Cerita ini hanyalah fiktif belaka
Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata
.
.
."Gom! Lo geseran dikit dong! Gue ga bisa duduk nih!" Ucap Fabiola sambil mendorong Gomgom yang duduk di kursi yang sama dengannya, kursi yang terletak di sisi ranjang Joanna.
"Lo yang ngalah dong, harusnya gue yang duduk disini!" Balas Gomgom.
"Ga bisa! Gue yang duluan duduk disini! Sana lo, samping Efra masih kosong tuh."
"Lo mau misahin gue ama pacar gue?"
"Udah! Udah! Kalian berdua berdiri. Yang cocok duduk disini itu abangnya!" Khalifah menghentikan pertengkaran itu sambil menarik kedua orang pelaku, lalu segera duduk di kursi itu.
Fabiola yang akhirnya mengalah, memilih duduk di samping Karin. Sedangkan Gomgom memilih tetap berdiri di sisi ranjang.
"Lo mau berdiri disitu terus?" Tanya Khalifah.
"Hmm, ga mau gue jauh-jauh dari Joanna."
"Apa? Gue ga salah denger?" Tanya Khalifah sambil mendekatkan telinganya, menyindir Gomgom.
Gomgom yang paham maksud Khalifah, akhirnya memilih diam.
"Lo duduk disana dulu. Gue perlu bicara berdua sama Joanna." Ucap Khalifah menunjuk kursi kosong samping Efraim, yang akhirnya segera diikuti oleh Gomgom tanpa bantahan.
"Gimana?" Tanya Khalifah pada Joanna yang sejak tadi hanya menyaksikan pertengkaran yang terjadi.
"Apanya?"
"Ya keadaan lo sekarang. Ga mungkinkan gue nanya keadaan lo waktu itu, udah pasti sakit banget."
"Ya kali aja lo nanyain saham lo di kantor gue gimana."
"Gue lagi ga bercanda yah. Ini lo hampir ninggalin kita semua lo Jo." Ucap Khalifah dengan mata berkaca-kaca.
Joanna meraih tangan Khalifah perlahan, menenangkan kakak sepupunya itu.
"Maaf yah. Gue emang hampir nyerah waktu itu. Tapi gue ketemu papa, dia nyuruh gue jagain mama dulu, jangan ikutin dia." Bisik Joanna, sejujurnya hanya Khalifah yang diberi tahu soal ini.
Khalifah memeluk Joanna pelan.
"Lo jangan kayak gitu lagi yah! Kalau ada apa-apa lo harus cari gue! Gue bisa lakuin apa aja buat lo." Ucap Khalifah yang kembali tersedu.
"Ehem ehem. Selamat siang semua!" Suara seseorang yang berada di depan pintu yang terbuka itu, membuat fokus mereka semua teralih dari Khalifah kepada orang itu.
"Juna?" Ujar Teguh.
"Iya Guh, gue tadi ada urusan deket sini. Sekalian jengukin Joanna soalnya belum pernah jengukin, ternyata lagi banyak orang maaf semua." Jawab Juna sambil tersenyum.
"Boleh langsung ketemu Joanna ga Guh? Ga enak gue ganggu kalian." Lanjut Juna.
"Boleh boleh." Ujar Teguh lalu menghampiri Juna, mengantarnya ke tempat Joanna berbaring, ditemani Khalifah dengan muka bingung melihat keberadaan Juna.
"Hai Jo! Udah baik-baik aja kan?" Sapa Juna.
"Hmm, udah baikan kok Jun. Makasih ya udah jengukin."
"Hai! Gue Juna, temen kampus Joanna di AS. Lo Gomgom kan? Calon suami Joanna." Ucap Juna memperkenalkan dirinya pada Khalifah.
Ucapan Juna barusan membuat Joanna menutup matanya malu, karena kebodohannya saat Juna menyatakan perasaannya waktu mereka di AS dengan memberi alasan dia sudah punya calon suami, dan itu Gomgom.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak Bisa Lari
RomanceSeorang abdi negara kebanyakan akan memilih pasangan yang berprofesi di bidang kesehatan, begitupun sebaliknya. Tapi berbeda dengan Ipda Theodore Gomgom Octofarrel De Fatima, lelaki 24 tahun yang sebentar lagi pangkatnya akan naik ini sejak dulu tid...