Chapter - 60

3.4K 125 0
                                    

Mata Lili berbinar senang saat Atlas membawanya ke kediaman baru mereka. Sebuah rumah bergaya modern dengan nuansa putih seperti yang selalu Lili idamkan. Bangunannya minimalis seperti yang selalu Lili inginkan dengan dilengkapi kolam renang dan juga halaman yang luas di bagian belakang.

"Are you happy?" tanya Atlas seraya dagunya bersandar pada puncak kepala Lili saat tangannya memeluk istrinya dari belakang. Lili tersenyum di tempatnya dan dengan semangat mengangguk.

"I'm beyond happy" ucapnya sebagai jawaban dan mengecup rahang Atlas seperti kebiasaannya. Meskipun rumah itu masih tergolong besar dan mewah baginya tapi Lili senang karena Atlas menyesuaikan dirinya untuk Lili.

Padahal Lili tahu betul, dengan kekayaan yang dimiliki suaminya, Atlas bahkan bisa membeli sebuah mansion mewah untuk mereka tinggali. Tapi lelaki itu tidak menuruti egonya dan lebih memilih untuk memenuhi keinginan Lili.

"Seperti keinginan kamu, it's white and minimalist." tambah Atlas seraya mengajak Lili masuk ke rumah mereka. Lili tersenyum dibuatnya. Terlalu bingung untuk harus seperti apa lagi ia bersyukur karena Atlas adalah suaminya.

Begitu masuk, Lili kembali dibuat terkagum dengan interiornya. Suasananya modern dengan layout yang dibuat spacious dan ceiling nya yang tinggi. Dengan didominasi warna putih dan list gold juga hitam. Tak lupa di setiap bawah tangganya terdapat lampu untuk menambah kesan mewah.

"Aku buat dapurnya senyaman dan semirip mungkin dengan dapur apartemen kamu karena aku tahu istriku suka memasak." ucap Atlas seraya menarik tangan Lili dengan lembut ke arah dapur.

Dapurnya terlihat jauh lebih besar dari aprtemen Lili dulu, kitchen island nya juga luas membuat Lili tak sabar untuk membuat beberapa kue disana. Peralatannya juga lengkap dan tertata dengan sangat rapi sehingga nyaman untuk di pandang.

Diseberangnya ada meja makan dengan delapan kursi. Dengan alas makan yang sudah tertata rapi di setiap kursinya dan sebuah vas bunga berukuran sedang di tengahnya.

"Dan ini ruang keluarga kita. Sengaja aku arahkan langsung supaya menghadap kolam dan halaman agar terkesan nyaman." tambah Atlas lagi.

Lili terkagum dengan ruangan itu. Sepertinya Lili akan menghabiskam banyak waktunya disana. Lantainya dibuat lebih rendah daripada yang lain, membuat ruangannya lebih terkesan luas di mata Lili. Didepannya ada televisi berukuran besar dengan beberapa perlengkapan audio yang mendukung.

Lili juga melihat ada sebuah game control dan sekotak nintendo switch. Serta beberapa mic yang sepertinya bisa dipakai untuk karaoke. Didepan sofa ada meja berukuran sedang dengan beberapa majalah diatasnya dan juga sebuah vas bunga.

"You put a lot of flower vases in this house," gumam Lili hampir berbisik. Mendengarnya Atlas terkekeh dan mengaitkan lengannya pada pinggang istrinya.

"Because i know that you really like flowers." katanya sebagai jawaban yang membuat hati Lili menghangat. "Jadi kamu bisa meletakkan bebagai jenis bunga yang berbeda di setiap vasnya." tambah Atlas lagi yang menerbitkan senyuman Lili.

Dulu pun saat di apartemennya begitu. Lili selalu menaruh vas di berbagai titik. Dari mulai diatas kitchen bar, di meja tv nya bahkan di atas rak sepatu dekat pintu masuk aprtemennya. Dan sepertinya, Atlas menyadari itu. Pantas saja Atlas selalu mengiriminya bunga disetiap waktu. Kepekaan pria itu memang tidak ada duanya.

"And this is our lovely bedroom." ujar Atlas saat keduanya sampai di lantai kedua rumah mereka. Lili kembali terkagum dengan desain interior rumahnya itu. Ruang tidur mereka dibuat menjadi terlihat sangat luas dan nyaman dengan penerangan yang juga menenangkan.

The ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang