Chapter - 5

2.7K 88 0
                                    

"Pagi Li, ini proposal projek terbaru kita ya." Aby baru saja meletakkan setumpuk kertas di meja Lili. Pria itu adalah rekan kerja satu timnya. Biasanya Lili sering kali dipasangkan dengan Aby untuk menjadi project manager di proyek perusahaan.

"Wah, jadi tahun ini kita adain di Nepal?" tanya Lili antusias. Aby mengangguk sembari mendudukkan dirinya di samping Lili. "Yep! Rencananya bakal nyusul dua negara lainnya, kalau gak salah sih Singapur dan Belanda. Tapi itu belum pasti sih." ujar Aby menjawab Lili.

"Untuk programnya, kurang lebih masih sama. Main objective nya juga, fokus nya untuk bangun awareness tentang kanker anak. Rencananya nanti bakal visit ke beberapa sekolah dan yayasan, terus undang orang tua juga biar pesannya sampai." tambah Aby lagi. Lili mengangguk.

"Untuk proyek teman tuli gimana? udah dapet donatur?" tanya Lili lagi.

"Untuk proyek teman tuli, kebetulan donaturnya sama kaya si program ke Nepal ini. Gue juga baru dapet info dari tim finance kalo bahkan donaturnya ngajuin untuk membiayai semua program kita selama setahun penuh." timpal Aby lagi.

"Alhamdulillah, oke deh. Jadi kapan kita mau mulai breakdown buat planning programnya dari A - Z?" Lili bertanya dengan antusias, rambutnya sudah ia ikat tinggi tanda ia bersiap.

"Hari ini, lembur ya Li." Aby terkekeh begitu wajah Lili berubah saat kata lembur terucap.

Dasar Aby !

- - -

Hari ini Lili benar - benar menghabiskam waktunya untuk lembur. Dia baru sampai di kediamannya pukul 1 dini hari. Besok Lili akan izin untuk work from home saja seperti yang sudah disepakati olehnya dan Aby.

Tentu saja tubuh dan matanya butuh istirahat. Rasanya mata Lili kering sekali karena seharian bergumul dengan kertas dan monitor yang menyorot matanya.

Lili baru saja selesai membersihkan dirinya saat ia menyalakan ponselnya. Ini adalah salah satu kebiasaannya. Lili sering mengabaikan ponselnya ketika ia sedang bekerja. Itu semua karena ia merasa bahwa pekerjaannya akan lebih cepat selesai ketika ponselnya ia abaikan. Lagi pula, tidak ada manusia yang menunggu kabarnya kan selain orang tuanya? Meta sedang honeymoon sedangkan Elle, wanita itu juga pasti sibuk dengan pekerjaannya.

Cling!

Atlas

10.01 :
Hai Lili! Apa kita bisa makan siang bersama hari ini?

11.57 :
Ah sepertinya kamu sedang sibuk ya? Gak apa, mungkin lain waktu?

15.37 :
Lili, apa aku boleh mengirimkan sesuatu ke kantormu? Mungkin segelas kopi atau camilan lain?

19.41 :
Hai Lili? Just making sure that im not bothering you right? Kamu tidak memblokirku kan?

Membaca pesan terakhirnya membuat Lili tertawa. Wanita itu meringis mengetahui fakta bahwa ia membuat pria itu berpikir dirinya mengabaikannya.

Baru saja Lili ingin membalas pesannya, sebuah panggilan masuk dari Atlas justru ia terima. Saat itu juga Lili menjawabnya dengan matanya yang setengah mengantuk.

"Hai?" sapanya lebih dulu.

"Oh hai Lili, ada apa?" mendengar itu Lili terkekeh sembari memejamkan matanya.

"Bukankah kamu yang meneleponku lebih dulu?" ucapnga jahil yang membuat Atlas berdeham canggung.

"Ah itu maaf. Apa aku menganggumu? Apa kamu mengabaikanku karena aku terlalu cerewet?"

Lagi - lagi perkataan Atlas mengundang tawanya. "Iya kamu memang cerewet. Tapi kamu sama sekali tidak menganggu. Aku juga tidak mengabaikanmu." jelas Lili dengan setengah kesadarannya.

"You sounds tired."

"Hm. Aku baru sampai di rumahku pukul 1 pagi tadi. Ada pekerjaan yang membuatku lembur."

"Astaga. Kalau begitu tidurlah. Aku tidak akan menganggumu." nada bersalah terdengar dari suara Atlas. Hal itu tertangkap jelas pada pendengaran Lili.

Mendengarnya Lili hanya berdeham halus. Kesadarannya mulai hilang dan sepertinya sebentar lagi ia akan ditarik ke alam mimpi.

Keheningan menyelimuti mereka. Panggilan itu masih terhubung namun tidak ada satupun yang berbicara. Keduanya hanya saling mendengar deru nafas halus satu sama lain.

"Kalau begitu aku tutup ya."

"Atlas." panggilan dari Lili mengurungkan niat Atlas.

"Iya?"

"Aku tidak minum kopi. Mungkin kamu bisa mengirimkan minuman selain itu di lain waktu."

Atlas terkekeh. Merasa lucu karena Lili memberitahukan hal tersebut disaat gadis itu diambang kesadarannya.

"Baiklah kalau begitu. Aku akan mengingatnya dengan baik."

"Dan... "

Keheningan yang cukup lama kembali mendominasi. Atlas sampai mengira bahwa Lili tengah mengigau dalam tidurnya.

"Lets have a lunch in Friday at Oliver."

Sekali lagi Atlas menahan senyumnya mendengar perkataan Lili. Entahlah gadis itu akan mengingatnya atau tidak. Tapi yang pasti, Atlas akan menagih janjinya Jumat nanti.

TBC

The ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang