsung menyalami arhan dan adara sembari mengucapkan selamat atas pernikahan mereka berdua.

[POSESIF BROTHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang