Cerita ini hanyalah fiktif belaka
Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata
.
.
.Gomgom menatap wanita yang sejak tadi fokus pada ipad di depannya.
Setelah menyelesaikan urusan di kampus, Joanna mengajak Gomgom untuk pergi ke sebuah cafe tempat dia sering mengerjakan tugas seorang diri saat dia masih disini.
"Ga bosen liatin aku?" Tanya Joanna sambil membalas tatapan Gomgom.
Lelaki itu menggeleng lalu mengelus pipi cubbynya. "Aku ga akan pernah bosen liatin kamu." Jawabnya senyum.
Drrrt
Getaran handphone milik Joanna membuat wanita itu segera mengambil benda pipi yang terletak di meja.
"Halo Bi, ada apa?"
"Lo berdua masih lama pulangnya?"
"Bentar lagi mungkin, kita lagi ngedate. Emang kenapa?"
"Heii... Lo berdua ngedate, sementara kita lo tinggalin tanpa makanan di apart."
"Oh iya yah, maap-maap lupa kalau gue belum belanja sama sekali. Yaudah, bentar lagi kita balik bawain makanan." Ujar Joanna terkekeh dengan kelakuannya sendiri.
"Yaudah, buruan. Anaknya majo laper nih." Ujar Fabiola dengan suara bocilnya.
"Sabar yah, majo otw segera, hihi." Balas Joanna sambil menahan tawa lalu segera mematikan sambungan panggilan itu.
"Siapa yang nelpon, sayang?"
"Bibi, katanya udah kelaperan. Aku lupa kalau belum beli bahan masakan sama sekali, mana dia harus jaga pola makan lagi."
"Hmm, yaudah kita balik sekarang?"
"Iya, kalau ga. Aku yang bakal dia makan hahaha."
###
Huwek
Suara Fabiola membuat Joanna yang baru saja masuk segera berlari ke arah sumber suara.
"Bi? Ga apa-apa?"
"Mual banget Dor." Jawab Fabiola lesuh, sudah hampir 30 menit dia di toilet karena mualnya ini.
Joanna segera menepuk pelan pundak Fabiola.
"Khal? Kok lo ga bantuin Bibi sih? Malah nangis disitu?" Tanya Joanna dengan tatapan tajam pada Khalifah yang duduk di depan pintu toilet.
Fabiola tersenyum sambil membersihkan wajahnya. "Dia daritadi udah bantuin gue Dor, tapi sambil nangis mewek, karena gue jadi emosi jadi gue nyuruh dia duduk di depan pintu aja."
Gomgom dan Joanna tak bisa menahan tawa mendengar penjelasan Fabiola. Benar saja, mata lelaki itu tak bisa bohong, bengkak dan merah.
"Lo berdua jangan ketawa! Gue ga bisa liat istri gue kayak tadi, mana gue ga bisa apa-apa lagi."
"Khal, sini gue ajarin." Panggil Joanna, membuat Khalifah segera berjalan ke arah dua wanita itu.
"Kalau Bibi mual lagi, pijit bagian ini." Ujar Fabiola lalu menunjukkan titik-titik yang dapat membuat mual Fabiola berkurang.
"Kalau udah agak berkurang, bisikin Jagoan biar dia bantu mamanya biar ga mual. Dia bisa denger kok." Lanjutnya.
Joanna segera bergeser agar Khalifah dapat mempraktekkan penjelasannya tadi.
"Gimana sayang? Masih mual?" Tanya Khalifah setelah melakukan semua ajaran Joanna.
"Udah ga sayang."
"Wah Jo, beneran manjur. Makasih yah. Nah Gom, ntar lo lakuin gitu juga kalau Joanna hamil. Lo udah catet kan langkah-langkahnya?" Ujar Khalifah membuat pasangan ini saling bertatapan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak Bisa Lari
RomanceSeorang abdi negara kebanyakan akan memilih pasangan yang berprofesi di bidang kesehatan, begitupun sebaliknya. Tapi berbeda dengan Ipda Theodore Gomgom Octofarrel De Fatima, lelaki 24 tahun yang sebentar lagi pangkatnya akan naik ini sejak dulu tid...