Hai! Ada yang kangen gak? Yuk absen dulu!
- - -
"Gimana Li?" tanya Elle seraya mengunyah steaknya saat ketiganya berkumpul di Oliver. Lili sontak mendongak, menatap Elle dengan binar mata yang bahagia.
"Seru banget! Italia ternyata bagus banget! Bangunannya estetik, makanannya enak, dan banyak tempat - tempat yang menarik juga." ujar Lili menjawab pertanyaan Elle.
"Maksud Elle tuh bukan Itali nya Li!" sambar Meta menanggapi Lili. Elle mengangguk mengiyakan sedang yang ditanya kebingungan.
"Terus apanya yang gimana?" tanya Lili.
"Atlasnya." celetuk Meta dengan jahil yang sontak mengundang tawa Elle.
"Hah?" Lili memasang wajah bingungnya. Tak paham maksud dari kedua sahabatnya.
"Atlas ya-"
"Gausah dijawab Li. Maksud gue gimana nikah?" sela Elle yang akhirnya merasa kasihan pada sahabatnya yang dijahili Meta.
"Enak! Gue bahagia banget!" jawab Lili tanpa menunggu lama. Elle sontak tersenyum, ikut merasa senang karena sahabatnya itu.
"Enakan nikah apa kawin Li?" tanya Meta lagi dengan binarnya yang jahil. Pertanyaan Meta justru membuat Elle tersedak. Dasar Meta otak mesum!
"Emangnya beda ya?" tanya Lili dengan ekspresi polosnya.
"Beda lah! Kalo nikah itu ya bangun rumah tangga. Kalo kawin ya bikin anak- Aduh!" Meta mengaduh saat sebuah serbet makan yang datangnya dari Lili meluncur ke wajahnya.
"Ih! Meta!" jerit Lili dengan wajahnya yang bersemu. Elle sontak tertawa melihat keduanya. Meta memang selalu begitu, selalu mesum dan menyebalkan.
"Apa sih Li? Kan cuma tanya." bela Meta yang tak ditanggapi oleh Lili.
"Kalau tahu nikah senikmat ini, gue jadi nyesel gak nikah lebih awal." gumam Lili setelah beberapa saat seraya menyuapkan makan siangnya. Elle menoleh ke arahnya lantas mencibirnya dan berkata, "Ya lo ngerasa bahagia juga karena orangnya tepat Li! Coba kalo salah orang, pasti lain ceritanya."
Meta mengangguk, "Bener tuh! Lagian juga lo baru semingguan nikah Li, belum aja jeleknya suami lo keliatan." tambah Meta.
"Emang apa aja jeleknya Julio yang udah keliatan Ta?" tanya Elle penasaran.
"Banyak! Suami gue tuh ya suka gak balikin handuk ke tempatnya, malahan dia tinggalin aja diatas kasur. Jadinya kan kasur gue lembab!" jawab Meta terdengar menggerutu.
"Atlas gak gitu kok. Dia rapi dan bersih banget orangnya. Dari zaman pacaran juga gitu." jawab Lili mengingat - ingat.
"Oh! Julio juga gak pernah mau cuci piring. Masak aja dia males padahal pas zaman pacaran gue sering banget dimasakin." tambah Meta lagi.
"Kemarin Atlas masakin gue kok. Tadi pagi juga bantuin gue cuci piring." jawab Lili lagi. Meta melihatnya mulai jengah. Sial, apa hanya suaminya yang begitu?
"Nah kalo ini pasti deh! Suami gue kalo tidur tuh ngorok! Berisik banget kaya sapi lagi dipotong." celetuk Meta lagi. Disisi lain Elle menahan tawanya melihat Meta yang masih berusaha.
"Atlas gak ngorok..." gumam Lili lagi yang membuat Meta meletakkan alat makannya dengan malas. Sedang Elle sudah tertawa melihat kedua nya.
"Kayanya itu cuma terjadi di suami lo Ta." ujar Elle dengan ekspresinya yang dibuat seakan sedang prihatin.
"Ck! Suami lo tuh manusia bukan sih Li! Perasaan tuh laki gak ada kurangnya!" gerutu Meta yang membuat Lili justru tersenyum salah tingkah.
Ah, Lili jadi rindu dengan suaminya itu.
"Beneran Li gak ada yang bikin lo kesel sejauh ini sama suami lo itu?" tanya Meta lagi masih penasaran. Entah mengapa merasa berambisi untuk mencari kekurangan Atlas.
"Oh! Tadi pagi gue-"
Lili baru saja hendak menceritakan soal insiden tadi pagi tentang tanda di punggungnya. Namun seakan disadarkan, bibirnya langsung berhenti saat tahu kalau ia menceritakannya kedua sahabatnya itu justru akan mengolok-oloknya sepanjang hari.
"Kenapa?" tanya Elle ikut penasaran.
"Gak jadi." jawab Lili dan langsung kembali melanjutkan makannya. Sontak dua serbet makan melayang ke arahnya. Menunjukkan kekesalan kedua sahabatnya akan ceritanya yang gagal untuk diucapkan.
"Permisi Kak, dengan Kak Lili?"seorang pelayan Oliver berdiri di samping Lili dengan membawa sebuket bunga. Lili sontak menoleh kebingungan.
"Eh? Iya." jawabnya dengan canggung sedang Meta dan Elle memilih menontonnya.
"Ada titipan dari suaminya. Mohon diterima ya Kak." ucap si pelayan dengan mengulurkan buket bunga yang cantik itu pada Lili.
"Ah-oh.. iya makasih." jawab Lili lagi sebelum akhirnya si pelayan pergi meninggalkan meja mereka.
Kedua sahabatnya sontak melihatnya dengan terang - terangan dengan ekspresi iri. Meta bahkan sudah melipat kedua tangannya didepan dadanya.
"Sekarang gue bener - bener penasaran Li. Sebenarnya amal ibadah lo sebesar apa sih sampe dapet suami kaya Atlas?" tanya Elle pada Lili.
"Atau jangan - jangan lo main dukun ya Li?!" tuduh Meta sambil menunjuk tepat ke wajah Lili.
"Gila kali lo!" sanggah Lili.
"Haaa... Kira - kira Julio bisa dituker tambah gak ya?" gumam Meta dengan bahunya yang lesu.
Elle sontak tertawa mendengar perkataan Meta. Sama dengan Lili yang juga menggelengkan kepalanya atas ucapan Meta yang absurd itu. Ketiganya kemudian melanjutkan makan siang mereka. Sesekali bertukar cerita tentang kehidupan mereka seperti biasanya.
Drtt..
My Atlas
Sayang, kiriman aku udah sampai kan?Lili sontak tersenyum membaca pesan dari Atlas. Sepertinya suaminya itu baru saja selesai rapat sehingga baru menghubunginya.
Me
Udah Mas, cantik seperti biasanya. Makasi banyak ya.Lili kemudian meletakkan kembali ponselnya setelah untuk beberapa saat tidak menerima respon dari suaminya.
My Atlas
I miss you already princess.Debar jantung Lili seakan tak mau diatur saat pesan itu ia baca. Senyumnya sontak merekah saat merasakan banyak kupu - kupu di perutnya. Rasanya seperti jatuh cinta lagi, persis seperti saat pertama mereka pacaran.
Me
Aku juga...My Atlas
Juga apa?Lili tahu betul Atlas mengerti maksud pesannya. Pria itu pasti sengaja menjahilinya dengan berpura - pura tak tahu maksudnya.
Me
I miss you too MasKetik Lili dengan salah tingkah. Astaga! Kenapa ia jadi seperti anak SMA yang baru jatuh cinta begini sih!
"Elle?" panggil Meta setelah keheningan menyelimuti mereka. Elle lantas berdeham sebagai jawaban.
"Lo mau ikut gue gak?" tanya Meta dengan raut wajah yang serius. Elle mengerutkan dahinya bingung dan sontak bertanya, "Kemana?"
"Ke uranus." jawab Meta. Elle sontak tertawa saat mengerti arah pembicaraan Meta.
"Gak ke mars aja Ta?" tanya Elle seraya menahan senyumnya. "Kalau ke uranus nanti lo bisa mati kedinginan Ta." timpal Lili kemudian.
"Ck! Diem deh Li lo kan gak gue ajak!" sewot Meta yang mengundang tawa Lili. "Lagian Li, kayanya dia lebih rela mati kedinginan daripada nahan iri begini." tambah Elle yang kemudian tertawa bersama Lili.
Meninggalkan Meta yang dengan kasar menghela nafasnya. Sial! Sepertinya Meta harus membuat Julio dan Atlas berteman. Supaya suaminya itu bisa berguru pada Atlas.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Man
RomanceWARNING !! Cerita ini bakal bikin kamu salting brutal dan senyam senyum sendiri!!! - - - "Aku gak percaya kalau kamu cuma pernah pacaran saat kamu SMA." gumam Lili seraya menatap pria tampan didepannya, Atlas. "Kenapa gak percaya?" tanya Atlas. "Wel...