Jam sudah menunjukan pukul 09:00. Adara dan fara terlihat masih betah tidur di atas kasur. Tidur adara mulai terganggu karna Suara ponselnya berdering. Adara langsung mengangkatnya dengan mata yang masih tetap terpejam.📞: "Hallo." Ucap Adara dengan suara khas bangun tidur.
📞: "gue pengen kita ketemuan di cafe."
Adara langsung membuka matanya, lalu ia menatap layar ponselnya dan menampilkan nomor tidak di kenal. ia yakin pasti ini andrew. Adara langsung duduk dengan kaki yang menyilang.
📞: "gue gak mau ketemuan sama lo." Ucap adara ketus.
📞: "kalo gitu gue bakal nyamperin lo ke rumah." Saut andrew.
📞: "gak us__"
Tut Tut Tut (panggilan berakhir)
"Ck, bener-bener gilak ni orang." Gerutu adara.
Adara langsung melihat jam yang ada di dinding. "Astagaa! udah jam sembilan lewat ternyata."
Adara langsung membangunkan fara yang masih terlelap tidur. "Woiii fara! Bangun! Katanya lo mau ke rumah sodara lo. Buruan bangun!"
"Ck, nanti aja, gue berangkatnya jam delapan." Saut fara dengan mata yang masih terpejam.
"Ya masalahnya sekarang udah jam sembilan lewat, fara!"
Fara langsung membuka matanya. "Serius lo?!"
Adara mengangguk.
Fara pun langsung buru-buru bangun. "Astagaa, raa! Kenapa lo gak bangunin gue dari tadii."
"Ya gue aja baru Bangun." Saut adara.
Fara pun langsung turun dari ranjang. "Yaudah, gue pulang dulu ya."
"Lo gak mau cuci muka dulu?" Tanya adara.
"Ga usah deh, lagian kan ntar muka gue ketutup sama helm, jadi orang-orang gak bakal tau kalo gue belom cuci muka."
Adara langsung terkekeh. "Dasar jorok lo."
"Bodoamat, gue pulang dulu ya, ra. By."
"Hati-hati."
"Yoiii."
Fara pun langsung keluar dari kamar adara. Setelah itu Adara juga langsung turun dari kasur lalu masuk ke kamar mandi.
°°°
Andrew terlihat baru sampai di rumah adara. ia langsung turun dari motor lalu melangkah menuju teras. ia pun langsung menekan bel nya. Tidak lama kemudian pintu terbuka.
"Nyariin siapa, mas?" Tanya bik lastri.
"Adara." Jawab andrew.
"Oh, bentar ya, saya panggilin dulu."
Setelah itu bik lastri langsung menuju ke kamar adara.
-
sesampainya di depan kamar adara, ia langsung mengetuk pintunya. Tidak lama kemudian pintu pun terbuka.
"Kenapa, bik?"
"Ada yang nyariin, non."
Adara mengerutkan dahinya. "Siapa?"
"Ga tau, saya gak kenal. yaudah, non, saya ke dapur dulu ya."
Adara mengangguk, setelah itu bik Lastri langsung pergi. Adara pun juga langsung keluar.
Sesampainya di pintu utama, ia langsung membuka pintunya. Mata adara membulat dengan sempurna begitu melihat Andrew.
"Hay." Sapa Andrew sembari tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
[POSESIF BROTHER]
Jugendliteraturpengen ga sih punya kakak kaya deril? Atau malah sebaliknya? Risih karna selalu ngelarang-ngelarang & ngatur-ngatur?🚷🚻