06

4.4K 112 0
                                    

06:25 Pagi ini Deril sudah terlihat rapi, kini ia sedang duduk di sofa ruang tamu. Mendengar suara langkah dari arah tangga, deril langsung melihat adara yang sedang berjalan lesu menuruni anak tangga, mata adara terlihat sembab akibat menangis semalaman, Deril pun langsung menghampiri adara.

"Maafin Abang ya." Ucap deril sembari mengusap lembut pucuk kepala adara.

Adara tidak menjawab, ia hanya diam saja.

Deril menghela nafasnya. "duduk dulu, Abang pengen ngomong."

Adara mengangguk, mereka pun melangkah ke arah sofa dan langsung duduk.

"Kenapa semalem ga izin dulu sama abang?" tanya deril.

"Kalo adara izin, pasti abang ga bakal ngebolehin."

"Boleh, tapi harus abang yang nganter." Saut deril.

Adara pun langsung menatap deril. "Tapikan adara udah gede, bang, adara udah kelas tiga, adara juga bisa mandiri kok, kalo apa-apa abang yang anter jemput, kasian abang, adara jadi ngerasa cuma bisa nyusahin abang."

"Stttt! Ga boleh ngomong gitu, Udah berapa kali abang bilang coba? Kamu tuh masih anak kecil di mata abang, Abang cuma minta kamu nurut sama abang, Jangan bikin abang khawatir lagi ya." Ucap deril lembut.

Adara mengangguk, setelah itu ia langsung mencium pipi kakaknya, ntah kenapa setelah mendapat ciuman dari Adara, deril jadi merasa lebih berenergi.

"Maafin Adara ya, bang." Ucap adara.

Deril mengangguk sembari tersenyum, setelah itu ia langsung mengecup singkat kening adik tersayangnya.

°°°

07:00 Kini adara dan fara terlihat sedang di kantin, fara tengah asik makan, sedangkan Adara hanya menemani fara sembari membaca novelnya.

"Pasti semalem lo di marahin habis-habisan sama abang lo ya, ra?" Tanya fara.

"Iya, bang deril bener-bener marah banget sama gue gara-gara gue ga izin."

"Ya lagian udah tau Abang lo posesif banget, lo malah mancing-mancing." Saut fara.

Adara menghela nafas kasar setelah mendengar omelan dari sahabatnya. Adara pun langsung berdiri dari tempat duduknya.

"Mau kemana lo?" Tanya fara.

"Perpus, pusing gue denger ocehan lo."

Setelah itu Adara pun langsung pergi.

°°°

Kini adara merasa tenang karna ia hanya di perpustakaan sendiri. ia merasa tidak ada yang bisa mengganggunya untuk membaca novel, alih-alih tengah membaca novel favoritnya, ia malah merasa ngantuk, hingga akhirnya ia tertidur dengan posisi menelungkupkan wajah di lipatan tangan.

Jam sudah menunjukan pukul 08:30. Ntah karana kesalahan apa kini arhan di hukum untuk membersihkan perpustakaan, arhan sedang membawa banyak tumpukan buku, ia pun mulai menyusun buku tersebut di rak, setelah selesai menyusun buku, ia langsung membersihkan debu-debu yang menempel di rak.

Tepat pada rak paling ujung, tepatnya di deretan meja yang ada di sana. Arhan mengerutkan dahinya ketika melihat ada seorang perempuan yang tengah terlelap tidur. arhan pun menghampirinya karna dari jauh arhan tidak terlalu jelas melihat siapa perempuan yang sedang tidur tersebut.

Arhan mulai mendekati perempuan tersebut, arhan menggeleng sembari terkekeh begitu mengetahui ternyata perempuan tersebut adalah adara.

Berusaha untuk tidak menggangu adara, arhan pun menarik pelan kursi di hadapan adara. Arhan hanya duduk seraya menikmati wajah tidur Adara, ia sama sekali tidak berniat untuk menggangu ataupun membangunkan adara.

[POSESIF BROTHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang