Sebuah helaan nafas panjang terdengar keluar dari Lili. Lengan wanita itu iya tumpu ke atas matanya. Sedang tangannya yang lain memegang ponselnya yang masih menampilkan ruang obrolan kosong dengan mantannya.
Hal ini terjadi berulang kali pada dirinya. Bohong kalau Lili bilang ia tidak merindukan Leo. Sejahat dan semengecewakan apapun pria itu, nyatanya fakta bahwa Leo adalah seorang pria yang ia cintai selama hampir 12 tahun adalah sesuatu yang tidak mudah untuk ia lupakan.
Lili mungkin saja menganggap enteng pembicaraannya dengan sahabatnya ketika mereka mengungkit mantannya itu. Tapi jauh di dalam lubuk hatinya, ia tidak bisa berbohong bahwa ia masih sering kali menyayangkan hubungannya dengan Leo yang kandas sekitar dua tahun lalu.
Mungkin butuh 12 tahun lainnya untuk Lili bisa menghapuskan perasaannya pada Leo. Lili berdecak, mengumpulkan kesadarannya agar ia tidak tergoda dengan fantasi dikepalanya.
Fantasi tentang "seandainya" hubungannya dengan Leo berjalan lancar dan mereka masih bersama. Ataupun kemungkinan lainnya yang sebenarnya sangat mustahil untuk terjadi saat ini.
Bahkan mereka sudah saling tidak bertemu dan berkomunikasi selama satu setengah tahun. Bukan karena Leo tidak mengiriminya pesan. Pria itu seringkali mengajaknya bertemu atau sekedar mengirim pesan basa basi ke ponselnya. Hanya saja, Lili rasa waktunya untuk Leo sudah habis.
Tidak ada satu hal pun yang bisa ia lakukan untuk merubah keadaan saat ini. Pun nantinya jika Lili kembali pada Leo, Lili tetap akan terbayang atas alasan mengapa keduanya mengakhiri hubungan mereka.
Cling!
Elle
I'm so sorry dear, just so you know. Gue bakal dateng ke nikahan Meta sama Ethan.Membaca pesan itu Lili seketika bangun dari acara rebahannya. Dasar Elle! Lili sudah tau pasti wanita itu akan tergoda dengan pria yang lagi gencar mendekatinya itu.
Ah andai Lili punya saudara atau teman laki - laki! Pasti ia akan ajak untuk menjadi plus one nya nanti. Pasalnya, kemungkinan untuk bertemu dengan Leo di pesta Meta itu lebih dari 50%! Lili gak mau kalau dia harus datang sendirian!
Setidaknya kalau ada Elle disampingnya, Lili gak merasa terlalu ngenes kan?
Huaaa Elle! Tega banget sih!
sentElle
Udahlah lo ajak aja tuh si Joe! Seengaknya biar lo ada plus one deh disana. Ini solusi dari gue sih. Terserah mau ikutin atau engga 🤷🏻♀️Lili menjauhkan ponselnya seraya merengek. Ih! Mana mau Lili ajak Joe! Joe itu kenal sama Leo walaupun mereka gak saling akur. Lagian, Joe itu punya pacar! Dan mereka gak sedeket itu buat jadi plus one. Joe itu cuma music festival buddy nya gak lebih.
- - -
Seumur hidupnya, Lili sangat jarang menggunakan baju berwarna merah. Bahkan mungkin, kesempatan ketika dirinya menggunakannya bisa terhitung dengan jari. Dan hari ini termasuk dalam hitungan itu.
Hari dimana Meta akan diperistri. Sayangnya, Meta yang menyuruhnya dan Elle menjadi braidsmaid memilih warna merah untuk digunakan oleh kedua sahabatnya itu. Lili bukannya tidak senang, hanya saja... dulu mantannya pernah bilang bahwa merah terlalu mencolok untuknya.
Karena itulah, seakan tersugesti Lili pun menjadi jarang sekali menggunakan baju berwarna merah semenjak mereka menjalin hubungan.
Leo tidak menyukai itu, pikirnya.
Tapi sekarang, siapa peduli? Toh mereka juga sudah lama tidak bersama kan?
Tadi Lili pergi menggunakan taksi. Sial seribu sial, mobil kesayangannya harus ia inapkan di bengkel karena ada kendala pada AC nya.
Saat ini, ballroom yang menjadi tempt acara dilangsungkan sudah penuh dengan banyak tamu undangan. Meta juga sudah menyurunya dan Elle untuk menikmati pesta karena sedari tadi mereka sibuk mengurusi si pengantin wanita.
Elle sudah pergi bersama Ethan entah kemana. Sedangkan Lili sedang berdiri sambil menikmati minumannya sebelum akhirnya seseorang menghampirinya.
"Hai? Benar kamu kan?"
Mata Lili teralih pada seseorang yang baru saja menyapanya. Ah! Pria supermarket itu rupanya!
"Supermarket?!" ceplos Lili tak menyangka.
Pria tampan itu terkekeh mendapati tingkah Lili yang lucu. "Atlas. Namaku Atlas. Bukan supermarket." katanya sambil menahan tawa dan mengulurkan tangan untuk mengenalkan diri.
Padahal Atlas ingat betul bahwa ia sudah memberitahu gadis didepannya siapa namanya saat di parkiran beberapa minggu lalu.
"Ah! Atlas! Oke, i'll remember it." ucap Lili seraya mengangguk dan membalas jabatan tangan itu. Dalam hati diriny merasa senang dan bersyukur karena akhirnya ia memiliki seseorang yang dapat diajak bicara.
"Kamu?" tanya Atlas dengan tangan yang belum melepaskan jabatan keduanya.
"Ya?" Lili bingung. Aku? kenapa?
"Nama kamu?" tutur Atlas sembari tertawa pelan.
"Oh!!! Aku Heavenly." jawab Lili pada akhirnya.
"Nama kamu bagus. Sepertinya kamu orang pertama bernama Heavenly selama aku hidup. " timpal Atlas. Lili tertawa, ia sering kali mendengar hal itu.
Bahkan sangat jarang dirinya bertemu seseorang dengan nama yang sama sepertinya.
"Kamu temannya Julio juga? Atau istrinya?" tanya Atlas lagi. Saat ini pria itu sudah duduk pada kursi disampingnya sembari memegang gelas berisi wine ditangan kanannya.
"Aku sahabat istrinya, Meta." Atlas mengangguk paham. Entah hanya Lili yang merasa atau memang Atlas menatapnya begitu dalam seakan tidak ada yang lebih penting dari dirinya?
Membersihkan tenggoroknya yang seketika terasa kering, Lili kembali menimpali, "Jadi kamu temannya Julio?" tanya nya.
Atlas menggeleng, "Bukan" jawabnya seraya menyesap wine. "Kamu temannya Meta?!" tanya Lili terkejut. Kenapa Meta tidak pernah bilang kalau punya kenalan setampaj ini?!
Atlas lagi lagi mecoba menahan tawanya. "Bukan juga, aku baru tau Meta hari ini."
"Terus kamu siapa? Kamu diundang orang tua mereka? atau kamu sepupunya? atau kamu waiterss disini?"
Mendengar itu Atlas tidak bisa lagi menahan tawanya. Dimatanya Lili benar - benar sosok yang lucu dan menghibur.
"Anggap saja aku teman kerja Julio. Kami satu kantor." jawab Atlas pada akhirnya. Lili mengangguk dan obrolan pun berlanjut dipimpin oleh Atlas. Sebelum akhirnya mata Lili menangkap sosok yang tidak ingin ia temui.
Disana, Leo sedang berjalan memasuki ballroom. Perawakannya masih sama, tidak ada yang berubah sedikitpun. Hanya saja sekarang dirinya berjalan bergandengan tangan bersama sosok wanita cantik yang Lili tidak akan pernah lupa siapa.
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
The Man
RomanceWARNING !! Cerita ini bakal bikin kamu salting brutal dan senyam senyum sendiri!!! - - - "Aku gak percaya kalau kamu cuma pernah pacaran saat kamu SMA." gumam Lili seraya menatap pria tampan didepannya, Atlas. "Kenapa gak percaya?" tanya Atlas. "Wel...