Hari ini berjalan seperti biasanya. Lili dan Atlas kembali harus berkutat dengan pekerjaan mereka masing - masing. Terlebih Lili, yang akhir - akhir ini waktunya banyak tersita untuk persiapan keberangkatan ke Nepal untuk program raising awareness kanker anak yang juga disponsori langsung oleh perusahaan Atlas.
Banyak hal yang harus wanita itu periksa kembali. Bisa repot urusannya kalau ada satu hal yang terlewat. Bahkan hal kecil sekalipun. Seperti contohnya saat ini, Lili sedang disibukkan dengan memeriksa beberapa barang pendukung dan souvernir untuk acara. Banyak sekali box yang harus ia buka dan pastikan kualitas juga kuantitasnya.
Untungnya ada Aby yang senantiasa membantunya. Setidaknya pekerjaannya jauh lebih ringan jika begini.
"Kavi kemana sih? Kok gak bantuin?" gerutu Lili sambil membuka kembali box lainnya yang berisikan totebag dengan logo yayasan dan program mereka.
"Kan ada meeting doi sama K's Corp." jawab Aby sekenanya tanpa menghentikan yang sedang ia kerjakan.
Mendengar nama K's Corp disebut membuat Lili menghentikan pergerakannya sejenak. Itu kantor Leo. Ck! Lili harap ia tidak bertemu dengannya hari ini.
"Oh.." responnya ber-oh ria. Berusaha sekeras mungkin agar Aby tidak menyadari perubahan perilakunya.
"Btw, nanti cowo lo ikut kan ke Nepal?" Lili lantas tersenyum begitu Atlas dibahas oleh Aby. Senang rasanya karena ia tidak perlu sembunyi - sembunyi lagi.
"He will. Tapi mungkin ga di setiap acaranya sih. Karena pasti ada beberapa hal juga yang harus dia maintain soal kantornya." jelas Lili yang membuat Aby menganggukkan kepalanya.
"Gue kira tuh Li, orang sekelas Atlas bisa atur waktu kerja semaunya loh. Kaya di film-film gitu." Lili terkekeh mendengar gumaman Aby.
Semaunya gimana? Atlas itu punya ambisi dan semangat yang besar pada perusahaan keluarganya. Katanya, itu bentuk dari sense of belonging yang dia punya. Lili bahkan sekarang terbiasa dengan jadwal Atlas yang super padat, kadang pria itu di pulau yang sama dengannya dan beberapa hari kemudian sudah menyebrang lautan dan berbeda pulau atau bahkan negara dengan Lili.
Tapi satu yang Lili selalu suka dari prianya itu. Atlas selalu meluangkan waktunya untuk Lili. Setiap akhir pekan Atlas akan mengosongkan jadwalnya untuk Lili. Bahkan Lili ingat, Atlas pernah menagih kecan dengannya beberapa waktu lalu.
"Sayang, bulan ini kita belum kencan loh. Lets have dinner tomorrow shall we?"
Mengingat itu membuat Lili tersenyum lagi. Atlas memang selalu seperti itu. Baginya menghabiskam waktu bersama itu nomor satu. Walaupun sibuk karena kerjaan sekalipun, harus disempatkan karena itu hal yang wajib.
"Sebenarnya dia bisa aja atur jadwal seenaknya. Cuma Atlas bukan orang seperti itu. Dia punya ambisi yang besar soal perusahaannya." jawab Lili pada Aby.
Aby mengangguk, "Iya sih! Bener juga. Setiap kita rapat tuh keliatan banget dia orangnya passionate banget. Bagus sih Li, jadi dia gak seenaknya jadi bos. Iya kan?"
Lili mengangguk seraya tersenyum. Karena berbicara soal Atlas, Lili jadi merindukan prianya itu. Padahal mereka terakhir bertemu pagi tadi. Atlas juga yang mengantarkannya ke kantor. Lili jadi tidak sabar menunggu jam pulang kantor.
"Tiga puluh menit lagi Li, sabar." celetuk Aby yang langsung membuat Lili bertingkah canggung. Sial! Apa sekelihatan itu?
"Gue ke toilet dulu ya." ucapnya mengalihkan perhatian Aby. Tapi memang kantung kemihnya sudah mulai penuh juga sih. Setidaknya dia bisa beralasan ke Aby juga untuk menutupi salah tingkahnya.
Lili berjalan menuju toilet begitu mendengar Aby berdeham seraya terkekeh. Ah! Sepertinya Lili harus lebih melatih dirinya agar lebih sulit untuk dibaca.
Kantor sudah mulai sepi saat itu, banyak karyawan yang memang sudah pulang dan sebagian lainnya memang bekerja dari rumah alias work from home.
Baru saja Lili keluar dari toilet setelah menyelesaikan urusannya, wajah Leo justru ia dapati sedang berdiri didepan toilet itu seakan menunggu seseorang.
Ah! Bodoh! Karena salah tingkah dan menghindari Aby, Lili jadi melupakan bahwa K's Corp sedang rapat disini!
Tanpa mau repot - repot, Lili memilih untuk mengabaikannya. Menganggap pria itu tak ada. Melihat wajahnya jujur membuat Lili jadi ingin menamparnya. Sialan! Kenapa Lili bisa punya mantan seperti Leo sih!
"Lili tunggu." Leo memanggilnya. Sejenak menarik tangannya untuk menghentikan langkah Lili. Sontak Lili langsung menghempaskannya.
"Lili bisa kita bicara?" tanya Leo dengan nadanya yang terdengar memohon. Namun Lili tetap mengabaikannya dan kembali melanjutkan langkahnya.
Sebelum si bodoh dan tak tahu malu itu memanggil namanya dengan lebih keras sehingga membuat beberapa pegawai melihat ke arah mereka.
"Are you crazy?" maki Lili dengan suaranya yang tertahan.
"Please, we need to talk." ucap Leo, sekali lagi memohon dengan wajahnya yang nampak tertekan.
"Aku gak tertarik." sinis Lili dan mulai menjauh dari Leo. Lili pikir pria itu mengerti bahasa indonesia. Tapi ternyata dugaan Lili salah.
"Soal kejadian waktu itu-"
Lili menoleh dan menatap Leo tak bersahabat saat pria yang sialnya adalah mantannya itu berbicara dengan volume yang cukup besar untuk bisa didengar oleh orang lain selain mereka.
"You bastard!"
Leo tersenyum saat Lili kembali mendekat ke hadapannya. "Please, ada yang mau aku omongin." katanya lagi.
Ck! Sial! Lili gak mau dia jadi bahan pembicaraan di kantor lagi. Apalagi dengan Leo! Jadi tanpa punya pilihan akhirnya Lili memenuhi permintaan pria itu.
Can you pick me up in Oliver's at five? Please, dont be late.
Sent.Lili tahu ini keputusan buruk. Tapi Lili tidak punya pilihan lain. Terlebih, sepertinya ini kesempatan Lili untuk mengakhiri dan memperjelas semuanya pada si dungu itu.
Semoga Atlas menjemputnya tepat waktu. Lili tidak mau menghabiskan waktu yang lama dengan manusia tidak jelas bernama Leo itu!
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
The Man
RomanceWARNING !! Cerita ini bakal bikin kamu salting brutal dan senyam senyum sendiri!!! - - - "Aku gak percaya kalau kamu cuma pernah pacaran saat kamu SMA." gumam Lili seraya menatap pria tampan didepannya, Atlas. "Kenapa gak percaya?" tanya Atlas. "Wel...