Chapter - 72

4.1K 113 5
                                    

Wanita yang sedang asyik terlelap itu baru saja terganggu karena sapuan lembut di kulitnya. Seseorang yang ia yakini sebagai suaminya pastilah pelakunya.

Lili merenggut, menaikkan sedikit selimutnya untuk membalut tubuh polosnya. Tubuhnya ia dekatkan pada sang suami sebelum berujung memeluk lelaki itu dengan erat dan menyarangkan wajahnya di dada polos lelakinya dengan mata yang masih terpenjam.

Dari telinganya, Lili mendengar Atlasnya terkekeh. Diikuti dengan sebuah kecupan yang cukup panjang di puncak kepalanya dan surainya yang dibelai dengan halus.

"Aku masih ngantuk Mas..." rengek Lili di dada suaminya. "I'm not saying anything sayang." respon suaminya dengan suaranya yang serak dan berat, tipikal seseorang yang baru saja terbangun dari tidur.

"But you're bothering me Mas. I'm lacking of sleep because someone decided to keep me up until 2 AM." gerutu Lili lagi.

Kali ini Atlas tertawa dengan lebih lepas. Tubuhnya bergetar karena tawanya yang sialnya terdengar sangat menggoda di telinga Lili.

"I dont think it's my fault princess. It's your own fault for being too beautiful. It's really hard to resist, you know?"

Lili berdecak saat mendengar suaminya berkilah. Matanya sontak terbuka dan kepalanya mendongak untuk menatap suaminya yang juga sedang memandanginya.

"Dasar gombal! Kalau begitu sana kamu pilih istri yang tidak cantik! Kenapa jadi aku yang disalahkan?" gerutu Lili lagi dengan bibirnya yang mencebik.

"Ah.. itu sepertinya bukan ide yang bagus. Aku sudah terlalu cinta dengan istri cantikku ini." ucap Atlas lagi sembari tersenyum dan mendaratkan kecupannya tepat di dahi istrinya.

Hal itu lantas menciptakan senyuman pula di bibir Lili. Pipinya tak tahan untuk kembali bersemu bahkan setelah entah gombalan keberapa yang ia dengar dari suaminya.

Keduanya kemudian larut dalam suasana romantis yang mereka ciptakan. Hanya saling pandang seakan sedang berbicara sebanyak apa cinta yang mereka rasakan satu sama lain.

"I hope our baby will have your eyes, Lili." ucap Atlas dengan nadanya yang rendah. Matanya menyorot manik mata Lili dengan intens dan penuh cinta. Membuat hati keduanya tak urung berdebar lebih cepat.

Lili menggeleng, "I just want our baby to look like you." ungkapnya seraya tersenyum. Tangannya terulur untuk memegang wajah suaminya dan menelusurinya dengan penuh kekaguman.

"That would be a loss. Cause i just want to see a mini you, sayang." tutur Atlas dengan wajahnya yang tak setuju.

"Then please show them how to have a kind heart like you." ucap Lili seraya memegang dada suaminya.

"Dengan senang hati." jawab Atlas dengan senyumannya yang tak pernah luntur. Melihatnya, Lili pun ikut tersenyum dibuatnya.

Atlas dengan gemas mengubah posisinya menjadi diatas Lili. Menghujani istrinya dengan banyak kecupan di wajah dan bahkan bahunya yang tak terbalut oleh apapun.

"Ah... kenapa bisa istriku secantik ini? Hm?" tanya Atlas begitu menghentikan kecupannya. Lili terkekeh. Kedua tangannya menyisir surai suaminya yang terlihat menawan itu.

"Entahlah? Mungkin karena suamiku sangat mencintaiku?" ucap Lili ikut menggoda.

Atlas tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "You dont need to put the 'maybe' on that words princess." tutur Atlas seraya menjawil puncak hidung istrinya.

"Because loving you has never been a 'maybe' for me." lanjut Atlas lagi seraya menyunggingkan senyumannya yang menawan. Hal itu membuat Lili seketika salah tingkah, wajahnya lantas ia sembunyikan dengan kedua tangannya.

The ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang