Chapter - 10

6.1K 189 0
                                    

"Lo masih galau aja Kak!" suara mengganggu itu membuyarkan lamunan Atlas yang sejak tadi sibuk ngaduk makanan di piringnya.

"Cowok ganteng tuh gak boleh galau Kak. Mubazir." masih dengan orang yang sama, Atlas menoleh ke arah adik bungsunya, Alex. Remaja tanggung usia awal 20an yang hobi koleksi mantan.

Sosok yang beberapa minggu lalu ia datangkan untuk berkonsultasi.

"Gue di ghosting Lex." ujar Atlas dengan wajahnya yang memelas. Mendengarnya membuat Alex terbahak. Menurutnya tidak ada yang lebih lucu dibandingkan melihat momen langka ini.

"Yaudahlah cari yang lain aja Kak!" timpal Alex seraya tangannya sibuk menuangkan sereal ke mangkuknya.

"Enak aja lo! Gak Lex! Gak bisa! Yang ini tuh beda Lex." sergah Atlas kemudian.

"Masa sih?" Tanya Alex tak percaya. "Serius. Buktinya dia malah ghosting gue setelah tau soal siapa gue yang sebenernya." kata Atlas menjelaskan.

"Kok bisa?!" heboh Alex yang memekakkan telinga Atlas.

"Aduh ada apa sih Alex? Suara kamu sampe kedengaran dari tangga." Bunda Atlas masuk dan bergabung dengan kedua putranya itu. Sedang Alex hanya menunjukkan cengirannya sebagai respon dari pertanyaan bundanya.

Selembar foto mendarat tepat di depan Atlas. "Sayang, hari ini ya. Jam 12 di Oliver." ujar Bundanya seraya tersenyum dan mengelus kepala Atlas dengan lembut.

"Bun..." keluh Atlas karena sudah terbiasa dengan situasi ini. "Hei, kamu itu udah 30 tahun loh sayang. Gak baik ah lama lama menunda tuh. Lagian apa salahnya sih? Kan bunda cuma suruh kenalan aja." bela Bundanya.

"Bunda, Kakak udah punya cewe kok! Tuh buktinya lagi galau anaknya." bantu Alex yang diangguki oleh Atlas. Pasalnya Atlas tidak mau kalau harus berkenalan lagi dengan anak - anak teman Bundanya. Mereka semua itu sama saja. Rata - rata hanya tertarik dengan harta dan ketampanannya. Tidak seperti Lili yang justru sebaliknya.

"Ah, Bunda gak percaya kalau belum dibawa ke rumah. Pokonya ini jangan lupa ditemuin ya sayang. Kasian loh nanti anak orang nunggu." ucap Bundanya final sebelum akhirnya melangkahkan kaki keluar dari dapur.

"Sabar ya kak." ucap Alex dengan senyum jahilnya.

- - -

Dan disinilah Atlas berakhir. Di meja dengan dua kursi pada restoran Oliver. Sudah jam 12 lewat dan yang ditunggunya belum juga terlihat batang hidungnya.

Atlas bahkan sudah menghabiskan appetizer yang ia pesan lebih dulu karena perutnya sudah meminta untuk diisi. Sampai akhirnya seorang wanita dengan tampilan super feminim berjalan menuju ke arahnya seraya tersenyum lebar.

"Kak Atlas ya?" tanya wanita yang Atlas yakini bernama Jolie. Sebuah senyuman ramah yang dipaksakan Atlas layangkan untuk menjawab pertanyaan wanita itu.

"Maaf ya kak Jolie terlambat. Tadi mami suruh Jolie ke salon dulu sebelum nemuin kakak. Eh ternyata malah makan banyak waktu di salon. Soalnya tadi Jolie liat kuku Jolie udah gak cantik. Jadi Jolie suruh petugas salonnya buat sekalian menicure-pedicure kuku - kulu Jolie. Gimana? Bagus gak?"

Ah... bahkan belum ada lima menit setelah wanita itu duduk. Tapi yang dibicarakannya sudah sebanyak itu. Suaranya juga membuat Atlas tidak nyaman. Terlalu memekik hingga membuat kupingnya terasa berdenyut.

Baru saja Atlas akan menanggapi, matanya justru terpaku pada seseorang yang sedang melihat ke arahnya. Lili. Disana Atlas bisa melihat Lili yang baru saja menerima pesanan Matcha Floatnya.

"Wah! Es krimnya enak kak! Coba deh kakak cobain dulu." suara Jolie yang melengking terdengar kembali. Dengan tangan kanannya yang menyodorkan sendok di depan bibir Atlas.

Hal itu tertangkap di pandangan Lili. Gadis itu tanpa berpikir panjang langsung memilih keluar dari Oliver dan melanjukan mobilnya menuju kantor sebelum Atlas sempat mengejarnya.

"Eh kak! Kakak mau kemana?! Ini udah dibayar belum?!!" dan itu adalah teriakan terakhir yang Atlas dengar dari Jolie sebelum dirinya pergi mengejar Lili.

TBC

The ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang