Chapter - 18

5K 174 0
                                    

Saat ini Lili dan Atlas sedang di perjalanan pulang menuju apartemen Lili. Gadis itu menurunkan sandaran kursinya supaya ia bisa membuat perutnya lebih nyaman.

Disampingnya, tidak ketinggalan Atlas dengan hobi barunya. Menyetir sembari menggenggam tangan Lili dan memberi beberapa usapan di punggung tangan wanita itu.

Keheningan menyelimuti mobil itu sebelum akhirnya Atlas terdengar terkekeh seraya menggelengkan kepalanya beberapa kali.

"Kenapa?" tanya Lili penasaran.

"Aku kira kamu betulan hamil tadi." celetuk Atlas yang membuat Lili menegakkan kursinya.

"Atlas, berhentilah menjadi menyebalkan." sunggut Lili dengan mata nya yang menunjukkan rasa jenggahnya.

"Ah... gara - gara menahan rambutmu saat kamu mual tadi, aku jadi berimajinasi." gumam lelaki itu sekali lagi dengan senyuman yang tak lepas dari wajahnya. Sesekali tangannya mengusap wajah tampan itu untuk menyembunyikan senyumannya.

Ditempatnya, pipi Lili bersemu merah. Seakan mengerti dengan maksud ucapan Atlas.

"Kalau nanti kita menikah-" kalimat Lili terpotong saat Atlas menoleh dan dengan semangat berkata, "Aamiin!" Membuat Lili terkekeh sebelum kembali melanjutkan kalimatnya.

"Kalau nanti kita menikah, kamu mau punya anak berapa?" tanya Lili penasaran dengan pipinya yang semakin bersemu. Lili hanya penasaran. Tidak ada maksud untuk menggoda sedikitpun, lagi pula ucapan itu doa kan? Jadi ia rasa tidak ada salahnya juga untuk lebih mengetahui rencana Atlas di masa depan.

"Aku mau punya 3 anak. Kalau bisa anak pertamanya laki - laki dan paling bungsu perempuan. Atau kalau laki - laki, perempuan, lalu laki - laki lagi juga tak apa." jawab Atlas sembari tersenyum lebar.

"Kenapa? Kalau tidak terwujud bagaimana?" tanya Lili.

"Karena aku mau anak perempuanku dijaga sebaik mungkin oleh keluarganya, termasuk kakak lelakinya." jawab Atlas lagi. "Mm.. kalau tidak terwujud ya tidak apa - apa. Aku yakin tuhan itu baik, begitupun takdir yang dia tuliskan." tambahnya lagi.

Ditempatnya Lili mengangguk. Menyetujui apa yang Atlas katakan. Kemudian Atlas menoleh dan menatap Lili, "Kalau kamu bagaimana?" tanya pria itu penasaran.

"Sebenarnya aku tidak terlalu pintar berinteraksi dengan anak - anak." ucap Lili meringis.

"Oh ya?" tanya Atlas dengan wajah terkejut. Merasa kaget karena kepribadian Lili yang lembut dan pandai mengurusi orang justru berbanding terbalik dengan fakta itu.

Lili mengangguk, "Aku kan anak bungsu. Dan tidak ada anak kecil di keluargaku sejak lama sekali. Jadi agak bingung untuk berinteraksi dengan mereka."

Atlas mengangguk, merasa perkataan Lili masuk akal. "Tapi kamu mau punya anak?" tanya Atlas dengan nada serius. Karena Atlas suka sekali anak kecil, jadi mendengar itu membuat Atlas penasaran dengan rencana Lili di masa depan.

"Tentu saja!" jawab Lili dengan cepat.

"Mungkin akan berbeda jika itu anakku. Beberapa kali aku juga menonton beberapa artis yang kurang bisa berinteraksi dengan anak kecil sepertiku tapi akhirnya justru menjadi ibu yang baik untuk anaknya." jawab Lili lagi. Dari tempatnya Atlas menyunggingkan senyumannya.

Tangan lelaki itu terulur mengusap puncak kepala Lili. "Aku akan mengajarkanmu bagaimana menghadapi anak - anak nanti." ucap pria itu yang membuat Lili salah tingkah.

"i always want to have one as mine." gumam Lili pelan yang membuat Atlas tersenyum kembali. "Kadang kalau lihat beberapa konten di sosial media soal anak - anak, aku jadi tertarik untuk memilikinya." lanjut gadis itu sambil tersenyum.

Akhir - akhir ini, sosial medianya penuh dengan foto dan video bayi - bayi lucu. Dan jujur saja hal itu membuat Lili sedikit merasakan baby fever.

"Nanti aku bantu buatkan untuk kamu." celetuk Atlas yang diiringi tawa jahil pria itu.

"Ihh! Pasangan yang hanya pelukan dan bergandengan tangan mana bisa hamil sih?!" gerutu Lili atas kejahilan Atlas yang ia tau sedang menggodanya.

"Jadi kamu sudah mau yang lebih dari itu?" goda Atlas lagi dengan nada yang jenaka.

"Atlas!!" sentak Lili yang akhirnya memecahkan tawa Atlas yang mengisi seisi perjalanan mereka.

TBC

The ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang