Chapter - 16

2.1K 66 0
                                    

Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kali Atlas tersenyum selebar ini. Sepanjang hidupnya, sepertinya baru kali ini ia sangat menanti hari - hari esok. Bahkan termasuk hari Senin seperti hari ini.

"Lo bener - bener bikin gue takut Kak. Lo yakin gak ada gangguan di kepala lo kan?" itu suara Axel, si anak irit bicara yang sedang duduk di depannya itu memandangnya dengan mata yang memincing.

"Aduh, lo tuh ya makanya jangan bergaul sama buku - buku tebel lo doang. Ini namanya fase jatuh cinta. Coba deh Xel sesekali lo explore dunia." suara Alex ikut menimpali.

Sedang Atlas justru semakin melebarkan senyumannya dengan jemarinya yang sibuk berkirim pesan pada kekasihnya.

"Son, letakkan dulu ponsel mu. Ayo kita sarapan." Ayah dan Bunda baru saja memasuki ruang makan. Menempatkan diri pada kursinya masing - masing dan memulai sarapan mereka.

"Alex, tadi Bunda lihat ada bouquet bunga di ruang depan, wanita mana lagi yang kamu goda?" Bunda menatap Alex dengan wajah yang sangat serius. Sedangkan Atlas seakan tuli dan hanya fokus menghabiskan sarapannya sehingga ia bisa lebih cepat bertemu Lili dan mengantar gadis itu ke kantornya.

"Bunda, bukan Alex. Serius! Alex lagi jomblo kok." timpal Alex yang merasa dituduh.

"Itu sesuatu yang tidak mungkin son." Ayahnya ikut bergumam. Sedang Axel memilih untuk diam dan fokus sarapan seraya membaca buku yang ada dipangkuannya.

"Benar kok! Itu pasti punya Kak Atlas!" bela Alex lagi.

Perkataan Alex itu mengundang perhatian semua orang kecuali Atlas. Pria itu diam - diam masih sibuk berkirim pesan dibawah meja makan.

"Ck, gak mungkin." gumam Bunda lalu melanjutkan sarapannya. Perkataannya diangguki oleh Ayah, "Itu lebih tidak mungkin son." gumam Ayah.

"Terserah saja kalau kalian gak percaya." acuh Alex sambil mengedikkan bahunya.

Semua pandangan keluarga itu berpusat pada Atlas saat pria itu bangun dari duduknya. Mangambil jas yang tersampir pada sandaran kursinya dan tas kerjanya ke dalam genggamannya.

"Bunda, Ayah, semuanya, aku berangkat duluan ya. See you." pamit pria itu sebelum mencium tangan Ayah dan Bunda, meninggalkan kecupan singkat di pipi Bunda dan mengacak kepala kedua adik kembarnya.

"Sayang, kenapa akhir - akhir ini sarapannya dikit sekali?" tanya Bunda khawatir. "Apa ada meeting son? kenapa kamu terburu - buru sekali belakangan ini?" ikut Ayah menimpali.

"Tidak ada apa - apa Ayah Bunda. Atlas pamit dulu ya. Assalamualaikum!"

Dan begitulah Atlas melewati paginya beberapa hari ini. Dengan semangat 45, kakinya bergerak menuju garasi, lantas menyalakan mobilnya dan menuju kediaman Lili, kekasihnya.

"Kalian masih gak percaya sama aku?" tanya Alex yang masih gemas melihat Ayah dan Bundanya yang melihat kepergian Atlas tanpa rasa penasaran.

- - -

"Selamat pagi!" sapaan Lili terdengar pertama kali saat gadis itu memasuki mobil Atlas. Tangannya sibuk menjinjing tas kerjanya dengan tangan lainnya membawa kotak makan.

"Selamat pagi princess." sapa Atlas kembali dengan senyuman khas miliknya. Tangannya tergerak untuk merapikan rambut gadisnya dan memakaikan seatbelt untuk Lili.

"Kamu masak apa hari ini?" tanya Atlas saat mobilnya mulai melaju meninggalkan halaman apartemen. "Hari ini aku buat ikan dori tepung dengan sambal matah." ucap gadis itu.

Secara alami tangan Lili mengulurkan suapan ke bibir Atlas dengan sendoknya. Sedang tangannya yang lain ia letakkan dibawahnya untuk mencegah kalau - kalau makanannya terjatuh.

"Gimana? Suka?" tanya Lili begitu Atlas selesai mengunyah. Atlas menoleh dan tangan kirinya mengelus puncak kepala Lili dengan lembut.

"Suka sekali. Masakan kamu selalu enak Princess." puji Atlas. Sudah beberapa hari ini, aktivitas ini menjadi kebiasaan mereka. Dan hal ini juga yang membuat Atlas selalu menanti - nanti setiap paginya.

Setiap pagi, Lili akan membawa bekal untuk ia makan bersama Atlas di mobil. Makanannya pun beragam. Dan selama itu juga Atlas makin terjatuh pada pesona gadis itu.

Cara Lili mengurusinya dan bagaimana perhatian Lili serta kelembutannya menjadi sisi Lili lainnya yang ia baru temui. Itu juga sebabnya Atlas mengurangi porsi sarapannya saat di rumah, supaya ia bisa menikmati masakan Lili sebelum perutnya kenyang.

"Hari ini kamu pulang jam berapa?" tanya Lili seraya tangannya membersihkan noda makanan di sisi bibir Atlas.

"Hari ini aku ada beberapa meeting, tapi sepertinya tidak akan lama. Mungkin sekitar jam tujuh malam aku sudah bisa pulang." jawab Atlas seraya menggenggam tangan Lili yang lainnya.

"Kamu masih lembur hari ini?" Atlas balik bertanya. Lili menggeleng sebagai jawaban, "Sepertinya hari ini tidak dulu. Aku ada janji dengan Meta di rumahnya dengan Elle juga. Kamu mau ikut?" ajak Lili yang membuat Atlas menoleh.

"Anywhere as long as im with you Lili. I'm in." jawab Atlas tanpa ragu.

"Dasar gombal!" ucap Lili salah tingkah.

TBC

The ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang