Chapter - 6

6.2K 213 2
                                    

"Aah! Gue kangen banget sama kalian!!" sebuah pelukan hangat menyelimuti Lili dan Elle. Hari ini mereka berkumpul di Oliver atas permintaan Meta yang baru saja kembali dari acara honeymoonya.

"Mana oleh - oleh gue?" timpal Elle sekenanya. Lili terkekeh mendengarnya. Elle memang tidak pernah berubah.

"Lo tuh ya! Dasar matre! Liat tuh Lili, mana ada dia minta gue beliin oleh - oleh kaya lo!" gerutu Meta seraya mengeluarkan oleh - oleh untuk Elle dan Lili.

"Ya itu mah jangan disamain Ta! Kan Lili emang lebih makmur daripada gue!" kilah Elle kemudian. Senyuman lebar tersungging di bibirnya begitu mengintip tas berisi oleh - oleh dari Meta.

"Yaallah, aamiin." ucap Lili mengaminkan perkataan Elle. "Thank you ya Ta." tambahnya lagi seraya mengangkat oleh - oleh yang Meta beri.

"Gue denger - denger lo udah resmi jadian ya Elle?" tanya Meta menggoda. Sontak perkataannya membuat Elle tersedak karena Lili langsung melemparinya dengan mata yang melotot.

Dari bawah meja Elle menendang kaki Meta. Bermaksud memberikan kode pada sahabatnya itu untuk tidak membahas hal tersebut.

"Ih!! Elle?! Beneran?!" tanya Lili dengan rengekkannya.

"Loh lo belum tau? Kan kemarin dia update status di instagram!" tambah Meta lagi yang membuat Elle mati kutu. Pasalnya, ia menyembunyikan postingan tersebut dari akun Lili supaya gadis itu tidak melihatnya. Mendengar itu Lili semakin merajuk.

"Elle! Lo hide gue dari instagram?!"

"Eh.. Li... Aduh gimana jelasinnya ya?" ujar Elle kebingungan seraya menggaruk tengkuknya. "Lo sih! Lemes banget punya mulut tuh!" makinya pada Meta.

"Ya gue mana tau, lagian lo gak briefing gue dulu kalo si Lili belum tau." bela Meta. "Lagian udahlah Li, biarin Elle sama si Ethan. Kalo dia nungguin lo, bisa - bisa dia keburu keriput sebelum ketemu jodohnya." tambah Meta pada akhirnya.

"Gue beliin lo matcha float kesukaan lo deh, gimana?" bujuk Elle dengan cengirannya.

"Ih! Emangnya gue anak kecil! Tega - teganya lo nyogok gue pake matcha float." rajuk Lili.

Elle hendak menanggapi sebelum akhirnya perkataannya menggantung di udara begitu kursi di sebelah Lili ditarik dan diduduki seorang pria tampan.

"Atlas?" Lili berucap hampir menjerit. Cukup kaget dengan keberadaan pria itu yang tiba - tiba.

"Hai Lili." sapanya dengan senyuman yang menambah ketampanannya. "Ko kamu disini?" tanya Lili heran. Sedangkan kedua sahabatnya pura pura acuh namun tetap menguping pembicaraan mereka.

"Kan kamu yang bilang kita lunch bareng hari Jumat di Oliver." jelas Atlas yang membuat Lili mengerutkan dahinya. "Kapan aku bilangnya? Aku gak inget." aku Lili kemudian.

"Senin kemarin, waktu kita telfonan sampe kamu ketiduran." jawab Atlas lagi. Perkataannya itu langsung menghentikan kegiatan kedua sahabatnya yang sejak tadi sibuk pura - pura menikmati minuman mereka.

"Kalian udah jadian?" tanya Meta. Hal itu sontak membuatnya dihadiahi lemparan serbet makan dari Lili. "Apasih! Jangan ngaco deh." ucapnya dalah tingkah sedang Atlas justru hanya mampu terkekeh melihat interaksi ketiga sahabat itu.

"Lah itu?! Udah sleepcall-an segala kaya orang pacaran." tambah Elle membela Meta. "Ih! Apasih? Engga kita ga pacaran!" Ah sial! Wajah Lili pasti sudah kepalang merah sekarang.

"Belum." gumam Atlas pelan yang terdengar di telinga wanita itu. Langsung saja Meta dan Elle menunjukkan senyuman jahilnya. Sedang Lili tidak mengerti.

"Belum apanya?" tanya Lili.

"Dasar lemot!" ujar Meta dan Elle berbarengan.

"Kamu mau matcha float? Mau aku pesenin?" kali ini Atlas kembali bersuara. "Eh, gak usah-"

"Iya Atlas, lo beliin aja deh sana. Kasian tuh anak manja lagi ngambek." kata Elle yang langsung dihadiahi tatapan tajam dari Lili.

Atlas tertawa pelan sebelum mengacak puncak kepala Lili. Lili sampai terdiam dibuatnya. Itu mungkin adalah pertama kalinya mereka bersentuhan. Dan yang lebih memalukannya, hal itu disaksikan oleh kedua sahabatnya yang sekarang tersenyum sangat lebar.

Atlas kemudian meninggalkan meja dan menuju kasir untuk memesan. Meninggalkan Lili yang masih terpaku atas yang baru saja dialaminya.

Yang diacak rambutnya tapi kenapa yang berantakan hatinya sih?!, batin Lili dalam hati.

TBC

The ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang